Liputan6.com, Jakarta Gangguan belajar merupakan masalah anak yang tak boleh diabaikan begitu saja. Banyak anak dengan gangguan belajar mengalami kesulitan dalam memahami apa yang mereka pelajari. Gangguan belajar bisa memengaruhi semangat anak untuk belajar dan berkembang.
Gangguan belajar adalah masalah pemrosesan informasi yang mencegah seseorang dari mempelajari keterampilan dan menggunakannya secara efektif. Banyak orang tua tidak mengetahui apa saja gangguan belajar yang bisa dialami anak. Gangguan belajar yang terus menurunkan semangat dan prestasi anak perlu dikosultasikan pada dokter dan ahlinya.
Advertisement
Baca Juga
Gangguan belajar yang umum memengaruhi kemampuan anak dalam membaca, menulis, matematika, atau keterampilan nonverbal. Dengan dukungan dan terapi yang tepat, anak dengan gangguan belajar dapat mencapai keberhasilan di sekolah, di tempat kerja, dalam hubungan, dan di masyarakat.
Berikut jenis gangguan belajar pada anak yang umum ditemui, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(19/2/2020).
Diskalkulia
Ketidakmampuan belajar tertentu yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami angka dan mempelajari fakta matematika. Diskalkulia dapat berkisar dari ketidakmampuan untuk memesan angka dengan benar dan meluas ke strategi terbatas untuk pemecahan masalah.
Individu dengan gangguan belajar jenis ini juga mungkin memiliki pemahaman simbol matematika yang buruk, mungkin kesulitan dalam menghafal dan mengatur angka, mengalami kesulitan dalam menentukan waktu, atau mengalami kesulitan dalam menghitung.
Advertisement
Disgrafia
Disgrafia adalah ketidakmampuan belajar yang ditandai dengan masalah dengan menulis. Ini adalah gangguan neurologis yang dapat mempengaruhi anak-anak atau orang dewasa. Selain menulis kata-kata yang sulit dibaca, orang dengan disgrafia cenderung menggunakan kata yang salah untuk apa yang mereka coba komunikasikan.
Tulisan tangan yang buruk adalah tanda umum dari disgrafia, tetapi tidak semua orang dengan tulisan tangan berantakan memiliki kelainan tersebut. Orang dengan disgrafia sering mengalami kesulitan berkonsentrasi pada hal-hal lain saat menulis. Ini dapat membuat anak sulit untuk membuat catatan selama kelas atau pertemuan karena begitu banyak perhatian diberikan untuk setiap kata di atas kertas.
Disleksia
Disleksia adalah gangguan belajar yang melibatkan kesulitan membaca karena masalah mengidentifikasi suara ucapan dan mempelajari bagaimana mereka berhubungan dengan huruf dan kata-kata (decoding). Gangguan belajar ini juga disebut ketidakmampuan membaca, disleksia memengaruhi area otak yang memproses bahasa.
Tanda-tanda disleksia mungkin sulit dikenali sebelum anak masuk sekolah. Penderita disleksia memiliki kecerdasan normal dan biasanya memiliki penglihatan normal. Sebagian besar anak-anak dengan disleksia dapat berhasil di sekolah dengan bimbingan belajar atau program pendidikan khusus.
Disleksia cenderung diturunkan dalam keluarga. Ini dikaitkan dengan gen-gen tertentu yang memengaruhi bagaimana otak memproses membaca dan bahasa, serta faktor risiko di lingkungan.
Advertisement
Dyspraxia
Dyspraxia juga dikenal sebagai kesulitan belajar motorik, disfungsi motorik perceptuo, dan gangguan koordinasi perkembangan. Individu dengan dispraxia mengalami kesulitan dalam merencanakan dan menyelesaikan tugas motorik halus dan kasar. Ini bisa berkisar dari gerakan motorik sederhana, seperti melambaikan tangan, hingga yang lebih kompleks.
Individu dengan dyspraxia sering memiliki masalah bahasa, dan kadang-kadang tingkat kesulitan dengan pemikiran dan persepsi. Namun, Dyspraxia tidak memengaruhi kecerdasan orang tersebut, meskipun hal itu dapat menyebabkan masalah belajar pada anak-anak.
Auditory Processing Disorder (APD)
APD Juga dikenal sebagai Central Auditory Processing Disorder, ini adalah kondisi yang memengaruhi bagaimana suara yang berjalan tanpa hambatan melalui telinga diproses atau diinterpretasikan oleh otak.
Individu dengan APD tidak mengenali perbedaan halus antara suara dalam kata-kata, bahkan ketika suara itu keras dan cukup jelas untuk didengar. Mereka juga dapat menemukan kesulitan untuk mengetahui dari mana suara berasal, untuk memahami urutan suara, atau untuk memblokir suara latar belakang yang bersaing.
Orang-orang dari segala usia dapat memiliki APD. Ini sering dimulai pada masa kanak-kanak, tetapi beberapa orang mengembangkannya pada masa dewasa.
Advertisement
Ketidakmampuan Belajar Non-Verbal
Gangguan ini biasanya ditandai oleh perbedaan yang signifikan antara keterampilan verbal yang lebih tinggi dan keterampilan motorik, visual-spasial dan sosial yang lebih lemah. Biasanya, individu dengan gangguan belajar ini mengalami kesulitan menafsirkan isyarat nonverbal seperti ekspresi wajah atau bahasa tubuh, dan mungkin memiliki koordinasi yang buruk.
Seorang anak dengan gangguan belajar dalam keterampilan nonverbal tampaknya mengembangkan keterampilan bahasa dasar yang baik dan keterampilan menghafal yang kuat di awal masa kanak-kanak. Kesulitan hadir dalam keterampilan visual-spasial, keterampilan motorik visual, dan keterampilan lain yang diperlukan dalam fungsi sosial atau akademik.