Sukses

Alasan Takdir Allah Adalah yang Terbaik, Ini Amalan untuk Ubah Takdir

Takdir Allah adalah yang terbaik karena selalu ada hikmah di balik setiap kejadian.

Liputan6.com, Jakarta Takdir dalam Islam dikenal dengan istilah qada dan qadar. Meyakini adanya qada dan qadar merupakan salah satu rukun iman. Tidak sempurna iman seorang muslim jika tidak meyakini adanya takdir Allah. Penting untuk dipahami bahwa takdir Allah adalah yang terbaik.

Tidak bisa dipungkiri bahwa ada banyak sekali masalah yang kita hadapi dalam hidup membuat merasa kita merasa kesulitan. Tidak jarang hal itu membuat kita sering menyalahkan takdir. Padahal kehendak dan ketentuan yang merupakan takdir Allah adalah yang terbaik.

Tentu bukan tanpa alasan mengapa takdir Allah adalah yang terbaik. Sebab, pasti ada hikmah di balik setiap masalah dan peristiwa yang kita hadapi dalam hidup.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ، إِنَّ اللهَ لاَ يَقْضِي لِلْمُؤْمِنِ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ

“Aku begitu takjub pada seorang mukmin. Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk seorang mukmin melainkan pasti itulah yang terbaik untuknya.” (HR. Ahmad, 3:117. Syaikh Syu'aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Kalaupun ada cobaan yang terasa begitu berat, itu semata-mata karena Allah mengerti batas kemampuan kita. Jika kita dapat melalui cobaan tersebut, maka Allah akan mengangkat derajat kita lebih tinggi.

Tentu ada beberapa alasan mengapa takdir Allah adalah yang terbaik. Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (10/6/2023).

2 dari 4 halaman

Allah Lebih Tahu Mana yang Terbaik

Sebagaimana telah disebutkan dalam hadis di atas, tidak ada takdir yang buruk. Semua takdir Allah adalah yang terbaik. Kalaupun memang ada peristiwa atau kejadian buruk yang terjadi dalam hidup kita, tentu ada maksud di baliknya. Allah SWT berfirman,

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Mahamengetahui. Bahkan Dia lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita daripada diri kita sendiri. Sedangkan kita sendiri tidak mengetahui yang terbaik dan yang jelek untuk kita.

Sebagai contoh, kita menyukai aktivitas wisata kuliner dan mencoba banyak makanan lezat. Dengan merasakan berbagai cita rasa makanan lezat, kita bisa merasa senang dan bahagia. Akan tetapi di sisi lain, Allah juga memerintahkan kita untuk berpuasa. Padahal puasa adalah ibadah yang sangat berat, karena harus menahan lapar meski harus menjalankan aktivitas seperti biasa.

Namun siapa yang menayangkan jika berdasarkan banyak penelitian, ibadah puasa justru memiliki manfaat yang sangat baik untuk kesehatan. Sebaliknya, pola makan yang tidak terkontrol justru lebih banyak mendatangkan risiko penyakit. Karena alasan itulah mengapa takdir Allah adalah yang terbaik.

3 dari 4 halaman

Hanya dari Sudut Pandang Manusia Adanya Takdir Buruk

Jika memang ada takdir yang buruk, hal itu disebabkan oleh sudut pandang manusia yang tidak bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian. Dalam Syarh Al-Arba'in An-Nawawiyyah, Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan bahwa tidak ada takdir yang buruk. Apa yang membuat takdir menjadi buruk karena manusia yang merasa begitu.

Selanjutnya dijelaskan bahwa jika dilihat dari apa yang menjadi kehendak dan ketentuan Allah, semua takdir itu baik. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, ‘Kejelekan tidak disandarkan kepada-Mu.’

Jadi, takdir Allah itu selamanya tidak ada yang jelek. Karena ketetapan takdir itu ada karena rahmat dan hikmah. Kejelekan murni itu hanya muncul dari pelaku kejelekan. Sedangkan Allah itu hanya berbuat baik saja selama-lamanya.

