Sukses

Yakjuj dan Makjuj Dikalahkan Raja Zulkarnain, Disebut Kaum Perusak Bumi

Yakjuj dan Makjuj adalah sebutan bagi orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi .

Liputan6.com, Jakarta - Al-Qur'an menyebutkan kata Yakjuj dan Makjuj sebanyak dua kali, yaitu dalam surah al-Kahfi ayat 94 dan surah al-Anbiya ayat 96. Dalam surah al-Kahfi, dijelaskan Yakjuj dan Makjuj adalah sebutan bagi orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi dan ditakuti oleh suatu kaum yang tinggal di antara dua gunung.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW mengungkapkan dinding pembatas tempat Yakjuj dan Makjuj dikurung akan dibuka secara perlahan oleh Allah SWT. Saat dinding ini terbuka, Yakjuj dan Makjuj akan keluar dan menyebabkan kekacauan di muka bumi. Mereka akan merusak segala yang ada di sekitar mereka dan membuat hidup manusia menjadi penuh penderitaan.

“Kemudian Allah mengeluarkan Yakjuj dan Makjuj. Kelompok mereka yang pertama melewati telaga Thiberiyah (Thiber). Kemudian mereka meminum airnya hingga habis. Kelompok mereka yang akhir lewat pula, lalu mereka mengatakan “Sungguh di tempat ini dulu ada air.” (HR. Muslim)

Yakjuj dan Makjuj dikalahkan oleh Raja Zulkarnain, sebagaimana diceritakan dalam berbagai sumber keagamaan. Kisah ini memiliki beberapa versi dan interpretasi, namun dalam esensi yang sama, Raja Zulqarnain berhasil menghadapi ancaman dari Yakjuj dan Makjuj dengan kebijaksanaan dan bantuan Allah SWT.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang Yakjuj dan Makjuj sesuai catatan sejarah dan penelitian yang pernah dilakukan, Rabu (7/6/2023).

2 dari 3 halaman

Membuat Kerusakan di Bumi

Yakjuj dan Makjuj adalah sebutan bagi Gog dan Magog dalam tradisi Yahudi dan Kristen. Mereka dua kelompok yang sering disebut dalam Al-Qur'an dan literatur Islam. Dalam kitab Asyrathus Sa'ah karya Yusuf Al-Wabil, dijelaskan Yakjuj berakar dari kata "ujaaj" yang berarti mengering kemudian mengeras, dan "al ajj" yang artinya ketika musuh datang dengan cepat. Sementara itu, Makjuj berasal dari kata "maaja" yang berarti goncang.

Al-Qur'an menyebutkan kata Yakjuj dan Makjuj sebanyak dua kali, yaitu dalam surah al-Kahfi ayat 94 dan surah al-Anbiya ayat 96. Dalam surah al-Kahfi, dijelaskan bahwa Yakjuj dan Makjuj adalah orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi dan ditakuti oleh suatu kaum yang tinggal di antara dua gunung.

"Sesungguhnya kalian berkata tidak ada musuh, sementara kalian senantiasa memerangi musuh, hingga datang Yakjuj dan Makjuj; Bermuka lebar, bermata sipit, berambut pirang. Mereka datang dari setiap arah, wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit.'' (HR. Ahmad 5: 271)

Menurut Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, seorang ulama fiqih, Yakjuj dan Makjuj muncul sebagai kelompok perusak bumi setelah Dajjal, tokoh jahat dalam eschatology Islam. Dalam buku berjudul Sepuluh Peristiwa Besar Menjelang Kiamat Kubra oleh Niaga Swadaya, Yakjuj dan Makjuj dijelaskan sebagai golongan perusak yang jumlahnya lebih banyak daripada manusia. Mereka tidak akan mati sebelum melahirkan anak, dan setiap kali melahirkan minimal berjumlah seribu anak.

Ibnu Katsir, seorang ulama tafsir terkenal, mengutip hadis Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa Nuh memiliki tiga orang anak, yakni Sam yang merupakan nenek moyang orang Arab, Ham yang merupakan nenek moyang orang Sudan, dan Yafis yang merupakan nenek moyang orang Turk. Sebagian ulama berpendapat bahwa Yakjuj dan Makjuj adalah keturunan Yafis, putra Nuh.

