Liputan6.com, Jakarta Madura merupakan salah satu wilayah yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Pulau Madura ini sangat terkenal dengan tradisi karapan sapi dan beragam kuliner yang bisa menggoyang lidah seperti sate Madura yang khas, bebek songkem, rujak petis Madura, dan masih banyak lagi.
Baca Juga
Tak hanya terkenal dengan wisata kulinernya, ternyata juga ada wisata religi Madura yang bisa kamu jadikan alternatif liburan.
Advertisement
Ya, salah satu kearifan lokal yang masih dijaga warga Madura adalah dengan mengunjungi makam-makam keramat atau bersejarah yang ada di wisata religi Madura. Umumnya, makam-makam ini adalah makam para ulama dan kyai yang berperan menyebarkan agama Islam.
Nah, buat kamu yang tertarik dengan cerita sejarah agama Islam, bisa banget mengenang dengan mengirimkan doa kepada para ulama tersebut. Untuk itu, sempatkan diri untuk mengunjungi beberapa wisata religi Madura.
Berikut ini Liputan6.com, Selasa (20/8/2019) telah merangkum dari berbagai sumber beberapa tempat wisata religi Madura yang bisa kamu kunjungi.
Makam Syaikhona Kholil
Raden Kyai Haji Kholil sangat terkenal di kalangan umat Muslim, salah satunya bagi masyarakat Nahdliyyin (NU). Raden Kyai Haji Kholil atau biasa disapa dengan Mbah Kholil menjadi sangat terkenal karena beliau adalah guru dari pendiri NU, yaitu KH Hasyim Asy’ari.
Walaupun kini kamu sudah tak bisa melihat sosoknya lagi, namun kamu bisa mengenang dan mengirimkan doa di makamnya. Makamnya ini terletak di kawasan Martajasah, Kabupaten Bangkalan.
Makamnya kini dijadikan sebagai tempat wisata religi Madura yang cukup populer. Karena banyak dikunjungi oleh para peziarah, maka tempat yang satu ini sangat direkomendasikan. Selain itu, di sini kamu juga bisa melihat salah satu masjid terindah. Nama masjidnya adalah Masjid Mubarok Murtajasah Bangkalan.
Selain mengunjungi makam ini, kamu juga bisa membeli berbagai oleh-oleh khas dari kota Bangkalan.
Advertisement
Batu Ampar
Wisata religi Madura berikutnya adalah Batu Ampar. Kompleks Batu Ampar ini merupakan kompleks pemakanan para ulama yang berada di Desa Batu Ampar. Terdapat enam wali Allah yang dimakamkan di kompleks ini. Wali Allah tersebut ialah Syekh Abdul Manan (Bujuk Kosambi), Syekh Syamsudin (Bujuk Lattong), Syekh Basyaniyah (Bujuk Tumpeng), Syekh Damanhuri, Syekh Moh. Romli dan Syekh Husen.
Istilah Batu Ampar sendiri berasal dari bahasa Madura, yaitu “Bato” yang berarti batu dan “Ampar” yang berarti berserakan namun teratur seperti halnya permadani yang dihamparkan.
Wisata religi Madura ini banyak dikunjungi oleh para peziarah yang berasal dari berbagai daerah. Tak hanya berziarah, di sini kamu juga bisa menemukan berbagai macam oleh-oleh khas Madura. Mulai dari aneka keripik, kerupuk, terasi, hingga petis Madura.
Aeng Mata Ebuh (Air Mata Ibu)
Wisata religi Madura lainnya yang bisa kamu kunjungi adalah Aeng Mata Ebuh. Tempat wisata ini terletak di kecamatan Arosbaya, tidak terlalu jauh dari makam Syaikhona Kholil. Terdapat kisah yang menyedihkan dari terbentuknya Aeng Mata ibu ini.
Dimana dikisahkan Cakraningrat I yang merupakan raja Madura kala itu, ternyata lebih sering menghabiskan waktunya di Mataram. Sehingga membuat istirnya bernama Syarifah Ambani merasa sedih dan beliaupun melakukan pertapaan di sebuah bukit yang berada di Desa Buduran Arosbya.
