Liputan6.com, Jakarta Mengonsumsi kafein dengan porsi yang pas memang berdampak baik bagi kesehatan. Meski begitu, mengonsumsinya berlebihan juga akan membahayakan kesehatan. Apalagi bagi ibu hamil, sangat tidak dianjurkan karena bisa sebabkan keguguran. Di sini pentingnya mengenali dampak buruk konsumsi kafein berlebihan.
Kafein lebih sering dikonsumsi dalam bentuk minuman. Minuman yang berkafein ini adalah kopi, teh, soda, cokelat, sampai yang berenergi. Sedangkan dampak buruk konsumsi kafein berlebihan yang sering diabaikan adalah gangguan pencernaan. Gangguan ini memang kerap tak disadari penderitanya karena keracunan kafein bagi orang dewasa memang tak bergejala.
Advertisement
Baca Juga
Agar tidak mengalami dampak buruk konsumsi kafein berlebihan, cobalah perhitungkan konsumsi hariannya. Ambil batas normal tidak mengonsumsi kafein lebih dari 200 mg per harinya. Jangan asal-asalan konsumsi, hingga tak menyadari keracunan kafein yang dialami. Padahal efek keracunan ini hanya bisa dirasakan ketika sudah mengonsumsi 400 mg kafein per hari.
Berikut Liputan6.com ulas dampak buruk konsumsi kafein berlebihan dari berbagai sumber, Selasa (28/7/2020).
Jantung Berdebar
Beberapa orang yang tidak kuat dengan konsumsi kafein pasti akan merasakan jantung berdebar-debar. Wajar saja karena kafein adalah stimulan alami bagi sistem saraf untuk tingkatkan detak jantung. Namun, beberapa hanya akan mengalaminya jika berlebihan mengonsumsi kafein. Kondisi ini disebut dengan istilah palpitasi jantung.
Pada beberapa kasus memang palpitasi akibat dampak buruk konsumsi kafein berlebihan tidak berbahaya. Tetapi palpitasi dengan gejala pusing dan sesak dada, tetap harus diwaspadai. Normalnya, orang dewasa memiliki detak jantung 50-100 bpm, tergantung usia dan kondisinya. Tak hanya terasa di dada, terkadang jantung yang berdebar akan sampai ke tenggorokkan dan tak nyaman.
Â
Advertisement
Gangguan Pencernaan dan Hiperaktif
Gangguan Pencernaan
Jangan asal mengonsumsi kafein berlebihan. Dampak buruk konsumsi kafein berlebihan bisa ganggu masalah pencernaan. Hal ini disebabkan karena kafein memiliki sifat asam. Hingga terkadang penderitanya akan mengalami mulas, mual, dan diare.
Pada beberapa kasus, kafein juga bisa sebabkan kram perut. Hal inilah yang membuat wanita yang sedang menstruasi tak boleh berlebihan mengonsumsinya. Bahkan produksi empedu bisa meningkat dan keinginan buang air besar mengikutinya. Sedangkan rasa manis berlebihan yang dikonsumsi bersama kafein akan memperburuk gangguan pencernaan yang dialami.
Hiperaktif
Hiperaktif juga termasuk dampak buruk konsumsi kafein berlebihan. Hiperatif merupakan kondisi ketika terjadi pelepasan hormon adrenalin. Bahayanya bisa sampai sebabkan gelisah, resah, dan hiperaktif. Gejala yang dialami akan sebabkan penderita sering mengetuk-ngetukkan kaki. Beberapa juga ada yang memainkan jemari dan bergerak tanpa alasan yang jelas.
Padahal seharusnya, hormon adrenalin hanya bisa dihasilkan tubuh saat menghadapi situasi berbahaya atau stres. Jadi memang tidak normal jika setelah konsumsi kafein justru melepas hormon adrenalin. Hal ini bisa berarti, hormon adrenalin telah diproduksi berlebihan dan berdampak buruk bagi kesehatan.
Â
Cemas dan Gelisah
Kecemasan dan kegelisahan yang terjadi karena tekanan yang dihadapi sebenarnya normal saja terjadi. Berbeda halnya jika cemas dan gelisah yang dialami disebabkan karena konsumsi kafein. Dampak buruk konsumsi kafein berlebihan bahkan bisa sampai sebabkan penderita cemas, gemetar, gugup, dan berpikir terlalu cepat.
Pada kondisi ini, penderita bisa sampai mengalami ketegangan ekstra dan stres. Hal ini dipengaruhi stimulan kuat dalam biji kopi yang bisa mempercepat fungsi tubuh dan picu lonjakan kecemasan. Kondisi ini juga pasti akan semakin berdampak buruk bagi penderita penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Advertisement
Sering ke Toilet dan Kurang Tidur
Sering ke Toilet
Mengonsumsi minuman berkafein juga bisa sampai mengganggu aktivitas harianmu. Dampak buruk konsumsi kafein berlebihan akan memicu produksi urin berlebihan. Hal ini disebabkan karena minuman berkafein bersifat diuretik.
