Liputan6.com, Jakarta Penyakit tulang skoliosis adalah gangguan pada tulang belakang yang ditandai dengan kelengkungan abnormal pada tulang tersebut. Normalnya, tulang belakang membentuk kurva dari bahu ke bawah dan terlihat lurus dari belakang.
Baca Juga
Tulang hanya akan terlihat sedikit melengkung jika dilihat dari samping. Sedangkan pada penderita skoliosis, tulang terlihat melengkung ke samping meski dilihat dari arah belakang. Lengkungan biasanya membentuk huruf “S”atau “C”.
Advertisement
Penyakit tulang skoliosis ini sering dialami oleh anak-anak. Oleh karena itu, orang tua perlu untuk memperhatikan benar kondisi kesehatan tulang belakang anak dalam hal ini. Perubahan kurva tulang belakang pada orang dengan skoliosis biasanya terjadi sangat lambat sehingga banyak orang tidak menyadari dirinya memiliki skoliosis.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (28/11/2019) tentang penyakit tulang skoliosis
Gejala Penyakit Tulang Skoliosis
Penyakit tulang skoliosis perlu diperhatikan agar tidak terlambat dalam mengambil tindakan. Berikut beberapa tanda dan gejala penyakit tulang skoliosis:
- Kedua bahu memiliki tinggi yang berbeda
- Pinggang memiliki tinggi yang berbeda
- Salah satu panggul lebih tinggi dari panggul lainnya
- Salah satu tulang belikat lebih menonjol dibanding dengan bagian yang lainnya
Penyakit tulang skoliosis pada anak biasanya tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, tidak sedikit yang memiliki salah satu bahu atau punggung lebih tinggi, terlebih ketika sedang membungkuk. Selain itu, pinggang penderita mungkin akan terlihat rata atau menonjol ke salah satu sisi.
Sedangkan ini gejala penyakit tulang skoliosis yang terjadi pada orang dewasa:
- Mengalami nyeri tulang belakang
- Perubahan ukuran pinggang
- Panjang kaki tidak rata
- Iga membusung dan mungkin memiliki posisi yang tidak simetris
Penyakit tulang skoliosis bahkan juga bisa terjadi pada bayi. Berikut gejala penyakit tulang skoliosis yang bisa dilihat pada bayi:
- Tonjolan di salah satu sisi dada
- Bayi berbaring dengan posisi melengkung ke satu arah
- Dalam kasus yang parah, bayi mengalami sesak napas dan sakit dada
Advertisement
Penyebab Skoliosis
Penyebab penyakit tulang skoliosis tidak diketahui secara pasti, namun faktor genetik diduga berperan paling besar mengakibatkan kondisi ini. Berikut beberapa penyebab penyakit tulang skoliosis:
Kondisi saraf dan otot. Kondisi saraf dan otot (neuromuskular) biasanya ditemukan pada penderita cerebral palsy, poliomielitis, dan distrofi otot.
Bawaan lahir. Kondisi ini jarang terjadi dan ditemukan pada bayi yang baru lahir. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan tulang belakang yang tidak sempurna ketika bayi masih berada di dalam kandungan.
Memiliki gen tertentu. Menurut para ahli, diperkirakan terdapat gen tertentu yang dapat memengaruhi kemungkinan seseorang menderita kondisi ini.
Panjang kaki tidak sama. Jika seseorang memiliki panjang kaki yang berbeda antara satu sama lain, kemungkinan orang tersebut untuk menderita kondisi tulang belakang melengkung pun besar.
Selain itu, Sindrom Marfan, Neurofibromatosis, dan Osteoporosis juga bisa menjadi penyebab penyakit tulang skoliosis ini.
Faktor Risiko
Usia. Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada pasien berusia anak-anak dan remaja, yaitu 10-15 tahun. Namun, tidak sedikit pula kasus kondisi ini ditemukan pada pasien lansia dan bayi.
Jenis kelamin. Meskipun belum diketahui apa penyebab pastinya, kondisi ini lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin perempuan dibanding dengan laki-laki.
Faktor keturunan. Apabila kamumemiliki anggota keluarga yang menderita skoliosis, risiko kamuuntuk mengidap kondisi yang sama jauh lebih tinggi.
Banyak orang percaya bahwa postur berjalan yang salah dan malnutrisi atau salah berolahraga meningkatkan risiko kelainan tulang belakang, tetapi hal ini tidak benar.
Komplikasi Penyakit yang Disebabkan oleh Skoliosis
Tidak hanya tulang bengkok saja, skoliosis juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya segera memeriksakan kondisi ke dokter bila mengamami berbagai gejala yang telah disebutkan sebelumnya.
Skoliosis dapat menyebabkan beberapa komplikasi, yaitu:
Masalah jantung dan paru-paru.
Pada kasus skoliosis yang parah atau tulang belakang yang melengkung lebih dari 70 derajat, penderitanya akan mengalami kesulitan bernapas. Selain itu jantung juga akan mengalami kesulitan untuk memompa darah ke seluruh tubuh akibat tertekannya jantung dan paru-paru oleh rongga dada.
Masalah punggung.
Biasanya nyeri punggung jangka panjang dan artritis banyak dikeluhkan oleh orang dewasa yang menderita skoliosis sewaktu kecil.
Advertisement
Pengobatan Skoliosis
Perawatan skoliosis dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan lengkungan pada tulang belakang. Selain itu, biasanya dokter juga akan mempertimbangkan faktor usia dan jenis skoliosis yang dialami.
Namun pada umumnya, penanganan yang dapat dilakukan adalah:
Observasi.
Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu 25 derajat pada tulang yang masih tumbuh atau 50 derajat pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saat usia 19 tahun.
Orthosis.
Ini merupakan penggunaan alat penyangga yang dikenal dengan nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah derajat pembengkokan sekitar 30-40 derajat, terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25 derajat.
Operasi.
Tidak semua skoliosis memerlukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada skoliosis adalah progresifitas peningkatan derajat pembengkokan 40-45 derajat pada anak yang sedang tumbuh, terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis, terdapat derajat pembengkokan 50 derajat pada orang dewasa.