Sukses

Cabut Gigi di Dokter Palsu, Pria Ini Alami Patah Tulang Rahang

Pria ini alami nasib nahas saat jadi korban dokter palsu.

Liputan6.com, Jakarta Penipuan hingga kini masih merajalela di tengah kehidupan masyarakat. Oknum-oknum tidak bertanggung jawab ini tak jarang sering merugikan orang lain. Maka dari itu perlu adanya kehati-hatian dan selalu waspada, termasuk saat berobat.

Dokter palsu menjadi salah satu musuh dalam selimut dunia medis. Tanpa kualifikasi dan tenaga profesional, mereka berani menjalankan pelayanan kesehatan hanya untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Jika terjadi kesalahan, yang harus menanggung rasa sakit tentu saja 'pasien' yang mendapatkan pengobatan tersebut.

Seperti yang baru-baru ini ramai di Facebook. Terjadi tragedi nahas yang dialami pasien, korban dari dokter gigi palsu. Pasien ini diketahui ingin mencabut giginya namun justru mengalami patah rahang.

Kejadian ini dibagikan oleh praktisi gigi, Dr. Mohd Khairul Izwan. Dokter Izwan membagikan kisahnya usai mendapat rujukan dari bagian gawat darurat rumah sakit. Pasien mengalami pembengkakan dan nyeri pada bagian kiri wajah selama seminggu. 

2 dari 3 halaman

Korban Dokter Gigi Palsu

Dilansir dari Siakapkeli oleh Liputan6.com, Jumat (22/1/2021) Dr. Mohd Khairul Izwan menjelaskan jika pria asal Malaysia tersebut mengalami pembengkakan dan nyeri pada bagian kiri wajah selama seminggu. Pembengkakan semakin parah hingga pasien kesulitan membuka mulut.

Saat pemeriksaan selesai, sisi kiri wajah pasien tampak bengkak seukuran bola tenis dan agak kemerahan. Pada mulut pasien, terlihat seperti bekas pencabutan gigi molar pada rahang kiri bawah retak. Dengan gusi yang agak membengkak, terlihat bagian tulang rahang serta nanah di sekitarnya.

Menurut pasien, dia telah menjalani perawatan pencabutan gigi sekitar 3 minggu sebelumnya di sebuah "klinik swasta" di kota yang tak disebutkan namanya. Tapi yang aneh, setahu dokter Izwan, tidak ada klinik swasta yang terdaftar di kota itu.

3 dari 3 halaman

Tulang Rahang Patah

Menurut pasien, dia mencabut gigi geraham kiri bawahnya seharga 60 ringgit atau sekitar Rp 200 ribu. Setelah mencabut gigi tersebut, ia mengalami nyeri di tempat bekas pencabutan gigi selama beberapa hari.

Kemudian ia kembali ke “klinik gigi” itu lagi dan hanya diberi obat penghilang rasa sakit. Ia hanya disuruh berkumur dengan air garam di rumah. Lantaran tidak dapat menahan rasa sakit, pasien ini kemudian pergi ke bagian gawat darurat rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.

Begitu dirawat oleh dokter Izwan, pasien diminta untuk rontgen. Setelah dilakukan rontgen yang terlihat ternyata bukan akar gigi yang tertinggal, justru tulang rahangnya sudah mengalami proses pembusukan dan patah menjadi 2 bagian.

Dokter Izwan merasa turut sedih lantaran si pasien sudah membayar mahal pencabutan gigi. Padahal jika di klinik pemerintah, cabut gigi hanya dikenakan biaya 1 ringgit atau tak sampai Rp 5 ribu. Kini pasien itu harus merogoh kocek lebih dalam untuk menjalani perawatan di rumah sakit.