Liputan6.com, Jakarta Bulu kucing ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Walaupun menjadi hewan peliharaan favorit bagi banyak orang, ternyata bahaya bulu kucing perlu diwaspadai agar bisa meminimalisir risiko kesehatan yang terjadi.
Walaupun bukanlah penyebab utama dari penyakit yang menular, bulu kucing biasanya biasa diempeli oleh bakteri dan parasit penyebab penyakit. Hal ini bisa terjadi saat kucing bermain di lingkungan yang kotor.
Advertisement
Baca Juga
Dampak buruk bulu kucing bagi kesehatan bisa menimbulkan penyakit. Walaupun penampilan bulu kucing indah, kamu patut waspada dan selalu menjaga kebersihan saat berinteraksi dengan kucing. Ibu hamil dan orang yang menderita penyakit autoimun bahkan lebih berisiko terhadap efek bulu kucing.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (23/9/2019) tentang dampak buruk bulu kucing bagi kesehatan.
Kurap
Dampak buruk bulu kucing bagi kesehatan yang pertama adalah bisa menimbulkan kurap. Kurap merupakan suatu jenis infeksi jamur pada kulit yang salah satunya dapat ditularkan oleh kucing. Penularannya bisa terjadi saat seseorang membelai kucing. Jadi, sangat penting untuk menjaga kebersihan saat berinteraksi dengan kucing.
Advertisement
Reaksi Alergi
Dampak buruk bulu kucing selanjutnya tentu sudah banyak diketahui, yaitu menyebabkan reaksi alergi. Sebenarnya bukan bulu kucing yang secara langsung memicu reaksi alergi, melainkan serpihan kulit, air ludah, dan urin hewan tersebut. Namun, ketika kucing menjilat dirinya, bulunya pun akan ikut terkena air ludah tersebut.
Beberapa reaksi alergi seperti mata gatal, bersin, pilek, dan peradangan pada sinus dapat terjadi. Reaksi alergi ini merupakan rinitis alergi yang tampak seperti gejala flu. Selain itu, bulu kucing dapat memicu serangan asma akibat reaksi alergi.
Penyakit Cakar Kucing
Penyakit cakar kucing juga merupakan salah satu dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh bulu kucing. Saat kamu mengelus bulu kucing kemudian menyeka bagian mata kamu menggunakan tangan yang sudah terkontaminasi bakteri, hal ini bisa terjadi.
Biasanya, pada lokasi cakaran atau gigitan, muncul benjolan kecil dalam jangka waktu 10 hari. Benjolan tersebut diikuti dengan gejala-gejala mual, muntah, demam, menggigil, lelah, peradangan, dan rasa nyeri pada bagian kelenjar getah bening.
Bagi orang yang mengalami gangguan daya tahan tubuh, misalnya HIV/AIDSÂ atau sedang dalam pengobatan kemoterapi akibat kanker, bakteri ini dapat mengakibatkan kondisi yang lebih serius. Sedangkan bagi orang yang memiliki daya tahan tubuh yang baik, penyakit cakar kucing ini tidak akan memberi akibat serius.
Advertisement
Toksoplasmosis
Toksoplasmosis merupakan suatu penyakit yang dapat ditularkan kucing disebabkan parasit yang disebut Toxoplasma gondii yang terdapat pada feses (kotoran) kucing yang sudah terinfeksi. Sekitar 2-3 minggu setelah terinfeksi, kucing akan mengeluarkan parasit pada kotorannya. Saat kucing menjilati bulunya, kemungkinan parasit akan tertinggal pada bulu kucing yang kemudian dapat berpindah pada manusia ketika membelainya.
Cara Mengatasi Dampak Buruk Bulu Kucing
Dalam mengatasi dampak buruk bulu kucing ini, yang paling penting adalah menjaga kebersihan. Tidak hanya menjaga kebersihan diri kamu saja, namun juga menjaga kebersihan kucing atau hewan peliharaan. Selalu cuci tangan dengan sabun antibakteri setelah menyentuh kucing kesayangan, terutama sebelum menyiapkan makanan.
Selain itu, lakukan pemeriksaan kondisi kesehatan kucing secara rutin. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui infeksi ataupun penyakit yang diderita kucing. Jika kamu memiliki alergi bulu kucing disarankan untuk tidak memelihara kucing di rumah agar tidak menyebabkan alergimu kambuh setiap saat.
Jagalah selalu kebersihan kuku kucing hingga bulu kucing agar tidak menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan kamu sebagai pemeliharanya. Jangan lupa juga untuk selalu berkonsultasi kepada dokter tentang kesehatanmu dan tentunya tentang kesehatan kucing juga.
Advertisement