Liputan6.com, Jakarta Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah perusahaan baik barang maupun jasa ketika sedang melakukan pengadaan produk. Biaya produksi adalah dapat dipahami pula sebagai akumulasi atau penghitungan biaya ongkos produksi.
Dalam menjalankan sebuah usaha, tentu kadang kita mengenal istilah biaya produksi. Hal ini merupakan salah satu komponen yang penting, dengan menghitung biaya produksi dengan cermat, kita dapat meminimalisir kerugian atau pengeluaran yang tidak perlu selama produksi.
Advertisement
Baca Juga
Kerap kali, menghemat biaya produksi adalah salah satu cara seorang produsen untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir kerugian. Tentunya ketika dalam sebuah usaha yang baik kita dapat mengeluarkan biaya produksi dengan efisien namun dengan pendapatan yang maksimal.
Hal tersebut hanya dapat dilakukan jika biaya produksi adalah dihitung atau dicermati dengan baik. Biaya produksi juga merupakan salah satu faktor atau komponen penting yang dibutuhkan ketika kita sedang menentukan harga sebuah barang atau jasa.
Dalam ekonomi, ada beragam jenis biaya produksi yang diketahui. Berikut ini merupakan ulasan lengkap yang membahas mengenai biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan ketika melakukan pengadaan barang yang dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com Selasa (10/11/2020).
Pengertian biaya produksi adalah
Produksi merupakan kegiatan untuk melakukan pengadaan suatu barang atau jasa guna dijual kembali dan menghasilkan laba. Kegiatan ini tentunya membutuhkan biaya, hal inilah yang biasa disebut dengan biaya produksi suatu perusahaan.
Pada dasarnya, biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan atau dilakukan ketika sedang dalam proses produksi. Biaya tersebut dapat meliputi bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan lain sebagainya. Biaya produksi adalah salah satu faktor penting yang menjadi penentu harga sebuah barang atau jasa.
Advertisement
Jenis-jenis biaya produksi
1. Bahan Baku Langsung atau Direct Material
Bahan baku langsung merupakan bahan yang memiliki bentuk fisik serta diidentifikasi sebagai bahan awal atau mentah dalam sebuah proses produksi. Bahan baku ini nantinya akan diolah agar menjadi sebuah produk yang memiliki nilai tukar dan nilai guna.
2. Tenaga Kerja Langsung atau Direct Labour
Selain bahan baku, gaji tenaga kerja yang mengolah bahan baku tersebut juga termasuk dalam biaya produksi. Tanpa diolah oleh tenaga kerja bahan baku tidak akan menjadi barang yang layak untuk dijual di pasar.
3. Overhead Pabrik atau Factory Overhead
Dalam sebuah biaya produksi biasanya ada pengeluaran yang tidak terlihat secara langsung. Pengeluaran ini akan nampak pada pelaporan keuangan. Overhead pabrik merupakan semua biaya produksi di luar bahan baku dan tenaga kerja langsung.
Dalam pencatatan biaya overhead pabrik, terdapat banyak faktor yang memengaruhi namun tetap tercatat dalam pelaporan keuangan. Berikut ini merupakan contoh-contoh overhead pabrik:
1. Biaya pemeliharaan mesin serta reparasi
2. Tenaga kerja tidak langsung
3. Adanya biaya bahan baku tak langsung
4. Amortisasi dan depresiasi
5. Asuransi pabrik
6. Biaya air dan listrik pabrik
7. Operasi, dll.
Hal-hal di atas akan berpengaruh ketika Anda sedang menghitung biaya produksi bisnis Anda. Biaya tersebut memang melibatkan segala aspek dan faktor kebutuhan yang harus ada selama proses pengadaan suatu barang maupun jasa. Selain itu, biaya overhead pabrik ini kadang kala berada di luar ekspektasi.
Contoh Biaya Produksi
Sebelum menjalankan sebuah proses produksi, maka Anda harus mengetahui terlebih dahulu apa saja yang termasuk ke dalam biaya produksi. Hal ini lantaran biaya tersebut nantinya akan berpengaruh pada laporan keuangan dan menjadi bagian dari faktor yang memengaruhi harga barang.
Berikut ini merupakan contoh jenis biaya produksi yang biasa digunakan sebagai acuan dalam menghitung pengeluaran produksi:
1. Fixed Cost atau Biaya Tetap
Biaya tetap atau yang biasa disebut dengan Fixed Cost merupakan biaya yang memiliki jumlah tetap dan tidak tergantung pada produksi yang didapatkan pada periode jangka waktu tertentu. Misalkan saja seperti, sewa gedung, biaya administrasi, pajak perusahaan, dan lain sebagainya.
2. Variable Cost atau Biaya Variabel
Biaya variabel atau Variable Cost merupakan besaran biaya yang seringkali berubah dan menyesuaikan dengan hasil produksi. Sehingga semakin besar hasil produksi akan berbanding lurus hasilnya dengan biaya variabel yang akan muncul. Misalkan saja, biaya bahan baku, gaji tenaga kerja, dan lain sebagainya.
3. Total Cost atau Biaya Total
Biaya total atau Total Cost merupakan biaya yang harus dikeluarkan setelah seluruh proses produksi jadi. Sehingga biaya total ini akan meliputi bahan baku, tenaga kerja, overhead factory, variable cost, dan fixes cost.
4. Average Cost atau Biaya Rata-rata
Biaya rata-rata atau Average Cost merupakan biaya yang muncul dari hasil perhitungan biaya produksi per unit yang dihasilkan oleh perusahaan. Average cost ini biasanya dihitung melalui pembagian biaya total dengan biaya produksi yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
5. Marginal Cost
Marginal Cost atau biaya marginal merupakan biaya tambahan yang dibutuhkan guna menghasilkan unit barang yang sudah jadi. Marginal cost ini akan muncul ketika terjadi perluasan produksi ketika hendak menambah jumlah barang yang akan dihasilkan.
Advertisement