Liputan6.com, Jakarta Penyakit abses perianal merupakan kondisi ketika munculnya nanah di sekitar anus. Penyakit ini juga mengakibatkan nyeri di sekitar bagian anus penderitanya. Hal ini biasanya muncul disebabkan karena infeksi di kelenjar-kelenjar kecil di dinding anus.Â
Baca Juga
Rongga rektum yang terisi oleh nanah merupakan bagian terakhir dari usus besar tempat tersimpannya tinja sebelum dikeluarkan melalui anus. Infeksi yang terjadi pada rectum dan kelenjar lendir dubur akan membentuk lubang-lubang kecil yang mengakibatkan nanah pada penyakit abses perianal.
Advertisement
Penyakit abses perianal dapat dicegah dengan menghindari faktor risikonya. Selain itu, penyakit ini lebih sering terjadi pada laik-laki dibandingkan perempuan. Sebaiknya kamu segera memeriksa dan berdiskusi dengan dokter bila mengalami gejala penyakit abses perianal ini.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (16/8/2019) tentang penyakit abses perianal
Definisi Abses Perianal
Penyakit abses perianal merupakan kondisi terdapatnya pengumpulan nanah di sekitar anus yang disertai dengan rasa nyeri. Kebanyakan kasus penyakit abses perianal ini disebabkan oleh onfeksi yang terjadi pada kelenjar-kelenjar kecil di sekitar anus.
Penyakit abses perianal ini merupakan tipe penyakit abses anus yang paling sering terjadi. Biasanya pada kondisi penyakit abses perianal ini, akan tampak benjolan yang bentuknya mirip bisul di sekitar anus yang berwarna merah dan terasa hangat. Sedangkan abses anus yang memiliki posisi lebih ke dalam bisa tidak tampak, namun lebih jarang ditemui terjadi pada seseorang.
Biasanya dalam mengatasi penyakit abses perianal yang merupakan abses anus paling umum terjadi dilakukan beberapa tindakan seperti pembedahan yang berupa insisi dan drainase. Metode mengatasi penyakit abses anus ini merupakan metode yang paling tinggi tingkat keberhasilannya.
Sekitar 50% dari pasien dengan abses anus dapat mengalami komplikasi yang disebut fistula, yang merupakan terbentuknya saluran abnormal antara lokasi abses dan kulit. Pada sebagian kasus, terdapatnya fistula anus dapat menyebabkan keluarnya cairan yang terus-menerus. Sementara itu, pada sebagian kasus lainnya, bila celah menutup maka dapat terjadi abses anus yang timbul kembali. Penanganan berupa pembedahan juga dibutuhkan untuk fistula anus.
Advertisement
Penyebab Penyakit Abses Perianal
Penyebab umum penyakit abses perianal ini adalah bakteri dari anus yang menyebar ke bagian sekitar rektum dan menyebabkan peradangan. Biasanya bakteri ini hidup di dalam usus besar atau tinggal di daerah kulit dekat anus. Selain itu, penyakit ini juga bisa disebabkan oleh luka di anal yang terinfeksi, infeksi menular seksual, atau gangguan usus seperti penyakit Crohn dan divertikulitis usus besar.
Berikut Penyabab penyakit abses perianal
- Adanya sumbatan pada kelenjar di sekitar anus
- Adanya fisura, atau robekan, pada anus, yang terinfeksi
- Infeksi menular seksual
Beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan abses perianal adalah:
- Riwayat menjadi pasangan reseptif yang melakukan hubungan seksual melalui anus (seks anal)
- Infeksi usus besar
- Peradangan pada saluran cerna
- Diabetes
- Peradangan pada panggul
- Riwayat penggunaan obat-obatan tertentu
Â
Â
Gejala Penyakit Abses Perianal
Penyakit abses perianal memiliki beberapa gejala yang bisa dirasakan saat mengalaminya. Gejala utama penyakit abses perianal ini tentunya adalah rectum yang terasa berdenyut dan terasa lebih parah saat bergerak. Sebaiknya kamu segera berkonsultasi pada dokter bila mengalami gejala tertentu. Berikut ini merupakan tanda-tanda atau gejala yang bisa kamu rasakan saat mengalami penyakit abses perianal:
- Nyeri, yang umumnya menetap, berdenyut, dan lebih berat saat berada dalam posisi duduk
- Iritasi kulit di sekitar anus, termasuk adanya pembengkakan dan kemerahan
- Terdapat nanah
- Konstipasi atau nyeri yang berkaitan dengan gerakan usus
- Rektum terasa panas
- Demam
- Menggigil Meriang
- Kesulitan dalam buang air kecil
Advertisement
Penanganan Penyakit Abses Perianal
Sebelum menanganinya, dilakukan berbagai pemeriksaan atau evaluasi klinis untuk mengetahui adanya penyakit abses perianal ini, seperti wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan rektal juga dapat dilakukan untuk mendiagnosis terdapatnya abses anus.
Sebagian penderita juga bisa saja membutuhkan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan ini biasanya diperlukan untuk mengevaluasi adanya infeksi menular seksual, peradangan pada saluran cerna, atau kanker rektum. Pada sebagian kecil kasus, dokter juga dapat meminta untuk dilakukan ultrasonografi (USG), computerized tomography (CT), atau magnetic resonance imaging (MRI).
Penanganan dari abses perianal pada sebagian besar kasus adalah dengan drainase pembedahan, di mana dilakukan insisi di sekitar anus untuk melakukan drainase dari abses tersebut. Penanganan untuk mengalirkan isi dari abses penting untuk dilakukan, sebelum abses pecah.
Abses perianal yang dangkal dapat ditindaklanjuti menggunakan obat bius lokal. Namun abses perianal yang dalam, bisa saja membutuhkan perawatan inap serta melibatkan dokter spesialis anestesiologi untuk pembiusan. Setelah prosedur penanganan, dokter dapat meresepkan pengobatan untuk mengatasi nyeri atau antibiotik bila dinilai dibutuhkan.
Pengobatan Abses Perianal
Dalam mengobati penyakit abses perianal, kamu harus segera berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, karena kalau tidak segera diobati, penyakit ini bisa menjadi lebih parah.
- Menghubungi dokter jika kamu merasakan rasa sakit pada dubur disertai demam
- Redakan nyeri setelah operasi dengan duduk dalam air hangat 3-4 kali sehari dan minum obat pereda sakit
- Konsultasikan ke dokter jika melihat keluarnya nanah di rektum atau anus
- Langsung menghubungi dokter jika kamu mengeluarkan cairan yang berkepanjangan pada bagian yang dioperasi, demam, atau sakit setelah operasi
Advertisement