Sukses

Apa itu Akhlak? Pahami Pengertian, Macam-Macam, dan Keutamaannya dalam Islam

Apa itu akhlak bersumber pada agama.

Liputan6.com, Jakarta Apa itu akhlak perlu dipahami setiap orang. Pasalnya, istilah akhlak sering kali membuat bingung banyak orang dengan kata lainnya, seperti moral dan etika. Akhlak adalah budi pekerti atau kelakuan.

Akhlak menggunakan Al-Qur’an dan Hadist untuk menentukan baik-buruknya. Sementara etika, penentuan nilai perbuatan baik atau buruk menggunakan tolok ukur akal pikiran atau rasio. Kemudian dalam moral, menggunakan tolok ukur norma-norma yang tumbuh dan berkembang serta berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat). 

Apa itu akhlak bersumber pada agama. Akhlak merupakan suatu tingkah laku yang dilakukan secara berulang-ulang, tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (28/12/2021) tentang apa itu akhlak.

2 dari 5 halaman

Apa itu Akhlak?

Apa itu akhlak bersumber pada agama, beda dengan etika dan moral yang bersumber pada akal pikiran dan norma dalam masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, apa itu akhlak adalah budi pekerti atau kelakuan. Apa itu akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu  dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, tabiat, atau perangai. Secara istilah, apa itu akhlak adalah sifat yang dimiliki seseorang, telah melakat, dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut.

Imam Al Ghazali menjelaskan apa itu akhlak adalah salah satu sifat yang tertanam di dalam jiwa manusia yang dapat menimbulkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa adanya pertimbangan pemikiran lagi. Jadi, apa itu akhlak adalah suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang, tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.

Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.

3 dari 5 halaman

Macam-Macam Akhlak

Apa itu akhlak adalah tingkah laku yang telah melekat pada seseorang dan akan tercermin dari perilakunya. Apa itu akhlak terdiri dari akhlak yang baik dan buruk. Macam-macam akhlak adalah sebagai berikut:

Akhlak Terpuji (Akhlakul Mahmudah)

Akhlak terpuji atau akhlakul mahmudah yaitu golongan akhlak yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim. Apa itu akhlak terpuji atau akhlakul mahmudah meliputi sifat sabar, jujur, rendah hati, dermawan, sopan, gigih, rela berkorban, adil, bijaksana, lembut dan santun, tawakal, dan masih banyak lagi.

Seorang muslim yang memiliki akhlakul mahmudah, dalam kehidupan sehari-hari akan menjaga tutur kata dan perbuatannya. Sebagai seorang muslim, sudah menjadi sebuah keharusan untuk menjaga akhlakul mahmudah dalam kehidupan sehari-hari.

Akhlak Tercela (Akhlakul Mazmumah)

Akhlak tercela atau akhlakul mazmumah yaitu golongan akhlak atau tindakan buruk yang harus dihindari oleh setiap manusia. Akhlak mazmumah ini harus dijauhi karena dapat mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain. Apa itu akhlak tercela atau akhlakul mazmumah yaitu sifat sombong, iri, dengki, tamak, hasad, takabur, ghibah, dan lain sebagainya. Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita menjauhi akhlakul mazmumah. Hal ini karena akhlak ini sangat dibenci oleh Allah SWT.

4 dari 5 halaman

Keutamaan Akhlak Terpuji

Bagi orang-orang yang memiliki akhlakul mahmudah atau akhlah terpuji tentunya akan mendapatkan berbagai keutamaan. Apa itu akhlak terpuji memiliki berbagai macam keutamaan dalam Islam, yaitu:

Dicintai Rasulullah SAW

Keutamaan akhlakul karimah yang pertama ialah dicintai Rasulullah SAW. Sebagaimana dalam hadits berikut ini, Rasulullah SAW bersabda:

“Orang yang paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak mulia. Sementara orang yang paling saya benci dan tempatnya paling jauh dari saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang keras dan rakus, suka menghina dan sombong.” (HR. Tirmizi).

Berat Timbangannya di Hari Kiamat

Setiap muslim yang memiliki akhlakul mahmudah juga dapat mencapai derajat seperti seseorang yang berpuasa dan salat. Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR. Tirmidzi).

Mendapat Jaminan Surga

Seseorang yang memiliki akhlakul mahmudah atau karimah mendapatkan jaminan dari Rasulullah SAW akan mendapatkan sebuah rumah di surga. Dari Abu Umamah ra; Rasulullah SAW bersabda:

"Saya menjamin sebuah rumah tepi surga bagi orang meninggalkan debat sekalipun ia benar, dan sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang tidak berbohong sekalipun hanya bergurau, dan rumah di atas surga bagi orang yang mulia akhlaknya." (HR Abu Daud)

Mendapat Kedudukan Tinggi di Akhirat

Di akhirat kelak, seorang muslim yang pada masa hidupnya berakhlakul mahmudah akan mendapatkan kedudukan yang tinggi karena akhlak dan budi pekerti yang ia miliki. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

"Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara’ yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar." (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)

5 dari 5 halaman

Ruang Lingkup Akhlak

Akhlak Pribadi

Hendaknya seseorang menginsafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, di samping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan di mana pun saja manusia mempunyai perbuatan.

Akhlak berkeluarga

Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam Islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran-ajaran yang bijak. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan. Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari segala manusia lainnya untuk kamu cintai, taati, dan hormati. Selain itu, saudaramu laki-laki dan perempuan adalah putra ayah dan ibumu yang juga cinta kepada kamu, menolong bapak dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana kamu gembira dan membelamu bilamana perlu. Pamanmu, bibimu dan anak-anak mereka sayang kepadamu dan ingin agar kamu selamat dan berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya di setiap keperluan.

Akhlak bermasyarakat

Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersama-sama mencari kemanfaatan dan menolak kemudaratan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.

Akhlak bernegara

Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, kamu hidup bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Ketahuilah bahwa kamu adalah salah seorang dari mereka dan timbul tenggelam bersama mereka.

Akhlak beragama

Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap Tuhannya, karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.