Pendapat lain datang dari an-Nasafi, seorang ahli fikih dan tafsir, yang menyatakan bahwa Yakjuj berasal dari suku Turk, sementara Makjuj berasal dari suku Jail dan Dailam, yang semuanya merupakan keturunan Yafis. Mereka dianggap sebagai kelompok yang membuat kerusakan di muka bumi.

 

3 dari 3 halaman

Dikalahkan oleh Raja Zulqarnain

Yakjuj dan Makjuj dikalahkan oleh Raja Zulqarnain, sebagaimana diceritakan dalam berbagai sumber keagamaan. Kisah ini memiliki beberapa versi dan interpretasi, namun dalam esensi yang sama, Raja Zulqarnain berhasil menghadapi ancaman dari Yakjuj dan Makjuj dengan kebijaksanaan dan bantuan Allah SWT.

Mereka berkata, "Wahai Zulkarnain! Sungguh, Ya'juj dan Ma'juj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?" (QS. sl-Kahfi ayat 94)

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW mengungkapkan dinding pembatas tempat Yakjuj dan Makjuj dikurung akan dibuka secara perlahan oleh Allah SWT. Saat dinding ini terbuka, Yakjuj dan Makjuj akan keluar dan menyebabkan kekacauan di muka bumi. Mereka akan merusak segala yang ada di sekitar mereka dan membuat hidup manusia menjadi penuh penderitaan.

“Allah telah membuka dinding pembatas Yakjuj dan Makjuj sebesar ini (sambil melengkungkan jari telunjuk dengan ibu jarinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam perjalanan mereka, Yakjuj dan Makjuj mencapai sebuah telaga yang bernama Thiberiyah. Mereka meminum air telaga tersebut hingga mengering. Keberadaan Yakjuj dan Makjuj menjadi ancaman serius bagi umat manusia, sehingga perlu adanya tindakan untuk menahan mereka.

Pendapat dari Imran Hosein dalam An Islamic View of Gog and Magog in the Modern World menyebutkan dalam surah al-Anbiya ayat 95-96 terdapat larangan tentang sebuah kota yang telah hancur. Kaum penduduk kota ini tidak diperkenankan untuk kembali ke kota tersebut hingga saat Yakjuj dan Makjuj dilepaskan dan menyebar ke segala penjuru. Kota yang dimaksud adalah Yerusalem, dan penduduknya adalah kaum Yahudi. Oleh karena itu, jika kaum Yahudi telah kembali ke Yerusalem setelah pengasingan selama dua ribu tahun, maka hal ini mengindikasikan bahwa Yakjuj dan Makjuj telah bebas dan dinding pembatasnya runtuh.

Dalam surah al-Kahfi ayat 96, Allah SWT mencatat bahwa Zulqarnain berhasil membangun sebuah tembok yang sangat kokoh untuk menahan Yakjuj dan Makjuj. Tembok ini terbuat dari besi dan tembaga yang kuat. Yakjuj dan Makjuj tidak mampu melewatinya karena tingginya yang sangat besar dan mereka juga tidak dapat melubanginya karena kekokohannya. Tembok tersebut menjadi pertahanan yang tangguh untuk melindungi manusia dari ancaman Yakjuj dan Makjuj.

Kisah Zulqarnain dalam Al-Qur'an memberikan pelajaran yang penting tentang kebijaksanaan, kecerdasan, dan ketulusan hati dalam menghadapi ancaman dan permasalahan yang kompleks. Zulqarnain adalah seorang yang dianugerahi pengetahuan dan teknologi yang hebat, namun kecerdasan tersebut tidak menjadikannya congkak.

Hinggal tiba suatu masa ketika Nabi Isa As turun ke bumi bersama kaum mukmin untuk menghadapi kebringasan Yakjuj dan Makjuj. Lalu, Nabi Isa berdoa kepada Allah agar membinasakan kaum perusak tersebut hingga ditimpa penyakit.

“Nabi Isa bin Maryam dan para sahabat terkepung, sehingga pada saat itu sebuah kepala sapi lebih berharga bagi mereka daripada seratus dinar. Nabi Isa bin Maryam dan para sahabat berdoa agar Allah menghancurkan Yakjuj dan Makjuj beserta pengikutnya. Lalu Allah menimpakan kepada mereka penyakit hidung seperti yang melanda hewan, sehingga mereka mati semuanya.” (HR. Muslim)