Liputan6.com, Jakarta Seiring kemajuan dan derasnya arus inovasi dalam perawatan wajah, semakin banyak pula produk-produk yang diperjualbelikan secara bebas di pasaran. Tapi, alangkah baik dan bijaknya sebelum membeli produk skincare untuk selalu mengecek bahan yang terkandung di dalamnya.
Pasalnya, terdapat beragam jenis bahan yang memang tidak cocok untuk tipe kulit tertentu. Salah satu bahan yang patut diberi perhatian lebih yaitu alkohol. Meskipun alkohol yang digunakan dalam skincare memiliki bermacam-macam jenis dan manfaat. Namun terdapat dampak buruk alkohol dalam skincare terutama bagi pemilik kulit sensitif.
Bagi pemilik kulit sensitif dan berjerawat, sebisa mungkin untuk menghindari produk yang mengandung pewangi, paraben, sulfate, serta alkohol. Meski kandungan alkohol dalam skincare memberi manfaat untuk membantu penyerapan produk, tapi dampak buruk alkohol dalam skincare akan berisiko memperparah kondisi kulit wajah.
Advertisement
Berikut ini Liputan6.com telah merangkum dari berbagai sumber, apa saja dampak buruk alkohol dalam skincare serta cara pencegahannya agar tidak semakin parah, Jumat (18/12/2020).
1. Menyebabkan kulit jadi lebih kering
Dampak buruk alkohol dalam skincare yang cukup dikenal adalah risikonya untuk membuat kulit menjadi lebih kering. Namun, salah satu jenis kandungan alkohol yang harus lebih diberi perhatian adalah jenis ethanol atau biasa disebut dengan nama lain cisopropyl alcohol, etyl alcohol, SD alcohol, atau alcohol denat.
Ethanol adalah salah satu jenis alkohol yang cepat menguap serta mampu menghilangkan minyak pada kulit dengan cepat. Namun, dampak buruk alkohol dalam skincare ini juga berisiko membuat kulit menjadi gatal, merah-merah, menyebabkan produksi sebum berlebih, serta kulit menjadi super kering.
Maka ada baiknya untuk mengaplikasikan hydrating toner setelah mengaplikasikan produk yang mengandung alkohol. Tujuannya tidak lain untuk mengurangi dampak bruk yang bisa saja timbul pada kulit.
Advertisement
2. Merusak kulit secara permanen
Selain dampak buruk alkohol dalam skincare di atas, ethanol yang digunakan pada skincare juga berpotensi merusak kulit bahkan akan menyebabkan apoptosis. Apoptosis merupakan kondisi ketika sel kulit mengalami kemunduran, tidak berkembang, bahkan menjadi mati.
Untuk mengatasi hal tersebut, alangkah baiknya untuk mencari alternatif lain. Seperti mencari skincare yang memiliki kandungan alkohol lebih aman untuk kulit. Ada beberapa jenis alkohol aman bagi kulit seperti fatty alcohol. Istilah lain dari alkohol jenis ini yaitu cetearyl atau cetyl alcohol, behenyl alcohol, serta arachidyl alcohol. Fatty alcohol dapat dikatakan lebih aman karena bisa memberi efek melembutkan dan tidak terlalu ‘menguras’ minyak yang terdapat di kulit.
3. Merusak lapisan pelindung kulit
Kulit wajah memiliki pelindung berupa lapisan dermal. Fungsinya ternyata tidak hanya melindungi kulit dari kuman, bakteri, serta penyebab alergi. Akan tetapi, lapisan dermal tersebut juga dapat menjaga kelembapan kulit. Apabila tidak hati-hati, dampak buruk alkohol dalam skincare dapat merusak lapisan dermal, hingga menyebabkan kulit yang tadinya normal jadi rentan dan mudah iritasi.
Lalu bagaimana cara pencegahannya? Untuk mencegah hal tersebut, cara yang dapat dilakukan adalah dengan merasakan reaksi pada kulit ketika sedang mencoba salah satu produk skincare. Biasanya, respon alami dari lapisan pelindung kulit akan terasa perih, panas, bahkan terbakar ketika terpapar bahan-bahan yang diaplikasikan tersebut tidak cocok.
Advertisement
4. Menyumbat pori-pori wajah
Sempat disinggung jika ada beberapa jenis alkohol yang aman digunakan, seperti fatty alkohol antara lain cetyl, stearyl, serta cetearyl. Namun, ada baiknya selalu berhati-hati karena kandungan tersebut masih bisa memberi dampak buruk yaitu menyumbat pori-pori wajah.
Untuk mencegah dampak buruk alkohol dalam skincare tersebut, yaitu dengan memilih produk yang tepat supaya pori-pori tidak tersumbat. Seperti memilih produk yang mengandung retinol atau charcoal. Kemudian, jangan lupakan double cleansing, sebab cara tersebut membuat kulit terasa lebih bersih hingga bagian terdalam.
5. Faktor penyebab jerawat
Kemudian, dampak buruk alkohol dalam skincare bisa menjadi faktor penyebab jerawat. Produk turunan alkohol selain ethanol antara lain alcohol denat, SD alcohol, dan isopropyl alcohol, sering ditemukan dalam produk skincare terutama pada skincare untuk mengatasi jenis kulit berminyak dan berjerawat.
Sebab, adanya kandungan alkohol jenis tersebut memiliki fungsi untuk melarutkan dan menyatukan campuran kandungan lain yang ada pada produk skincare. Meski kandungan alkohol tersebut mampu bantu penyerapan skincare pada kulit lebih cepat. Tapi, ada efek samping seperti dehidrasi, kering, serta kandungan minyak jadi lebih banyak. Seperti yang umum diketahui, adanya produksi minyak berlebih ini, membuat jerawat akan mudah muncul.
Advertisement
Adakah jenis alkohol yang aman untuk kulit wajah?
Meski pada umumnya kandungan alkohol pada skincare tidak baik untuk kulit, namun penggunaan fatty alcohol menjadi pilihan alternatif yang lebih aman.
Jenis alkohol tersebut dibuat dari beragam bahan alami seperti kelapa atau kacang-kacangan serta sayur-sayuran. Fatty alcohol sering juga digunakan sebagai campuran dalam produk skincare. Kandungan jenis alkohol tersebut juga dapat meningkatkan stabilitas produk skincare dan menambah kelembapan skincare atau moisturizer.Â
Dengan kata lain, penggunaan fatty alcohol dapat membuat kulit jadi lembab dan akan turut membantu dalam mempertahankan lapisan kulit.
Namun, meski dijadikan alternatif yang lebih aman, terutama dibandingkan jenis ethanol, akan lebih baik lagi jika merawat kulit menggunakan berbagai bahan alami. Jika memang harus menggunakan produk skincare, ada baiknya untuk konsultasi ke dokter spesialis kulit terlebih dahulu. Sehingga dampak buruk alkohol dalam skincare bisa dihindari.