Liputan6.com, Jakarta Ghosting adalah istilah baru yang saat ini banyak dicari di mesin pencarian Indonesia. Jangan asal menggunakan dan melabelkan pada seseorang sebelum paham. Istilah ghosting dekat dengan anak muda, dunia maya, hubungan asmara, dan pertemanan.
Baca Juga
Advertisement
Arti ghosting adalah menghilang tiba-tiba tanpa kontak. Entah itu kontak melalui telepon, email, media sosial, dan secara langsung. Meski bisa terjadi dalam hubungan asmara dan pertemanan, tetapi jenis pertemanannya adalah platonic.
Seseorang yang melakukan ghosting adalah biasanya dihantui dengan rasa takut. Ujung-ujungnya dilabeli sebagai pengecut. Memang bukan tindakan kriminal dan kasat mata merugikan, tetapi ghosting bisa memicu dendam, amarah, dan penyesalan lebih besar.
Maka dari itu sebelum melakukan dan menerima ghosting, pahami pemaknaannya terlebih dahulu. Selain memperhitungkan risiko dan dampak buruknya, pahami alasannya. Alasan seseorang memilih melakukan ghosting dan kode apa saja yang selama ini sudah diberikan, hingga di-ghosting.
Berikut Liputan6.com ulas ghosting adalah menghilang tiba-tiba tanpa kontak dari berbagai sumber, Jumat (11/12/2020).
Mengenal Istilah Ghosting
Istilah ghosting memang sedang menjadi buah bibir di dunia maya dan nyata. Kerap dikaitkan dengan hubungan asmara dan pertemanan. Dalam hubungan asmara dekat dengan harapan palsu, sementara untuk pertemanan dekat dengan hubungan platonic.
Jika diartikan dari asal bahasanya, ghosting dari bahasa Inggris adalah bayangan. Ghosting bisa berarti hantu yang dapat menghilang secara tiba-tiba. Arti ghosting dari bahasa tidak ada yang salah, hanya kurang tepat.
Ghosting adalah menghilang tiba-tiba tanpa kontak sama sekali. Istilah ghosting merujuk pada sebuah perilaku dengan alasan tertentu. Alasan seseorang melakukan ghosting biasanya hanya diketahui pelaku dan tidak diketahui yang di-ghosting.
Advertisement
Ghosting dalam Hubungan Asmara
Dalam hubungan asmara, ghosting adalah perilaku yang membuat seseorang seperti diberi harapan palsu. Meski begitu, jangan berpikir buruk dulu. Ghosting dalam hubungan asmara bisa menjadi pertanda baik dan buruk, loh.
Perlakuan ghosting biasanya dilakukan saat hubungan asmara baru seumur jagung. Seseorang yang konon mencinta dan ingin bersama, menghilang tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Menghilang tanpa melakukan kontak lagi dan seolah tidak saling mengenali ketika bertemu tidak sengaja.
Alasan jelas seseorang melakukan ghosting sebenarnya ada banyak dan mudah ditebak. Dalam hubungan asmara, di-ghosting adalah cara tepat menyadarkan diri bahwa berharap dengan sesuatu yang belum pasti sangatlah bodoh.
Seseorang melakukan ghosting pada calon pasangannya karena beberapa hal. Bisa karena perasaan sesaat dan sebenarnya tidak benar-benar menyukai. Merasa tidak percaya diri dan masih belum siap dengan komitmen.
Selain itu, penyebab ghosting juga bisa karena seseorang masih bimbnag dan melihat seseorang yang lebih baik. Yang terakhir, penyebab ghosting karena sibuk dan tidak ingin mendapat kekangan dari seseorang.
Ghosting dalam Hubungan Pertemanan
Hubungan pertemanan yang berpotensi menerima ghosting adalah hubungan platonic. Hubungan platonic merupakan pertemanan yang dilakukan oleh pria dan wanita dengan ketertarikan asmara.
Ketika sedang menjalani hubungan platonic, menjaga perasaan adalah kunci utamanya. Hubungan seperti ini biasanya disamarkan dengan persahabatan, untuk saling mengasihi tanpa bermain hati.
Hubungan pertemanan yang platonic memang bisa bertahan lama daripada pacaran dengan cinta monyet. Sayangnya hubungan platonic yang salah satu pelakunya tidak tahan dengan perasaan cintanya, berpotensi melakukan dan menerima ghosting.
Bukan karena tidak menyukai, perlakukan ghosting bisa dilakukan oleh pihak yang tidak tahan dengan perasaannya. Takut merusak hubungan pertemanan dan memilih hilang tanpa alasan, karena ketika berdekatan jantung berdegup kencang.
Lalu bisa dilakukan oleh pihak yang konon tidak memiliki perasaan dalam hubungan platonic ini. Lagi-lagi bukan karena tidak menyukai, tetapi ingin menjaga. Menghilang tanpa alasan adalah cara yang tepat untuk tidak memicu konflik dalam pertemanan.
Advertisement
Dampak Buruk Ghosting
Jika disimak dari banyak alasan seseorang melakukan ghosting, memang tidak sepenuhnya salah. Meski demikian, perilaku ghosting akan membuat seseorang bermental pengecut. Tidak siap menghadapi masalah baru dan memilih lari untuk menghindari konflik.
Perilaku ghosting umumnya berdasar pada perasaan takut. Memang memaksa seseorang untuk tidak melakukan ghosting sangatlah sulit. Mengingat mental seseorang tidak bisa diubah dalam waktu sesingkay-singkatnya.
Dikutip dari situs Elle Amerika Serikat, dari sebuah survei ditemukan 26 persen wanita dan 33 persen pria pernah melakukan ghosting dan di-ghosting. Sementara 24 persen wanita dan 17 persen pria mengaku pelaku ghosting tetapi tidak pernah di-ghosting.
Menurut studi ilmiah yang sudah pernah dilakukan, ghosting adalah upaya terburuk untuk mengakhiri sebuah hubungan. Entah itu hubungan asmara atau hubungan pertemanan. Perilaku ghosting justru dapat memicu konflik yang lebih besar di kemudian hari.
Beberapa pelaku ghosting dari studi yang pernah dilakukan juga mengaku merasa bersalah di kemudian hari. Merasa menjadi pengecut dan justru membuat rasa sakit seseorang yang di-ghosting sulit hilang. Bisa menyebabkan trauma dan takut menjalani hubungan baru.