Sukses

Kenali Perbedaan Mentega dan Margarin, Bahan Dasar Bikin Kue Lebaran

Mentega dan margarin kerap kali digunakan untuk membuat beragam roti maupun kue. Bentuk mentega dan margarin sekilas sama tapi sebenarnya kedua produk ini punya perbedaan yang cukup signifikan.

Liputan6.com, Jakarta Margarin dan Mentega merupakan bahan dasar untuk membuat kue kering maupun basah. Bentuk mentega dan margarin sekilas sama, namun sebenarnya kedua bahan kue ini mempunyai perbedaam yang cukup signifikan.

Bagi mereka yang baru belajar turun ke dapur, akan mengira kedua bahan itu sama. Bahkan, masih banyak orang yang suka tertukar atau justru keliru, sebab salah pengertian soal mentega dan margarin. Jika salah menggunakan, sudah pasti dari segi rasa dan tekstur makanan akan berubah.

Sebenarnya perbedaan utama margarin dan mentega adalah bahan pembuatan produk tersebut yang berdampak pada lemak jenis apa yang terkandung pada keduanya. Agar lebih jelas mengenai perbedaan mentega dan margarin, berikut ini penjelasannya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (1/5/2021).

2 dari 5 halaman

Mentega

Mentega adalah produk berbahan dasar susu yang diproses dengan mengocok susu atau krim. Proses pengocokan ini akan memisahkan lemak susu atau bagian padat dari susu atau krim tersebut dengan buttermilk atau bagian cairnya.

Mentega yang biasanya kita beli terbuat dari susu sapi. Namun ada jenis mentega lainnya yang dibuat dari susu domba, kambing, atau kerbau. Biasanya mentega berwarna kuning pucat, tapi ada juga yang berwarna kuning tua, semua itu tergantung pada makanan yang dikonsumsi binatang yang susunya diolah menjadi mentega. Maka dari itu, karena hanya terbuat dari satu jenis bahan, mentega bisa dibuat sendiri di rumah.

Anda mungkin pernah menemukan bungkus mentega yang bertuliskan “mentega krim manis”. Ini mengindikasikan bahwa krim yang digunakan untuk membuat mentega tersebut sudah dipasteurisasi atau dipanaskan lebih dahulu untuk membunuh patogen dan mencegah pembusukan.

Selain mentega yang dibuat dari susu atau krim yang sudah dipasteurisasi, ada pula mentega mentah yang dibuat dari susu mentah. Mengocok mentega bertujuan untuk menambahkan udara ke dalam mentega, membuatnya punya konsistensi yang lebih ringan dan tidak terlalu padat. Maka untuk satu porsi yang sama antara mentega yang sudah dikocok jika dibandingkan dengan mentega biasa, mentega yang sudah dikocok akan memiliki lebih sedikit kandungan kalori dan lemak. Salah satu faktor yang membedakan berbagai merek mentega adalah kandungan lemaknya, yang akan berdampak pada rasa serta tekstur dari mentega itu sendiri. Pasalnya mentega pada dasarnya adalah lemak hewani, maka mentega mengandung kolesterol dan lemak jenuh yang lebih tinggi daripada margarin.

3 dari 5 halaman

Margarin

Margarin adalah produk non-dairy yang dibuat sebagai pengganti mentega. Walaupun pada dasarnya dibuat dari lemak hewan pada tahun 1800-an, kini bahan-bahan utama margarin termasuk minyak sayur, air, garam, emulsifier, dan beberapa margarin yang mengandung susu.

Tidak semua margarin dibuat dengan bahan yang serupa. Ada berbagai perbedaan antara merek yang beredar di pasaran, maka dari itu penting untuk membaca label pada kemasan margarin. Tidak seperti mentega, margarin tidak bisa Anda buat sendiri di rumah. Seperti halnya mentega, margarin biasa juga harus memiliki kandungan lemak minimal 80 persen. Margarin yang punya persentase lemak lebih sedikit dari itu dianggap “olesan” saja. Margarin dan “olesan” yang bisa Anda temukan di pasaran biasanya mengandung kisaran 10 sampai 90 persen lemak.

Berdasarkan pada kandungan lemaknya, kandungan minyak sayur dan airnya akan berbeda-beda. Margarin yang punya kandungan lemak lebih sedikit akan memiliki persentase air yang lebih tinggi. Pasalnya, komponen utama margarin terbuat dari minyak sayur, maka margarin tak punya kolesterol dan lemak jenuh seperti yang bisa Anda temukan pada mentega.

Margarin juga punya persentase lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal yang lebih tinggi daripada mentega. Namun, margarin juga mengandung lemak trans, walaupun beberapa merek telah mengurangi atau bahkan menghilangkan lemak trans ini dari bahan-bahan yang mereka gunakan. Sebagai gantinya, mereka menggunakan minyak sawit dan biji palem.

4 dari 5 halaman

Perbedaan Mentega dan Margarin secara Umum

Komposisi yang berbeda antara mentega dan margarin juga berdampak pada tekstur dan bentuk kedua produk tersebut. Tekstur mentega akan lebih padat bila berada di suhu ruang daripada margarin. Tingkat lemak jenuh yang terkandung pada mentega akan membuat ikatan yang padat dan membuat mentega tetap kaku sampai mentega terkena panas. Walaupun banyak pemanggang kue dan koki memilih mentega karena rasanya yang tak tergantikan, margarin juga punya tempat tersendiri di hati para chef. Margarin punya kandungan air yang tinggi, produk-produk yang dibuat menggunakan margarin akan punya tekstur yang lebih lembut. Margarin dan mentega kadang bisa digantikan satu sama lain, tapi Anda harus hati-hati ketika melakukannya.

 

5 dari 5 halaman

Penggunaan Mentega dan Margarin

Penggunaan mentega tawar akan memberikan rasa yang lebih kaya pada kue basah, kue kering, dan pastry. Kandungan lemak yang lebih tinggi pada mentega juga akan memberikan tekstur pada roti maupun kue yang dipanggang. Margarin yang mengandung air lebih banyak dan lemak lebih sedikit bisa membuat adonan kue kering menyebar ketika dipanggang dan membuatnya jadi gosong.

Sedangkan margarin biasanya akan lebih lembut ketika berada di suhu relatif dingin. Sebab konsistensinya yang lebih lembut, margarin bisa membuat kue tidak terlalu lembut dan kue kering akan kurang renyah.

Penggunaan mentega pada kue yang Anda buat akan memberikan beberapa perbedaan, salah satunya adalah dari rasa. Penggunaan mentega akan membuat kue punya rasa lebih enak dan terasa lembut. Lalu ada juga perbedaan dalam sisi tekstur, apabila menggunakan mentega sebagai bahan pembuatan kue maka akan meleleh dalam mulut dan akan terasa lebih lembut dalam mulut.

Itu tadi perbedaan antara margarin dan mentega yang perlu Anda perhatikan, agar tidak salah maupun keliru saat memasukkan produk tersebut ke dalam pembuatan kue kering, kue basah, dan pastry.