Hikmah di Balik Kejadian yang Buruk

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, takdir Allah adalah yang terbaik. Kalaupun memang ada kejadian buruk, bukan berarti bahwa itu menunjukkan bahwa takdir Allah adalah buruk.

Tentu ada maksud dan hikmah di balik setiap kejadian, termasuk kejadian-kejadian yang buruk. Jadi, jika ada peristiwa yang buruk terjadi pada diri kita, cobalah untuk berpikir untuk mendapatkan hikmahnya. Bisa jadi, segala kejadian buruk bisa menjadi pelajaran atau manfaat yang tidak pernah kita sadari.

Adapun hikmah di balik kejadian-kejadian buruk antara lain adalah sebagai berikut:

  1. agar kebaikan dapat dikenal;
  2. supaya manusia menyandarkan diri kepada Allah;
  3. supaya manusia bertaubat kepada-Nya setelah ia berbuat dosa;
  4. banyak meminta perlindungan kepada Allah dari keburukan dengan berdzikir dan berdoa;
  5. ada maslahat besar di balik kesulitan atau musibah yang menimpa.
4 dari 4 halaman

Amal untuk Mengubah Takdir

Apa yang terjadi pada hidup kita, semuanya ditentukan oleh Allah SWT. Penting untuk dipahami bahwa ketentuan atau takdir Allah adalah yang terbaik. Meski demikian, bukan berarti ketentuan atau takdir Allah SWT tidak bisa diubah sama sekali.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk dapat mengubah takdir, antara lain sebagai berikut:

1. Amal Kebaikan

Melakukan amal kebaikan merupakan salah satu cara untuk mengubah takdir yang sudah ditetapkan Allah SWT. Hal ini didasarkan pada hadis berikut,

Beramallah kamu sekalian, karena beramal (berbuat kebaikan/ibadah) akan mengubah sesuatu yang buruk yang telah ditentukan-Nya padamu (HR. Bukhari dan Muslim).

Bahkan panjangnya usia kita yang sudah ditentukan oleh Allah SWT pun dapat berubah jika kita gemar melakukan amal baik, sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut,

Tiada yang dapat menambah umur seseorang, selain (amal) kebaikan. (HR. Ahmad dan Thabrani)

2. Sedekah dan Silaturahim

Amalan lain yang dapat mengubah takdir adalah sedekah. Hal ini didasarkan pada hadis berikut,

Sesungguhnya sedekah itu dapat memadamkan kemarahan Allah dan menolak ketentuan yang buruk.” (HR. Tirmidzi).

Selain sedekah, silaturahim juga dapat mengubah takdir bahkan memanjangkan umur.

Sesungguhnya sedekah dan silaturahim itu dapat menambah umur dan menolak ketentuan buruk yang tidak disukai dan ingin dijauhi.” (HR. Abu Ya'la Al Hanbali).

3. Doa

Takdir Allah adalah yang terbaik, dan tidak ada siapa pun yang dapat menolak takdir Allah. Akan tetapi kita bisa berdoa untuk memohon kepada Allah agar dapat mengubah takdir.

“Tiada yang bisa menolak takdir Allah, kecuali doa.” (HR. Tirmidzi, Hakim, Ahmad, dan Ibnu Majah).

Dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa berikut ini,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الجَنَّةَ وَمَا قرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَولٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مَنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا

Artinya:

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua kebaikan yang disegerakan maupun yang ditunda, apa yang aku ketahui maupun tidak aku ketahui. Aku berlindung kepada-Mu dari semua keburukan, baik yang disegerakan maupun yang ditunda, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang diminta oleh hamba dan Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari apa yang diminta perlindungan oleh hamba dan nabi-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan atau perbuatan. Dan aku memohon kepada-Mu semua takdir yang Engkau tentukan baik untukku. (HR. Ibnu Majah, no. 3846 dan Ahmad, 6:133. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).