Liputan6.com, Jakarta Panduan isolasi mandiri untuk anak penting dipahami orang tua. COVID-19 bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali anak. Anak merupakan salah satu kelompok yang rentan terpapar COVID-19.
Di tengah melonjaknya kasus COVID-19, pemerintah menyarankan pasien positif COVID-19 yang tidak bergejala untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Isolasi mandiri ini juga berlaku pada remaja, anak, dan balita.
Advertisement
Baca Juga
Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia telah membuat panduan isolasi mandiri anak dengan COVID-19. Panduan ini bisa menjadi pedoman bagi orang tua yang anaknya terpapar COVID-19 dan harus melakukan isolasi mandiri di rumah.
Berikut panduan isolasi mandiri untuk anak, dirangkum Liputan6.com dari buku Panduan bagi Keluarga dan Masyarakat Pencegahan dan Isolasi Mandiri Anak dan Remaja dengan COVID-19, Rabu (9/2/2022).
Kapan anak harus Isoman?
Berikut kriteria kapan anak harus melakukan isolasi mandiri:
1. masuk kriteria kontak erat
2. Anak positif COVID- 19 yang tidak bergejala.
3. Anak positif COVID-19 yang bergejala ringan: demam, batuk, nyeri tenggorokkan, sakit kepala, mual muntah, diare, lemas, anosmia/kehilangan indera penciuman, ageusia / kehilangan indera pengecapan, ruam-ruam, saturasi oksigen ≥ 95%.
4. Anak positif COVID-19 yang tidak memiliki komorbid (penyakit penyerta) seperti: obesitas, kanker, ginjal menahun, autoimun, kelainan bawaan, jantung, kencing manis/diabetes melitus, penyakit paru menahun, sesuai diagnosa tenaga kesehatan.
Advertisement
Persiapan isoman untuk anak
Ruang isoman
- Ventilasi atau aliran udara dan pencahayaan baik
- Kamar mandi terpisah, jika tidak memungkinkan, lakukan disinfeksi rutin
- Alat mandi tersendiri
- Alat makan tersendiri
- Tempat tidur terpisah, diberi jarak minimal 2 meter dari pengasuh yang tidak terinfeksi
- Gunakan tempat sampah tertutup
- Fasilitas cuci tangan
- Masker dalam jumlah yang cukup
Alat kesehatan
- Pengukur suhu tubuh (termometer)
- Pengukur saturasi oksigen (oximeter)
- Pengukur frekuensi nafas (jam)
Obat-obatan
Obat demam: parasetamol
Multivitamin: vitamin C, D3, dan zinc.
Pengasuh
- Orang tua atau pengasuh negatif COVID-19 bisa mengasuh anak dengan memerhatikan protokol kesehatan.
- Disarankan orang tua atau pengasuh bukan kelompok lanjut usia/tidak memiliki komorbid
- Jika ada anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi bersama
- Berikan dukungan psikologis pada anak
- Jika orang tua dan anak berbeda status COVID-19, disarankan berikan jarak tidur 2 meter di kasur terpisah
- Orang tua atau pengasuh ikut isolasi dan disarankan untuk tidak berganti orang
Pemantauan anak
Lakukan pemantauan suhu tubuh, frekuensi nafas, saturasi oksigen, dan gejala yang muncul serta kenali tanda bahaya saat isolasi mandiri. Jika terdapat salah satu gejala tanda bahaya segera menuju RS/ pelayanan kesehatan terdekat yang menyediakan layanan untuk COVID-19 atau konsultasikan gejala tersebut melalui layanan telekonsultasi.
Tanda bahaya saat isolasi bisa meliputi:
- Anak banyak tidur, kurang aktif seperti biasanya, kesadaran menurun, dan atau
- Terlihat sesak/sulit bernapas: napas cepat, tersengal-sengal, hidung kembang kempis dan atau
- Saturasi oksigen (<95%) dan atau
- Kejang dan atau
- Mata merah, ruam, leher bengkak dan atau
- Demam > 39oC atau > 7 Hari dan atau
- Tidak bisa makan dan minum dan atau
- Mata cekung dan atau
- Buang air kecil berkurang dan pekat
- Bagi anak yang masih menyusu, anak tidak dapat menyusu/minum
Advertisement
Pemberian obat
Obat demam parasetamol:
- Bila anak demam, Parasetamol dapat diberikan dengan dosis 10-15 mg/kg/ kali setiap 4-6 jam sekali, bila anak demam. Dosis maksimal 75mg/kg/hari dan tidak diberikan lebih dari 4000 mg/ hari.
