Liputan6.com, Jakarta Penyebab stroke bisa kamu ketahui dari jenis-jenisnya. Hal ini sangat penting kamu kenali karena stroke merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun di seluruh dunia, 15 juta orang menderita stroke.
Stroke sendiri adalah kondisi di mana suplai darah ke otak terganggu atau berkurang. Penyebab stroke sangat berkaitan dengan kelumpuhan otak yang terjadi sangat cepat. Hal ini dapat menyebabkan kondisi darurat medis yang memerlukan perawatan cepat.
Baca Juga
Advertisement
Penyebab stroke juga dipengaruhi oleh kondisi tubuh dan gaya hidup seseorang. Walaupun stroke dapat diobati, beberapa juga dapat menyebabkan kehilangan fungsi tubuh atau kematian. Jadi, sebaiknya kamu melakukan tindakan pencegahan semenjak dini.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (18/8/2021) tentang penyebab stroke.
Jenis Stroke
Sebelum mengenali penyebab stroke, kamu perlu mengetahui jenis-jenisnya terlebih dahulu. Ada dua jenis stroke yang bisa terjadi, yaitu stroke iskemik dan hemoragik.
Stroke Iskemik
Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling sering terjadi. Menurut WebMD, 8 dari 10 kasus stroke, disebabkan oleh stroke iskemik. Penyebab stroke iskemik adalah ketika pembuluh darah otak menyempit atau tersumbat. Ini menyebabkan aliran darah sangat berkurang atau iskemia.
Pembuluh darah yang tersumbat atau menyempit biasanya disebabkan oleh timbunan lemak yang menumpuk di pembuluh darah, gumpalan darah atau kotoran lain yang mengalir melalui aliran darah dan masuk ke dalam pembuluh darah di otak.
Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik lebih jarang terjadi, tetapi bisa lebih serius. Penyebab stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah. Kondisi ini biasanya terjadi akibat aneurisma atau malformasi arteriovenosa (AVM).
Pembuluh darah di otak bisa menggelembung dan pecah, atau pembuluh melemah dan bocor. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dan terlalu banyak mengonsumsi obat pengencer darah juga dapat menjadi penyebab stroke ini.
Stroke Ringan
Selain stroke iskemik dan hemoragik, jenis stroke yang bisa terjadi adalah serangan iskemik transien (TIA). Kondisi ini juga biasa disebut serangan stroke ringan. Penyebab stroke ringan adalah ketika aliran darah ke bagian otak tidak mencukupi untuk jangka waktu yang singkat.
Aliran darah normal kembali normal setelah beberapa saat, dan gejalanya hilang tanpa pengobatan. Stroke ringan tidak menyebabkan kerusakan otak permanen, tetapi meningkatkan kemungkinan mengalami stroke skala penuh.
Advertisement
Faktor Risiko Penyebab Stroke
Penyebab stroke berbeda sesuai jenisnya, sesuai dengan yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, seseorang dapat mengalami stroke jika memiliki sejumlah faktor risiko tertentu.
Berikut faktor risiko penyebab stroke yang perlu kamu kenali:
Usia
Siapapun bisa terkena stroke, bahkan bayi di dalam kandungan. Tapi umumnya, peluang meningkat seiring bertambahnya usia. Faktor risiko penyebab stroke berlipat ganda setiap dekade setelah usia 55 tahun.
Keturunan
Stroke bisa diturunkan dalam keluarga. Seseorang dan kerabatnya mungkin memiliki kecenderungan yang sama untuk menderita tekanan darah tinggi atau diabetes. Beberapa stroke dapat disebabkan oleh kelainan genetik yang menghalangi aliran darah ke otak.
Jenis kelamin
Wanita sedikit lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami stroke dibandingkan pria pada usia yang sama. Tetapi wanita mengalami stroke pada usia yang lebih tua, yang membuat mereka cenderung tidak pulih dan lebih mungkin meninggal sebagai akibatnya.
Berat badan
Peluang terkena stroke bisa meningkat jika kelebihan berat badan. Seseorang dapat menurunkan peluang terkena stroke dengan berolahraga setiap hari.
Faktor Risiko Penyebab Stroke Lainnya
Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi adalah penyebab stroke terbesar yang pernah ada. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan arteri yang memasok darah dan oksigen ke otak pecah atau tersumbat, sehingga menyebabkan stroke. Tekanan darah tinggi juga bisa membuat stroke hemoragik lebih mungkin terjadi.
Penyakit jantung
Katup jantung yang rusak serta fibrilasi atrium, atau detak jantung tidak teratur menyebabkan seperempat dari semua stroke di antara orang lanjut usia. Penyakit jantung juga bisa menyebabkan penyumbatan arteri karena timbunan lemak.
Diabetes
Penderita diabetes seringkali memiliki tekanan darah tinggi dan lebih cenderung kelebihan berat badan. Keduanya meningkatkan kemungkinan terkena stroke. Diabetes merusak pembuluh darah yang menyebabkan kemungkinan terjadinya stroke.
