Liputan6.com, Jakarta Ciri-ciri ular berbisa patut diwaspadai semua orang. Di Indonesia, teror ular berbisa di pemukiman warga menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Musim hujan menjadi waktu di mana telur-telur ular menetas. Ular bisa bertelur di pemukiman karena kehilangan habitat aslinya.
Adanya ular berbisa yang masuk pemukiman menjadi hal yang paling ditakutkan warga. Bisa dari ular ini dapat melumpuhkan dan mematikan organ tubuh manusia. Oleh sebab itu, penting mengetahui ciri-ciri ular berbisa.
Advertisement
Baca Juga
Ciri-ciri ular berbisa berbeda tiap jenisnya. Beberapa jenis ular memiliki ciri-ciri ular berbisa yang khas. Jika Anda menemukan ular di sekitar pemukiman, mengenali ciri-ciri ular berbisa bisa membuat Anda lebih waspada.
Mengetahui ciri-ciri ular berbisa ini juga bisa menentukan bagaimana sikap dan langkah yang harus dilakukan untuk menghadapi ular ini. Berikut ciri-ciri ular berbisa dan jenisnya dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (7/1/2020).
Mengenal ular berbisa
Secara umum, ular berbisa terbagi dalam jenis Elapidae dan Viperidae. Ular Elapidae yang kerap ditemukan di Indonesia termasuk ular kobra, ular laut, welang, dan cabai. Sementara ular Viperidae contohnya seperti bandotan dan mura.
Baik jenis Elapidae dan Viperidae, keduanya memiliki ciri-ciri tersendiri. Ular-ular Elapidae tersebar luas di seluruh kawasan tropis dan subtropis di dunia, kecuali Eropa, dan sebagian besar spesies tersebar di Australia, Papua, dan beberapa pulau di sekitarnya.
Sementara itu, Viperidae ditemukan hampir di seluruh bagian dunia kecuali Antartika, Australia, Irlandia, Madagaskar, Selandia Baru, berbagai pulau terisolasi seperti Hawaii, dan kawasan dingin di atas Lingkar Kutub.
Advertisement
Bentuk kepala
Pada ular Viperidae, kepalanya berbentuk segitiga yang terlihat jelas lekukan bagian lehernya. Ini merupakan ciri yang paling mudah dikenali pada ular berbisa.
Namun, tak semua ular berbisa memiliki kepala berbentuk segitiga. Beberapa ular tidak berbisa pun memiliki kepala segitiga untuk mengelabuhi musuh. Selain itu, jenis ular Elapidae seperti ular karang memiliki kepala bulat. beberapa jenis ular berbisa juga memiliki kepala oval.
Memiliki taring
Semua ular berbisa memiliki taring yang mengeluarkan bisa. Semua jenis ular Viperidae memiliki taring panjang berlubang untuk menyuntikkan bisa yang disuntikkan dari kelenjar yang terdapat di bagian belakang rahang atasnya. Kedua taring panjang ini terletak di ujung depan mulut melekat pada tulang rahang atas dan dapat berotasi.
Masing-masing taring ini jika tidak digunakan dapat dilipat merapat ke dinding rahang mulut dan diselubungi membran gusi. Saat menyerang, mulut Viperidae dapat membuka hingga 180° dan taring berputar kedepan, mengarah ke tubuh korban.
Sementara jenis Elapidae, memiliki taring bisa berukuran pendek yang terletak di rahang atas bagian depan.
Advertisement
Perilaku
Ular yang memiliki bisa tinggi biasanya tenang, kalem dan tidak banyak gerakan. Sementara mereka yang memiliki bisa rendah biasanya bergerak dengan cepat atau agresif. Ular berbisa cenderung tenang, dan ketika diusik, ular ini akan menyerang sang pengusik.
Sementara ular yang tidak berbisa cenderung akan menjauh jika didekati. Misalnya, ular kobra akan mengangkat kepalanya, memipihkan atau menggepengkan lehernya untuk menakut-nakuti pengganggunya. Beberapa spesies kobra bahkan mampu menyemburkan bisa ke arah mata pengganggunya, misalnya pada ular kobra jawa.
Warna
Warna dan corak pada ular berbisa cenderung mencolok dibanding ular yang tidak berbisa. Sejumlah ular berbisa, seperti ular karang, memiliki warna-warna cerah.
Ular cabai memiliki garis merah pada tubuhnya. Lalu ada ular welang dan weling yang memiliki corak garis putih. Sementara itu, ular kobra memiliki warna hitam legam yang mencolok.
Advertisement
Jenis ular berbisa di Indonesia yang rawan masuk permukiman
Ular Tanah
Ular ini kerap ditemukan di tanah dan bahkan penampilannya bisa mengecoh siapa pun yang melihatnya. Ular tanah paling sering ditemukan di hutan dataran rendah, lereng bukit dan daerah budidaya.
Kepala ular tanah besar, lebar, pipih, berbentuk segitiga dengan moncong yang runcing dan agak terbalik dan sangat berbeda dari lehernya. Ular tanah memiliki punggung berwarna cokelat agak kemerahan atau kemerah-jambuan.
Ular Weling
Di Indonesia ular ini menyebar di wilayah Sumatra, Jawa, Bali dan Sulawesi. Weling hidup di hutan-hutan dataran rendah yang lembab atau kering, hutan pegunungan, hutan mangrove, semak belukar, perkebunan, lahan pertanian, dan di sekitar permukiman.
Ular ini punya tubuh ramping. Ukuran panjang biasanya hanya sampai sekitar 100 cm, dengan panjang maksimal berkisar 155 cm. Sisi dorsal (punggung) berbelang hitam dan putih, terdapat sekitar 30-an belang hitam dari kepala hingga ke ekor.
Ular Welang
Ular Welang masih termasuk kerabat dekat dari ular weling. Sekilas tampilan kedua ular ini sangat mirip. Pada ular welang, belang hitamnya utuh berupa cincin dari punggung hingga ke perut. Sedangkan pada ular weling belang hitamnya hanya sekadar selang-seling warna di bagian punggung.
Ular Picung
Ular picung merupakan sejenis ular rumput yang tersebar di Asia Selatan dan Tenggara. Panjang tubuh ular picung mencapai 1,3 meter dengan kepala berwarna kehijauan atau hijau zaitun danleher kemerahan. Tubuh bagian atas berwarna kecokelatan atau cokelat zaitun dan dihiasi pola menyerupai papan catur di bagian atas punggungnya.
Ular cabe
Ular cabe merupakan jenis ular berukuran kecil yang menyebar endemik di kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia, ular ini menyebar di daerah Sumatra, Kepulauan Mentawai, Jawa, dan Kalimantan.
Ular cabe memiliki perilaku khas bila merasa terganggu, yakni memipihkan tubuhnya dan menjungkitkan ekornya sehingga bagian yang berwarna merah terlihat jelas. Ular cabe memiliki bisa yang sangat kuat dari golongan neurotoksin.