- Jangan lupa perhatikan bentuk sediaan obat yang ada: drop, sirup, sirup forte, dan tablet.
- Pemberian obat dapat menggunakan pipet, spuit khusus obat, sendok takar.
Multivitamin
VITAMIN C
• 1- 3 tahun: max 400 mg/ hari
• 4-8 tahun: max 600 mg/ hari
• 9- 13 tahun: max 1200 mg/hari
• 14-18 tahun: max 1800 mg/hari
• Durasi 10-14 hari
VITAMIN D3:
• <3 tahun: 400 U/hari
• Anak: 1000 U/hari
• Remaja: 2000 U/hari
• Remaja obesitas: 5000 U/hari
• Durasi 10-14 hari
ZINC:
• 20 mg/hari selama durasi 10-14 hari
Konsultasi dokter
Jika anak saat ini sedang isolasi mandiri dan belum mendapatkan pengobatan, orang tua dapat melakukan telekonsultasi dengan tenaga kesehatan (Puskesmas atau RS terdekat) atau melalui layanan daring melalui https://isoman.kemkes.go.id/index.html atau link lainnya. Referensi untuk telekonsultasi dapat dilihat dalam aplikasi PeduliLindungi.
Pencegahan infeksi
Penggunaan masker
- Anak usia 2 tahun ke atas atau yang sudah dapat menggunakan dan melepaskan masker, dianjurkan menggunakan masker
- Ajarkan anak menggunakan dan melepas masker dengan benar
- Berikan "istirahat masker" jika anak berada di ruangan sendiri atau ada jarak 2 meter dari pengasuh
- Masker tidak perlu digunakan saat anak tidur
- Pengasuh yang berada di dalam ruangan yang sama harus menggunakan masker atau pelindung mata bila memungkinkan
Cuci tangan
Basahi tangan dengan air sabun. Gosok kedua telapak tangan, gosok area punggung tangan, gosok area sela jari tangan, lakukan gerakan mengunci tangan, gosok area ibu jari memutar, dan gosok menutar ujung jari tangan.
Etiket batuk dan bersin
Tutup mulut dan hidung dengan tisu. Tutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam.
Disiinfeksi ruangan
Pastikan rutin membersihkan area rumah yang sering disentuh seperti: gagang pintu, keran, toilet, wastafel, sakelar, meja, kursi. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan:
a. Campuran air dan sabun/deterjen ATAU
b. Cairan desinfektan khusus
Mencuci peralatan makan pederita COVID-19
- Siapkan air hangat
- Campurkan sabun pencuci piring
- Rendam peralatan makan 2-3 menit
- Cuci seperti biasa
- atau gunakan peralatan makan sekali pakai
Mencuci pakaian pederita COVID-19
Siapkan air hangat
- Campurkan deterjen ke dalam air
- Rendam pakaian
- Cuci seperti biasa
- Bila menggunakan mesin cuci maka pisahkan pakaian penderita dan yang sehat
Membuang sampah pederita COVID-19
Sampah dibuang dalam plastik yang terikat dan dipastikan tertutup rapat.
Advertisement
Cara berkomunikasi dengan anak
Ceritakan pada anak alasan isolasi mandiri, misal: “agar semua keluarga tetap sehat”, “anak adalah “pahlawan” yang melindungi orang lain dari COVID-19 saat isolasi mandiri”. Tenangkan anak jika merasa gelisah dan diskusikan mengenai kekhawatiran-kekhawatiran anak.
Orang tua tetap mengasuh anak namun hindari paparan dengan air liur, cairan tubuh lainnya dan hindari mencium. Orang tua tetap boleh menggendong anak, tapi pastikan cuci tangan dengan sabun sesering mungkin. Jika memungkinkan gunakan sarung tangan jika harus mengganti diapers atau popok anak.
Jika anak sudah bisa mandiri, carikan aktivitas yang bisa dikerjakan sendiri. Jika di rumah ada halaman atau balkon, lakukan aktivitas di luar rumah untuk mengganti suasana.