Sukses

6 Dampak Buruk Anak Sering Melewatkan Sarapan, Ganggu Tumbuh Kembangnya

Dampak buruk anak sering melewatkan sarapan harus dikenali agar kamu bisa menghindarinya.

Liputan6.com, Jakarta Dampak buruk anak sering melewatkan sarapan bisa mengganggu tumbuh kembangnya. Hal ini disebabkan karena sarapan merupakan bekal bagi anak untuk beraktivitas selama satu hari penuh. Kebutuhan nutrisi anak tentunya akan terpenuhi jika tidak melewatkannya.

Menurut penelitian di Amerika, lebih dari 30 persen anak sekolah berusia 8-13 tahun tidak rutin sarapan setiap hari. Sementara itu, data di Indonesia pun menemukan bahwa sebanyak 17-59 persen anak dan remaja sering melewatkan sarapan. 

Dampak buruk anak sering melewatkan sarapan harus dikenali agar kamu bisa menghindarinya. Padahal, sarapan memiliki banyak manfaat untuk anak, seperti meningkatkan kesehatan, memperbaiki performa dan nilai di sekolah, meningkatkan daya tahan tubuh serta membuat tubuh lebih bersemangat. Jadi, sebagai orang tua, kamu harus membiasakan anak untuk makan makanan sehat di pagi hari.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (15/12/2020) tentang dampak buruk anak sering melewatkan sarapan.

2 dari 4 halaman

Dampak Buruk Anak Sering Melewatkan Sarapan

Ganggu Tumbuh Kembang Anak

Dampak buruk anak sering melewatkan sarapan yang pertama adalah tumbuh kembangnya jadi terganggu. Anak akan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan asupan nutrisi yang lebih lengkap dengan mengonsumsi sarapan, berbeda dengan mereka yang melewatkannya.

Meskipun hanya sarapan dengan telur ceplok dan susu, menu tersebut juga merupakan makanan yang bergizi. Dari telur, anak bisa mendapatkan protein serta sedikit vitamin A, B6, B12, D, dan zat besi. Sedangkan dari segelas susu, anak bisa memperoleh asupan protein, kalsium, vitamin D, vitamin B2, dan vitamin B12. Dengan gizi yang lebih lengkap, tumbuh kembang anak pun lebih optimal.

Pengaruhi Metabolisme

Sarapan merupakan waktu yang tepat untuk memasukkan nutrisi yang sangat dibutuhkan. Ini termasuk serat dan vitamin yang membantu tubuh menjalani harinya. Sarapan penting untuk meningkatkan metabolisme. Sarapan adalah asupan nutrisi pertama setelah tubuh beristirahat sekitar 8 jam.

Orang yang sarapan setiap pagi cenderung memiliki metabolisme yang sehat. Sementara orang yang melewatkan sarapan cenderung memiliki metabolisme yang terganggu. Orang yang melewatkan sarapan pagi dapat mengembangkan ketidakfleksibelan metabolik. Melewatkan sarapan akan semakin mengurangi kemauan tubuh untuk membakar kalori.

3 dari 4 halaman

Dampak Buruk Anak Sering Melewatkan Sarapan

Berisiko Mengalami Obesitas

Berisiko mengalami obesitas merupakan salah satu dampak buruk anak sering melewatkan sarapan berikutnya. Anak yang tidak sarapan akan merasa sangat lapar saat mendekati jam makan siang.

Oleh karena itu, tak jarang mereka menjadi 'kalap' dan makan dalam porsi banyak saat jam makan siang tiba. Bahkan, tak jarang mereka pun jadi lebih tergoda untuk jajan makanan yang tinggi kalori, entah karena masih lapar atau sebagai misi 'balas dendam'.

Lebih Mudah Sakit

Ketika melewatkan sarapan, kekebalan bisa turun. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan peradangan kronis dan berpotensi meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas. Melewatkan sarapan bisa memicu kerusakan sel.

Meskipun kerentanan terhadap penyakit dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, tetapi penelitian menunjukkan bahwa anak yang tidak rutin sarapan setiap pagi memiliki angka absen karena sakit lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang rutin sarapan.

4 dari 4 halaman

Dampak Buruk Anak Sering Melewatkan Sarapan

Mudah Lapar dan Suasana Hati Buruk

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, anak yang tidak sarapan akan lebih mudah lapar sebelum jam makan siang tiba. Selain bisa meningkatkan risiko obesitas, anak yang sedang merasa lapar juga dapat membuatnya memiliki mood yang lebih buruk dibandingkan saat ia dalam keadaan kenyang.

Performa di Sekolah Kurang Optimal

Dampak buruk anak sering melewatkan sarapan juga memengaruhi performanya di sekolah. Anak yang jarang mengonsumsi sarapan biasanya akan memiliki nilai yang kurang memuaskan, terutama pada mata pelajaran matematika.

Tidak hanya itu, anak yang jarang sarapan juga memiliki konsentrasi, fokus, dan koordinasi otot yang kurang baik dibandingkan dengan temannya yang rajin sarapan. Sebaliknya, anak yang rutin menyantap sarapan setiap hari dilaporkan memiliki performa akademis yang lebih memuaskan dibadingkan dengan anak yang jarang sarapan.

Â