Sukses

Gejala Skoliosis pada Anak dan Perawatannya, Kenali Sebelum Terlambat

Gejala skoliosis pada anak perlu dipahami dan diperhatikan oleh orang tua

Liputan6.com, Jakarta Gejala skoliosis pada anak tidak bisa diremehkan begitu saja. Apalagi hal ini tentunya bisa mempengaruhi pertumbuhan tulang anak sampai dewasa nantinya. Skoliosis adalah gangguan pada tulang belakang yang ditandai dengan kelengkungan abnormal pada tulang tersebut.

Normalnya, tulang belakang membentuk kurva dari bahu ke bawah dan terlihat lurus dari belakang. Tulang hanya akan terlihat sedikit melengkung jika dilihat dari samping. Sedangkan pada penderita skoliosis, tulang terlihat melengkung ke samping meski dilihat dari arah belakang. Lengkungan biasanya membentuk huruf “S”atau “C”.

Gejala skoliosis pada anak perlu dipahami dan diperhatikan oleh orang tua. Perubahan kurva tulang belakang pada orang dengan skoliosis biasanya terjadi sangat lambat sehingga banyak orang tidak menyadari dirinya memiliki skoliosis. Banyak orang baru mengetahuinya setelah skoliosis menjadi lebih parah.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (4/10/2019) tentang gejala skoliosis pada anak dan perawatannya.

2 dari 4 halaman

Gejala Skoliosis pada Anak

Gejala skoliosis pada anak perlu diperhatikan agar tidak terlambat dalam mengambil tindakan. Skoliosis pada anak biasanya muncul pada usia antara 8-10 tahun. Ciri-ciri skoliosis pada anak bisa berbeda, bahkan beberapa anak dengan skoliosis mungkin tidak menunjukkan gejala apapun.

Biasanya, gejala skoliosis akan terlihat seiring dengan pertumbuhan anak. Berikut beberapa gejala skoliosis pada anak:

- Kedua bahu memiliki tinggi yang tidak sama

- Tulang rusuk anak terdorong keluar

- Kepalanya terlihat tidak berada di tengah tubuh

- Satu pinggul anak terlihat lebih tinggi daripada lainnya

- Saat anak berdiri, kedua lengannya tidak menggantung tepat di samping badannya

- Saat anak membungkuk ke depan, kedua sisi punggungnya memiliki ketinggian yang berbeda

3 dari 4 halaman

Perawatan Skoliosis

Perawatan skoliosis dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan lengkungan pada tulang belakang. Selain itu, biasanya dokter juga akan mempertimbangkan faktor usia dan jenis skoliosis yang dialami.

Namun pada umumnya, penanganan yang dapat dilakukan adalah:

Observasi.

Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu 25 derajat pada tulang yang masih tumbuh atau 50 derajat pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saat usia 19 tahun.

Orthosis.

Ini merupakan penggunaan alat penyangga yang dikenal dengan nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah derajat pembengkokan sekitar 30-40 derajat, terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25 derajat.

Operasi.

Tidak semua skoliosis memerlukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada skoliosis adalah progresifitas peningkatan derajat pembengkokan 40-45 derajat pada anak yang sedang tumbuh, terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis, terdapat derajat pembengkokan 50 derajat pada orang dewasa.

4 dari 4 halaman

Komplikasi Penyakit yang Disebabkan oleh Skoliosis

Tidak hanya tulang bengkok saja, skoliosis juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya segera periksakan anak ke dokter bila mengamami berbagai gejala yang telah disebutkan sebelumnya.

Skoliosis dapat menyebabkan beberapa komplikasi, yaitu:

Masalah jantung dan paru-paru.

Pada kasus skoliosis yang parah atau tulang belakang yang melengkung lebih dari 70 derajat, penderitanya akan mengalami kesulitan bernapas. Selain itu jantung juga akan mengalami kesulitan untuk memompa darah ke seluruh tubuh akibat tertekannya jantung dan paru-paru oleh rongga dada.

Masalah punggung.

Biasanya nyeri punggung jangka panjang dan artritis banyak dikeluhkan oleh orang dewasa yang menderita skoliosis sewaktu kecil.