Liputan6.com, Jakarta Penyebab diare pada anak perlu diketahui oleh orang tua. Pasalnya, Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare merupakan penyebab kematian kedua terbanyak pada anak di bawah usia 5 tahun. Bahkan, sekitar 1,7 miliar anak di dunia mengalami diare setiap tahunnya.
Diare merupakan buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari atau melebihi frekuensi buang air besar normal seorang anak. Sering kali diare disebabkan oleh infeksi, baik infeksi virus, bakteri, maupun parasit.Â
Baca Juga
Advertisement
Penyebab diare pada anak dipengaruhi oleh faktor makanan dan kebersihan. Biasanya diare ditandai dengan anak mengalami perut kembung, nyeri perut, lemas, dehidrasi, hingga demam. Â Gejala-gejala tersebut terjadi karena infeksi virus, bakteri, ataupun parasit yang menyebabkan diare.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (15/1/2021) tentang penyebab diare pada anak.
Penyebab Diare pada Anak
Status gizi anak kurang baik. Penyebab diare pada anak yang pertama dipengaruhi oleh faktor gizi yang kurang baik. Anak dengan status gizi yang kurang lebih mudah terkena diare berat, berkepanjangan, dan berulang.
Lapisan saluran cerna anak yang mengalami kekurangan nutrisi diduga sangat mudah terserang infeksi, karena daya tahan tubuhnya yang kurang baik. Ketika mengalami diare, kemungkinan status gizi anak akan semakin memburuk akibat berkurangnya nafsu makan dan penyerapan nutrisi kurang optimal.
Kebersihan yang buruk. Kebiasaan mencuci tangan dengan memakai sabun dapat menurunkan kemungkinan terserang diare pada anak sebesar 47%. Jadi, ajari anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, seperti sebelum dan sesudah makan, sesudah main, dan sesudah buang air besar.
Hal ini tentunya juga berlaku bagi orang terdekat anak, seperti orang tua ataupun pengasuhnya. Jaga kebersihan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan.
Sebuah penelitian menyebutkan, kebiasaan mencuci tangan yang buruk pada ibu atau pengasuh balita berisiko menyebabkan diare akut 2,45 kali, dibandingkan dengan ibu atau pengasuh yang memiliki perilaku cuci tangan yang baik.
Selain itu, kuman penyebab diare pada anak juga dapat ditularkan melalui makanan, minuman maupun benda yang tercemar dengan kuman. Oleh sebab itu, penting sekali untuk menjamin kebersihan air di lingkungan tempat tinggal. Minumlah air yang matang (direbus hingga mendidih selama 1-3 menit), simpan air di tempat bersih dan tertutup, serta cuci semua peralatan makan menggunakan air bersih.
Advertisement
Penyebab Diare pada Anak
Sarana pembuangan tinja yang buruk. Sarana pembuangan tinja yang kurang memadai juga merupakan faktor penting penyebab diare pada anak. Sarana pembuangan tinja yang buruk dapat menjadi tempat penyebaran kuman atau tempat berkembang biaknya lalat.
Selain itu, orang tua atau pengasuh perlu memperhatikan cara pembuangan tinja bayi. Jika bayi atau anak masih menggunakan popok, buanglah tinja terlebih dahulu ke jamban. Jangan langsung membuang popok yang berisi kotoran anak ke tempat sampah.
Efek samping obat. Penggunaan obat, salah satunya antibiotik, dapat menjadi salah satu penyebab diare pada anak selama mengonsumsi obat tersebut. Jadi, tidak heran bila anak mudah diare ketika sedang mengonsumsi obat tertentu.
Intoleransi laktosa. Penyebab diare pada anak selanjutnya adalah intoleransi laktosa, suatu kondisi di mana tubuh tidak mampu mencerna laktosa (gula dalam susu) dalam jumlah banyak.
Hal ini terjadi karena tidak ada atau kurangnya enzim laktase di dalam tubuh yang bertugas untuk mencerna laktosa. Salah satu gejalanya adalah diare berbusa serta mual dan muntah. Anak yang memiliki risiko intoleransi laktosa mudah mengalami gejala diare.
Penting sekali bagi orang tua atau pengasuh untuk mengetahui faktor risiko yang dapat mempermudah seorang anak terkena diare, sehingga dapat lebih berhati-hati dan tahu bagaimana cara mengobati diare pada anak.
Cara Mengatasi Diare pada Anak
Cara mengatasi diare pada anak bisa dilakukan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Berikut cara mengatasi diare pada anak yang perlu kamu lakukan di rumah:
- Â Pastikan kebutuhan cairan anak tercukupi. Jika usia Si Kecil masih di bawah 6 bulan, berikan ASI atau susu formula setiap kali ia muntah atau diare. Jika usianya sudah lebih dari 6 bulan, berikan ia minuman rehidrasi, misalnya oralit.
- Pastikan asupan nutrisi dari makanan cukup.
- Berikan makanan yang lembut dan mudah dicerna dan hindari pemberian makanan berserat. Jangan memberikan jus buah atau soda, karena akan memperparah diare.
- Jika gejala diare pada anak semakin berat atau terdapat gejala yang perlu diwaspadai, seperti sesak napas, BAB berdarah, kejang, atau pingsan, segeralah bawa ia ke rumah sakit atau klinik terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Â
Advertisement
Cara Mencegah Diare pada Anak
Sebelum anak mengalami penyakit diare ini, kamu tentunya perlu melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Berikut beberapa cara mencegah diare pada anak yang perlu dilakukan:
- Menjaga kebersihan lingkungan, terutama sumber air minum. Pastikan air dan makanan yang dikonsumsi bersih dan matang.
- Membiasakan anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah buang air kecil atau buang air besar, juga setelah memegang benda kotor.
- Memberikan ASI pada anak berusia <2 tahun untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
- Memberikan anak makanan yang bergizi dan bermanfaat untuk pencernaannya, misalnya nanas yang diduga bisa menangkal infeksi bakteri penyebab diare.
- Mencuci tangan sebelum menyiapkan susu dan makanan anak, serta setelah mengganti popoknya.