7 Penyebab Alis Menipis, Bisa Menandakan Tubuh Kurang Nutrisi

Penyebab alis menipis yang pertama bisa menjadi tanda jika Anda sedang kekurangan nutrisi. Secara umum kekurangan nutrisi akan berpengaruh buruk terhadap rambut di kulit kepala, serta menjadi salah satu penyebab alis menipis.

Supaya alis dapat tumbuh kembali, diperlukan asupan zat besi dan seng yang berfungsi mengembalikan folikel rambut. Sumber nutrisi tersebut bisa ditemukan dalam daging tanpa lemak atau lentil.

Kemudian, kekurangan vitamin D juga menjadi salah satu penyebab alis menipis. Sebab, vitamin D dapat membantu mengaktifkan pertumbuhan protein rambut untuk perbaikan sel. Begitu juga omega-3 dalam ikan berlemak seperti salmon yang bagus untuk menghidrasi rambut rusak.

Selain beberapa jenis nutrisi di atas, rambut dan alis di tubuh membutuhkan biotin atau dikenal dengan vitamin B7 yang bisa ditemukan dalam telur, di mana bisa membantu memperkuat akar rambut. Serta, dibutuhkan juga vitamin B12 yang menyebabkan rambut rapuh.

Sempat disinggung di awal artikel ini, jika pertambahan usia juga menjadi salah satu penyebab alis menipis. Bahkan tidak hanya alis, bahkan rambut pada umumnya akan jadi lebih tipis, kering, dan rontok. Cara untuk mencegahnya, yaitu jangan sering membuat alis menjadi panas, cegah stres, dan memastikan tubuh Andaa terhidrasi dengan baik.

Mengapa penyebab alis menipis bisa dikarenakan stres? Sebab ketika stres, otak kerap mengirimkan perintah yang salah kepada tubuh, khususnya pada bagian folikel rambut. Hal ini yang pada akhirnya menyebabkan mereka justru salah memberikan perintah.

Stres membuat folikel yang seharusnya menumbuhkan dan menebalkan rambut, justru mencabut dan merontokkannya. Maka tidak heran jika dampaknya bisa terlihat dari rontoknya rambut di kepala serta alis, bahkan hinga menjadi penyebab kebotakan.

Salah satu penyebab alis menipis bisa juga dikarenakan sering menggunakan produk kosmetik pada alis. Padahal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan produk kosmetik untuk bagian alis.

Pertama yaitu cara penggunaan saat mengarsir alis. Cara pengarsiran yang terlalu kasar justru akan menjadi penyebab alis patah dan rontok. Maka sebaiknya, gunakan produk dengan lembut dan perlahan-lahan.

Kemudian, perlu diperhatikan juga reaksi alis terhadap produk kosmetik tiap ketika digunakan. Jika ternyata rontok, patah-patah, atau ada tanda keluhan lainnya, hal tersebut menjadi pertanda jika alis tidak cocok dengan produk. Maka, segera hentikan penggunaan produk kosmetik dengan bahan kimia tersebut.

Memang, menggunakan pinset merupakan salah satu jenis metode yang terlihat aman dalam merapikan alis Anda. Dari segi hasil memang dapat bertahan lama dibandingkan dengan dicukur. Namun perhatikan intensitasnya dan jangan lakukan berlebihan, karena bisa jadi penyebab kerontokan.

Ketika akan mencabut alis dengan pinset, pertimbangkan dahulu jeda pertumbuhan alis. Sebab dibutuhkan waktu enam bulan untuk kembali. Kemudian jangan lupa untuk bersihkan pinset dengan alkohol sebelum digunakan untuk mencabut alis agar bakteri tidak menempel di pinset serta kulit.

Penyebab alis menipis lainnya karena kelenjar tiroid yang berguna untuk mengontrol laju penggunaan sumber energi dan sintesis protein dengan produksi hormon tiroid di dalam tubuh Anda sangat rendah.

Hormon yang dihasilkan tiroid terlalu rendah bisa diakibatkan kelelahan, pembekuan akibat cuaca dingin, serta berat badan yang berlebihan. Tapi, salah satu penyebab yang paling umum adalah adanya defisiensi yodium pada tubuh.

Penyebab alis menipis yang terakhir bisa dikarenakan salah satu kondisi medis ini. Kondisi medis ini bisa menyebabkan peradangan kulit yang mengarah ke kulit gatal, merah, dan bengkak. Kondisi tersebut bisa saja memengaruhi sekitar 20 persen seluruh manusia, terutama anak-anak muda.

Walau bukan salah satu penyebab alis menipis yang umum, namun kulit sekitar alis akan gatal dan merah. Sehingga menyebabkan ingin digaruk. Jika tersuk menerus dilakukan, maka bisa menyebabkan alis mengalami kerontokan. Itulah mengapa ada baiknya konsultasikan dengan dokter kulit.