Liputan6.com, Jakarta Kepanjangan IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Secara umum, IHSG adalah salah satu ukuran statistik yang mencerminkan keseluruhan pergerakan harga atas sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu serta dievaluasi secara berkala.
Baca Juga
Advertisement
IHSG adalah salah satu faktor utama dalam pengambilan keputusan bagi para investor saham dan reksadana saat harus menjual atau membelu instrumen efek di pasar modal. IHSG ini biasanya digunakan untuk melihat kenaikan atau penurunan pasar investasi secara global, termasuk pasar saham di Indonesia.
Dengan begitu, IHSG dapat menjadi informasi penting sebelum investor masuk ke dalam perdagangan pasar modal, sebab menjadi tolak ukur apakah pasar modal yang dituju dalam kondisi sehat atau tidak. Perhitungan IHSG ini dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan setiap harinya.
Berikut penjelasan lengkap mengenai pengertian IHSG beserta manfaat dan cara menghitungnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (5/10/2021).
Pengertian IHSG
Kepanjangan IHSG adalah singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan, yaitu grafik saham yang menunjukkan pergerakan rata-rata seluruh saham di dalam bursa efek. Dengan adanya grafik IHSG, masyarakat dan pelaku pasar modal dapat melihat ringkasan kondisi pasar modal BEI secara real-time tanpa harus menganalisa instrumen saham satu per satu. Sementara itu menurut BEI, pengertian IHSG adalah indeks saham untuk mengukur kinerja semua saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan BEI. Nama lain dari IHSG adalah Indonesia Composite Index atau ICI. Adapun IHSG sendiri diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEI yang saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Dalam klasifikasi indeks-indeks yang ada di BEI, IHSG tergolong sebagai indeks headline pada sub klasifikasi komposit (composite). IHSG satu-satunya indeks yang masuk pada sub klasifikasi itu. Indeks headline sendiri adalah indeks yang dijadikan acuan utama untuk menggambarkan kinerja pasar modal. Selain sub klasifikasi komposit, dalam klasifikasi headline terdapat pula sub klasifikasi lainnya yakni papan (board), liquidity, dan liquidity co-branding.
Advertisement
Manfaat IHSG
Berikut ini ada beberapa manfaat IHSG yang perlu Anda ketahui, diantaranya :
1. Mengukur sentimen pasar.
2. Dijadikan produk investasi pasif seperti Reksa Dana Indeks dan ETF Indeks serta produk turunan.
3. Benchmark bagi portofolio aktif.
4. Proksi dalam mengukur dan membuat model pengembalian investasi (return), risiko sistematis, dan kinerja yang disesuaikan dengan risiko.
5. IHSG adalah sebagai proksi untuk kelas aset pada alokasi aset.
Fungsi IHSG
Berikut ini ada beberapa fungsi IHSG, diantaranya :
1. Penanda Pergerakan Pasar
Fungsi dasar dari IHSG adalah sebagai suatu penanda pada pergerakan pasar. Artinya, IHSG adalah suatu indeks pergerakan saham yang sudah tercatat pada BEI. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa IHSG adalah cerminan dari seluruh kondisi saham di pasar modal
2. Tolak Ukur Kinerja Portofolio
Apabila Anda sudah mulai melakukan investasi saham ataupun investasi reksadana, maka Anda akan memiliki portofolio yang bisa selalu Anda pantau. Nah, portofolio adalah himpunan aset investasi yang sudah Anda miliki. Dengan adanya IHSG, maka Anda bisa menilai seberapa baik portofolio yang Anda miliki.
3. Mengukur Tingkat Keuntungan
Fungsi lain dari IHSG adalah untuk mengukur tingkat keuntungan rata-rata investasi Anda.
4. Acuan untuk Melakukan Investasi
Fungsi lain dari IHSG adalah salah satu acuan untuk melakukan investasi. Nilai dan pergerakan dari indeks harga saham gabungan akan menggambarkan dengan jelas bagaimana kondisi pasar. Dari sini, para investor akan bisa mengambil kesimpulan kapan mereka akan membeli atau bahkan menjual saham.
5. Melihat Perkembangan Ekonomi
Fungsi IHSG yang terakhir dan tidak kalah pentingnya adalah untuk bisa memperhatikan perkembangan ekonomi negara. Walaupun ada banyak sekali faktor yang bisa dilihat untuk mengukur perkembangan ekonomi negara, namun IHSG juga mempunyai peranan yang sangat besar dalam menunjukkan perkembangan ekonomi di Indonesia.
Advertisement
Jenis-jenis IHSG
Secara singkat, IHSG adalah indeks rata-rata dari semua emiten yang terdaftar. Selain itu, penggunaan IHSG ini juga bisa berdasarkan sektor tertentu atau juga faktor tertentu. Berikut adalah adalah beberapa jenis dari IHSG, diantaranya:
1. Indeks Harga Saham Sektoral
Ini merupakan IHSG yang menggunakan nilai dari emiten pada sektor tertentu. Misalkan, indeks harga saham sektor keuangan dan perbankan. Maka, nilai yang digunakan adalah semua nilai saham dari emiten yang bergerak di sektor keuangan dan perbankan. Saat ini, ada sembilan sektor yang tercatat pada BEI, yaitu pertambangan, pertanian, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, manufaktur, keuangan, dan perdagangan.
2. Indeks Syariah
Ini merupakan nilai saham gabungan yang emitennya merupakan saham-saham yang bergerak secara syariah. Dengan kata lain, semua emiten yang ada pada indeks ini adalah mereka yang sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, emiten-emiten ini juga tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam dan kegiatan usahanya.
3. IHSG BUMN
Indeks ini akan melihat bagaimana kinerja dari semua BUMN yang tercatat di BEI. Selain itu, indeks ini juga akan berisikan semua afiliasi dari BUMN tersebut.
Cara Menghitung IHSG
Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham.
Secara metodologi, perhitungan IHSG adalah sama dengan cara menghitung indeks bursa saham lainnya di seluruh dunia, yaitu menggunakan rata-rata berimbang berdasarkan jumlah saham di bursa atau Market Value Weighted Average Index.
Rumus Indeks Harga Saham Gabungan yaitu:
Indeks = (Nilai Pasar / Nilai Dasar) x 100
Keterangan:
- Nilai Dasar yaitu kumulatif jumlah saham pada hari dasar dikali dengan harga pada hari dasar.
- Nilai Pasar yaitu kumulatif jumlah saham yang tercatat dikali dengan harga pasar.
Berikut ini cara mencari nilai pasar:
Rumus Nilai Pasar : Nilai Pasar = p₁q₁ + p₂q₂ + … + piqi + pnqn
Keterangan:
- p = harga yang terjadi untuk emiten ke-i.
- q = jumlah saham yang digunakan untuk penghitungan indeks untuk emiten ke-i.
- n = jumlah emiten yang tercatat di bursa efek.
Advertisement
Cara Membaca IHSG
Membaca tren pergerakan IHSG adalah penting untuk menentukan keputusan-keputusan dalam berinvestasi saham. Dengan pergerakan itu, Anda bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membeli dan kapan waktu yang tepat untuk menjual saham. Beberapa cara yang paling mudah adalah dengan melihat tren apabila IHSG naik secara tajam dalam sehari. Ada baiknya hindari membeli saham saat momen tersebut. Namun, sebaliknya, jika tren IHSG menurun tajam, Anda sangat disarankan untuk melakukan pembeliaan saham, tapi dengan melakukan analisis fundamental terlebih dahulu.