Tembakau
Merokok atau mengunyahnya meningkatkan kemungkinan terkena stroke. Nikotin membuat tekanan darah naik. Asap rokok menyebabkan penumpukan lemak di arteri leher utama. Ini juga mengentalkan darah dan membuatnya lebih mungkin untuk menggumpal. Bahkan perokok pasif pun dapat mengembangkan stroke akibat tembakau.
Pengobatan
Beberapa obat dapat meningkatkan peluang terkena stroke. Misalnya, obat pengencer darah untuk mencegah pembekuan darah, terkadang dapat membuat stroke lebih mungkin terjadi melalui pendarahan. Penelitian telah mengaitkan terapi hormon, yang digunakan untuk gejala menopause seperti hot flashes, dengan risiko stroke yang lebih tinggi. Estrogen dosis rendah dalam pil KB juga dapat meningkatkan peluang stroke.
Advertisement
Gejala Stroke
Gejala stroke dapat berkembang perlahan selama beberapa jam atau hari. Ada satu metode untuk mengenali gejala stroke dengan cepat. Metode ini disebut dengan FAST yang digunakan untuk mengenali gejala stroke yang umum. FAST merupakan singkatan dari Face, Arm, Speech, dan Time.
Berikut cara mendeteksi gejala stroke melalui metode FAST:
Face (wajah). Jika kamu melihat senyum terkulai atau tidak rata di wajah seseorang, ini adalah tanda peringatan. Minta orang tersebut untuk tersenyum. Perhatikan tanda-tanda terkulai di satu sisi wajah.
Arm (lengan). Lengan yang mati rasa atau kelemahan lengan bisa menjadi tanda peringatan. Minta orang tersebut untuk mengangkat tangannya. Jika lengan terkulai atau turun, ini bisa menjadi peringatan gejala stroke.
Speech (bicara). Gejala stroke yang mudah dikenali adalah kesulitan berbicara. Minta orang tersebut untuk mengulangi sebuah kalimat. Ucapan cadel yang tidak seperti biasanya dapat menunjukkan bahwa orang tersebut mengalami stroke.
Time (waktu). Jika kamu mengenali gejala stroke di atas, jangan buang waktu. Segera hubungi layanan gawat darurat setempat jika menunjukkan gejala stroke.
Pencegahan Stroke
Pencegahan stroke dilakukan dengan menghindari berbagai faktor penyebabnya, yaitu:
Berhenti Merokok
Pencegahan penyakit stroke pertama bisa dilakukan dengan berhenti merokok. Merokok dapat mempercepat pembekuan darah, namun dengan cara yang berbeda. Jika darah mengental akibat merokok, hal itu bisa meningkatkan jumlah penumpukan plak di arteri.
Mencegah Diabetes
Untuk meminimalkan risiko stroke, kamu perlu memantau gula darah, menerapkan diet seimbang dan sehat, dan olahraga secara teratur. Bila memang disarankan oleh dokter, minumlah obat-obatan yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah.
Menurunkan Berat Badan
Jika kamu memiliki bobot tubuh yang berlebih, menurunkannya minimal 4-5 kg nyatanya bisa menurunkan risiko stroke di kemudian hari. Karena indeks massa tubuh yang ideal adalah 25 atau kurang (disesuaikan dengan kondisi tubuh), cobalah untuk tidak makan lebih dari 1.500-2.000 kalori per hari.
Rutin Berolahraga
Agar olahraga bisa memberikan efek maksimal terhadap pencegahan penyakit stroke, kamu bisa melakukan langkah-langkah seperti berjalan-jalan di sekitar lingkungan tempat tinggal setiap pagi setelah sarapan, mengikuti klub kebugaran dengan teman-teman. Saat berolahraga raihlah tingkatan intensitas latihan hingga napas terengah-engah tapi masih tetap bisa bicara. Ini berarti intensitas olahraga kamu sudah tepat.
Menurunkan Tekanan Darah
Pemantauan dan pengobatan tekanan darah adalah langkah pencegahan terpenting yang bisa kamu lakukan terhadap kesehatan pembuluh darah. Pertahankan tekanan darah kurang dari 135/85 mmHg atau 140/90 mmHg dengan cara mengurangi garam dalam diet hingga tidak lebih dari 1.500 mg dalam sehari (sekitar setengah sendok teh), menghindari makanan tinggi kolesterol, seperti burger, keju, es krim, dan lain-lain.
Selain itu, konsumsi 4-5 cangkir buah dan sayuran dalam sehari, satu porsi ikan 2-3 kali seminggu, serta beberapa porsi harian gandum utuh dan susu rendah lemak. Lakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit sehari. Menghindari rokok dan bila perlu, minum obat penurun tekanan darah yang diresepkan oleh dokter.
Advertisement