Terkadang bagi penderita yang tak menyadari, bisa sampai sebabkan dehidrasi. Bahayanya lagi ketika kafein berada di organ hati, kafein akan terurai dengan memengaruhi fungsinya. Sedangkan pengaruhnya pada otak bisa sampai tingkatkan kewapadaan dan kurangi rasa lelah.
Dampak diuretik ini sudah pasti akan berdampak pada ginjal karena berhubungan erat dengan urin. Aliran darah ke ginjal akan meningkat dan memicu pelepasan air seni lebih banyak. Selain dehidrasi, kondisi cairan dalam tubuh juga akan terpengaruh.
Kurang Tidur
Dampak buruk konsumsi kafein berlebihan selanjutnya adalah kurangnya waktu tidur. Hal ini disebabkan karena kafein akan membuat pengonsumsinya terjaga. Hingga membuat aktivitas pengonsumsi tak bisa seproduktif biasanya pada keesokan harinya.
Kafein akan menghambat kerja adenosine receptor dalam tubuh. Adenosine merupakan senyawa yang membuat kantuk. Jadi, jika kerja adenosin terhambat, dampak buruknya akan membuat pengonsumsi terjaga. Efek ini akan dialami penderita setelah 30 hingga 60 menit setelahnya. Selain itu, setengah kandungan kafein bisa bertahan 3 sampai 5 jam dan sisanya 8 sampai 14 jam.
Ciri-Ciri Kecanduan Kafein
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui bahaya kecanduan kafein sebagai masalah kesehatan secara formal pada tahun 2012.Â
Di sisi lain, DSM-V —yang seringkali dijadikan acuan untuk diagnosis kecanduan— belum menggolongkan kafein dalam diagnosis kecanduan. DSM-V mengakuinya sebagai kondisi yang membutuhkan studi lebih lanjut.
Berikut ciri-cirinya:
1. Keinginan persisten atau usaha yang belum sukses untuk mengurangi atau mengontrol konsumsi kafein.
2. Meneruskan konsumsi kafein meski muncul keluhan yang mungkin disebabkan oleh senyawa tersebut.
3. Muncul tanda ‘sakaw’ jika berhenti, dan/atau mengonsumsi kafein akan mengurangi keluhan tersebut.
4. Kafein umumnya dikonsumsi dalam jumlah lebih besar atau lebih lama daripada yang diinginkan.
5. Konsumsi kafein rutin dapat mengganggu dalam menjalankan tanggung jawab di pekerjaan, sekolah, atau rumah.
6. Meneruskan konsumsi kafein meski muncul masalah sosial dan interpersonal yang mungkin disebabkan oleh senyawa tersebut.
7. Toleransi kafein, yaitu membutuhkan jumlah lebih banyak untuk mendapatkan efek yang diinginkan atau kurangnya efek yang diinginkan saat konsumsi kafein dalam jumlah yang sama.
8. Banyak waktu dihabiskan dalam aktivitas untuk mendapatkan kafein, menggunakannya, atau menghilangkan efeknya setelah dikonsumsi.
9. Keinginan yang kuat atau kebutuhan untuk menggunakan kafein.
Advertisement
Tips Sehat Konsumsi Kafein
Kurangi Secara Bertahap
Jika Anda terbiasa minum lima cangkir kopi setiap hari, cobalah untuk mengurangi porsinya yang dikonsumsi secara bertahap. Jika sebelumnya Anda mengonsumsi satu penuh cangkir kopi dalam satu waktu, cobalah untuk menguranginya menjadi setengahnya.
Ganti dengan Minuman Bebas Kafein
Salah satu cara menghilangkan kecanduan kafein tersebut adalah menggantinya dengan minuman bebas kafein. Misalnya, tukar kopi yang biasa diminum sore hari dengan segelas jeruk hangat. Teh hijau atau teh herbal lainnya yang bebas kafein juga bisa menjadi pilihan untuk mengatasi kecanduan kafein.Â
Tukar dengan Minuman Berkafein Rendah
Cara menghilangkan kecanduan kafein berikutnya adalah dengan memilih jenis minuman yang memiliki kadar kafein lebih rendah. Misalnya, tukar kopi hitam dengan kopi decaf.Â
Biasakan Berolahraga
Olahraga dapat secara alamiah memberikan efek stimulasi pada tubuh. Selain itu, manfaatnya bagi kesehatan pun sangatlah bervariasi. Jadi, jika Anda ingin tubuh yang lebih segar, lebih baik lakukan olahraga secara rutin dan teratur daripada harus bergantung pada kopi.
Tidur Berkualitas
Membiasakan diri untuk tidur cukup dan tepat waktu akan mengurangi pikiran dan kecanduan terhadap kafein. Saat mendapatkan tidur yang cukup, tubuh tak akan kelelahan, selalu fit, dan pada akhirnya Anda tidak membutuhkan kafein yang terlalu banyak.
Konsumsi Kafein dengan Cerdas
Atur asupan kafein lewat minuman favorit Anda. Misalnya, satu cangkir kopi pada pagi hari, kemudian cangkir kedua diminum pada sore hari. Mengonsumsi secara berselang-seling, takaran kafein per hari dapat dibatasi.
Â