Di situ beliau memohon dan berdoa agar keturunannya hingga tujuh turunan bisa ditakdirkan menjadi penguasa pemerintahan di Madura. Dan ketika sedang bertapa, beliau bertemu dengan Nabi Hidir. Nabi Hidir inipun mengatakan jika semua permohonannya akan dikabulkan. Sehingga Syarifah pun sangat senang dan kembali pulang ke rumah.
Nah, seketika suaminya kembali dari Mataram, Syarifah Ambani ini menceritakan mengenai pertapaan tersebut. Sayangnya, Cakraningkart I justru marah besar terhadap sikap yang dilakukan oleh istrinya tersebut. Pasalnya ia hanya memohon dan berdoa sampai tujuh turanan saja. Hal inipun membuat Syarifah Ambani merasa bersalah dan menangis dari pagi hingga malam tanpa henti.
Tangisannya inipun membuat kondisi setempat menjadi banjir yang hingga kini telah menjadi sebuah mata air atau yang disebut dengan Aeng Mata Ebuh. Nah, apabila kamu penasaran dengan tempatnya, kamu bisa langsung menuju ke sini karena akses jalan untuk menuju ke sana juga sudah nyaman untuk dilewati.
Advertisement
Makam Asta Tinggi
Tak hanya makam dari ulama besar saja yang kerap dimuliakan, namun makam dari para raja serta keluarganya juga tidak luput dari kunjungan religi. Hal ini dikarenakan masyarakat Madura begitu terpukau dengan kharisma para pemimpinnya.
Nah, salah satu wisata religi Madura yang bisa dikunjungi adalah Makam Asta Tinggi. Makam ini terletak di bukit Kebon Agung Sumenep. Setibanya di sini, kamu akan dibuat takjub karena pentaan makam hingga pintu gerbangnya yang begitu astisitik. Secara etimologis juga, pengertian dari Asta Tinggi ini adalah makam yang tinggi.
Perlu diketahui bahwa, apabila kamu ingin mengunjungi tempat wisata religi Madura ini, kamu diwajibkan untuk melepaskan alas kaki. Setiap harinya, kompleks wisata ini ramai dikunjungi oleh pengunjung, apalagi saat hari besar Agama Islam.
Makam Sultan R. Abdul Kadirun
Wisata religi Madura berikutnya yang bisa kamu kunjungi adalah Makam Sultan R. Abdul Kadirun. Makin ini terletak di Jalan Sultan Abdul Kadirun, Bangkalan. Situs makam keramat ini menjadi salah satu tempat wisata religi Madura yang wajib dikunjungi.
Selain menjadi wisata religi andalam dari kabupaten Bangkalan, lokasi dari makam ini juga dinilai sangat strategis. Karena berada tepat di jantung kota Bangkalan.
Selain itu, lokasinya pun tepat berhadapan dengan kompleks alun-alun kota Bangkalan dan kompleks taman bunga. Bahkan, posisinya juga begitu dekat dengan pusat perbelanjaan. Jika di malam hari, suasana dari makam Sultan Abdul Kadirun dan kompleks Masjid Agungnya, seakan-akan ikut terlarut dalam sinar warna-warni lampu perkotaan.
Jadi, buat peziarah yang datang dari luar daerah, baik perorangan maupung rombongan, akan secara otomatis menikmati keindahan kota Bangkalan yang eksotis ini.
Advertisement
Masjid Agung Sumenep
Masjid Agung Sumenep merupakan salah satu masjid yang terletak di Sumenp, Madura. Secara garis besar, arsitektur dari masjid ini banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Madura, Jawa, Eropa, dan Tiongkok.
Ketika kamu mengunjungi masjid ini, dan menuju ke pintu gerbang utamanya, kamu akan meliat corak arsitekturnya yang sangat khas dengan nuansa kebudayaan Tiongkok. Masjid ini sendiri sudah berdiri sejak 1779. Lokasi masjid ini sangat mudah dijangkau, maka tak mengherankan kalau masjid ini banyak dikunjungi oleh wisatawan.