Liputan6.com, Jakarta Niat puasa Syawal 6 hari perlu dikenali oleh umat muslim. Pasalnya, puasa 6 hari di bulan Syawal ini memiliki keutamaan yang sangat besar. Akan sangat merugi seorang umat Islam jika tidak melaksanakannya setelah bulan Ramadan.
Puasa Sunah satu ini akan memberikan kamu pahala yang begitu besar. Hal ini sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW, berbunyi:
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadan, kemudian ia ikuti dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka ia akan mendapat pahala seperti puasa setahun penih.” (HR Muslim).
Advertisement
Baca Juga
Niat puasa Syawal bisa kamu ucapkan di malam hari ataupun di siang hari. Melafalkan niat di siang hari tentunya hanya boleh dilakukan pada puasa sunah saja. Itu pun hanya berlaku jika kamu belum makan dan minum atau melakukan hal yang membatalkan puasa sejak subuh atau imsak.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (24/5/2021) tentang niat puasa Syawal.
Niat Puasa Syawal
Untuk memantapkan hati, dianjurkan bagi kamu yang ingin menjalankan puasa Syawal dengan melafalkan niat puasa Syawal.
Berikut ini lafal niat puasa Syawal 6 hari:
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Bagi kamu yang mendadak di pagi harinya ingin mengamalkan puasa Syawal ini, tentunya juga diperbolehkan untuk melafalkan niat puasa Syawal sejak kamu berkehendak puasa sunah. Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.
Untuk puasa sunah, niat puasa Syawal boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh. Oleh karena itu, dianjurkan juga untuk melafalkan niat puasa Syawal di siang hari. Berikut lafalnya:
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”
Advertisement
Tata Cara Puasa Syawal
1. Puasa Syawal dilakukan 6 hari di bulan Syawal
Keutamaan puasa syawal akan didapatkan dengan melaksanakan puasa selama 6 hari di bulan Syawal. Puasa 6 hari di bulan Syawal ini sebaiknya dilakukan secara berurutan, namun boleh juga tidak.
Selain itu, puasa Syawal juga disarankan untuk dilaksanakan sehari setelah hari raya Idulfitri atau disegerakan. Namun boleh juga tidak disegerakan asal masih di bulan Syawal untuk meraih keutamaan puasa syawal.
2. Lebih utama dilaksanakan sehari setelah Idulfitri, namun tidak mengapa jika diakhirkan asalkan masih di bulan Syawal
Puasa 6 hari di bulan Syawal tidak berlaku lagi bila dilakukan di bulan lainnya. Selain itu, waktu puasa Syawal ini lebih utama bila dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Idulfitri. Namun tidak apa-apa bila dilaksanakan di hari lain asalkan masih di bulan Syawal.
Menyegerakan waktu puasa Syawal di hari kedua bulan Syawal menunjukkan i’tikad baik dalam bersegera untuk melakukan kebaikan dan meraih keutamaan puasa syawal.
3. Lebih utama dilakukan secara berurutan namun tidak mengapa jika dilakukan tidak berurutan
Waktu puasa Syawal juga lebih utama bila dilaksanakan secara berurutan dalam 6 hari. Namun tidak apa-apa bila dilaksanakan tidak secara berurutan asalkan masih di bulan Syawal.
Melaksanakan waktu puasa Syawal secara berurutan dalam 6 hari, menunjukkan bahwa seorang umat islam berlomba-lomba dalam melaksanakan perintah Allah SWT. Hal ini bisa menjadi jaminan seseorang mendapat keutamaan puasa syawal.
4. Menunaikan puasa ganti terlebih dahulu agar mendapatkan keutamaan puasa Syawal
Bila seorang umat Islam memiliki puasa Ramadan yang harus diganti karena berbagai hal yang dibolehkan pada bulan Ramadan, maka ia wajib mengganti puasa tersebut terlebih dahulu.
Hal ini agar waktu puasa Syawal dilaksanakan, maka keutamaan puasa syawal akan ikut didapatkan karena telah menyempurnakan puasa ramadan. Mengganti puasa ramadan lebih utama hukumnya dari puasa 6 hari di bulan Syawal, karena puasa Ramadan adalah puasa wajib.
Bila seorang muslim tidak menyelesaikan atau mengganti puasa ramadannya yang batal terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa Syawal. Maka keutamaan puasa Syawal tidak bisa didapatkan. Tetap saja, segala ketentuan hanya milik Allah SWT semata.
Keutamaan Puasa Syawal
Mendapatkan Pahala Seperti Puasa Setahun Penuh
Keutamaan puasa syawal adalah mendapatkan pahala yang berlipat ganda, yaitu seperti menjalankan puasa selama setahun. Puasa Syawal hanya dikerjakan selama enam hari, akan tetapi Allah SWT akan memberi ganjaran atau pahala seperti seseorang yang puasa selama 12 bulan.
Keutamaan puasa syawal ini dijelaskan dalam hadis riwayat muslim berikut ini:
"Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama enam hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim)
Menyempurnakan Ibadah
Keutamaan puasa syawal adalah dapat menyempurnakan ibadah. Seperti ibadah salat sunah, di mana tindakan tersebut bisa menutup kekurangan dan menyempurnakan ibadah wajib.
Khususnya keutamaan puasa syawal ini dapat melengkapi kekurangan yang ada selama puasa di bulan Ramadan. Ibnu Rajab menjelaskan keutamaan puasa Syawal sebagai berikut:
"Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan." (Latho-if Al Ma’arif, hal. 394.)
Mendekatkan Diri kepada Allah
Keutamaan puasa syawal adalah dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Setiap muslim yang mengerjakan puasa Syawal selama enam hari, maka mendapat tempat mulia di sisi Allah.
Selain itu, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dibandingkan dengan minyak kasturi. Keutamaan puasa syawal ini ditegaskan dalam salah satu hadis Qudsi berikut:
"Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu)." Kemudian, Rasulullah melanjutkan, "Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi." (HR. Muslim).
Advertisement