Sukses

Syarat Kambing atau Domba Aqiqah adalah Sehat, Pahami Ketentuan dan Tata Caranya

Syarat kambing atau domba aqiqah adalah suatu hal yang penting diperhatikan oleh muslim.

Liputan6.com, Jakarta Syarat kambing atau domba aqiqah adalah suatu hal yang penting diperhatikan oleh muslim. Apalagi, melaksanakan aqiqah merupakan salah satu wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas rahmat yang telah diberikan-Nya. 

Secara bahasa, aqiqah berarti memotong (bahasa arab: al qat’u). Sedangkan menurut istilah, aqiqah merupakan proses pemotongan hewan sembelihan pada hari ke tujuh setelah bayi dilahirkan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT.

Hewan yang digunakan untuk aqiqah biasanya hewan ternak seperti kambing atau domba. Syarat kambing atau domba aqiqah penting dipahami karena ini tidak bisa sembarangan. Ketentuan aqiqah ini perlu dipahami oleh setiap muslim.

Berikut Liputan6.com rangkum dari cendikia.kemenag.go.id, Senin (12/6/2023) tentang syarat kambing atau domba aqiqah.

2 dari 5 halaman

Syarat Kambing atau Domba Aqiqah adalah

Syarat kambing atau domba aqiqah adalah ketentuan aqiqah yang masih menjadi perdebatan bagi para ahli fikih. Para ahli fikih berbeda pendapat tentang hewan yang dapat digunakan untuk aqiqah. Tetapi mayoritas ulama menyatakan bahwa hewan yang digunakan untuk aqiqah adalah kambing/domba.

Adapun syarat kambing atau domba aqiqah adalah yang pertama harus dalam keadaan sehat dan tidak sakit. Yang kedua, syarat kambing atau domba aqiqah adalah tidak kurus. Berikutnya, syarat kambing atau domba aqiqah adalah tidak cacat. Setelah itu, syarat kambing atau domba aqiqah adalah sudah berumur satu tahun lebih atau sudah pernah berganti gigi.

Syarat kambing atau domba aqiqah adalah yang sehat, tidak kurus, tidak cacat, dan sudah berumur satu tahun. Sementara itu, adapun jumlah hewan untuk aqiqah mayoritas ulama berpendapat bahwa untuk anak laki-laki sebanyak 2 ekor kambing/domba dan untuk anak perempuan sebanyak 1 ekor kambing/domba.

Hal ini disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan Abu Dawud, yang artinya:

Dari Ummu Kurz ia berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda 'Untuk seorang anak laki-laki adalah dua ekor kambing dan untuk anak perempuan adalah seekor kambing. Tidak mengapa bagi kalian apakah ia kambing jantan atau betina'." (HR. Abu Dawud no. 2834-2835).

3 dari 5 halaman

Hukum Aqiqah dan Waktu Pelaksanaannya

Aqiqah secara bahasa artinya memutus, melubangi, membelah atau memotong. Secara syariat makna aqiqah adalah menyembelih kambing/domba sebagai tanda syukur kepada Allah SWT atas lahirnya anak, baik laki-laki atau perempuan.

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakan aqiqah, sebagai bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah SWT sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah SWT dengan lahirnya sang anak. Dengan aqiqah pula anak dapat terbebas dari ketergadaian, dan dapat menjadi syafaat pada hari akhir bagi kedua orang tuanya.

Aqiqah paling utama dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak. Pada hari itu pula seorang bayi dicukur rambutnya dan diberi nama yang baik. Sabda Nabi Muhammad SAW, yang artinya:

“Setiap anak itu tergadai dengan aqiqah nya yang disembelih pada hari ketujuh, dicukur rambut kepalanya, dan diberi nama.” (H.R. Ibnu Majah diriwayatkan dari Samurah)

Para ahli fikih memiliki pendapat yang berbeda tentang hukum pelaksanaan aqiqah, tetapi pendapat yang paling masyhur menyatakan bahwa hukum aqiqah adalah sunah muakad. Sunah muakad artinya sunah yang sangat dianjurkan. Penyembelihan hewan aqiqah bertujuan sebagai wujud syukur kepada Allah SWT Atas kelahiran seorang anak.

Waktu terbaik untuk melaksanakan aqiqah adalah di hari ke-7 setelah kelahiran bayi. Seperti yang sudah diterangkan dengan jelas pada hadis yang diriwayatkan Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah sebelumnya.

Jika bayi lahir siang hari, maka sudah termasuk hari pertama dari tujuh hari. Sementara itu, jika bayi dilahirkan pada waktu malam, tidak termasuk dalam hitungan, jadi hari pertama adalah hari berikutnya. Namun sebagaian ulama berpendapat bahwa jika pada hari ketujuh tersebut belum mampu melaksanakan aqiqah untuk anaknya, Sayyidah Aisyah r.a. dan Imam Ahmad berpendapat bahwa aqiqah bisa dilaksanakan pada hari keempat belas, atau pun hari kedua puluh satu. Jika pada hari-hari itu juga belum mampu, boleh dilakukan kapan saja saat yang bersangkutan sudah mampu.

4 dari 5 halaman

Tata Cara Aqiqah

1. Menyembelih Kambing atau Domba

Tata cara aqiqah yang pertama adalah menyembelih kambing atau domba. Sedangkan syarat kambing atau domba aqiqah adalah yang sehat, tidak kurus, tidak cacat, dan sudah berumur satu tahun. Sebelum menyembelih kambing untuk aqiqah, disunnahkan untuk membaca doa menyembelih hewan aqiqah.

2. Memasak Daging Aqiqah

Jumhur ulama lebih menganjurkan untuk memasak daging aqiqah terlebih dahulu sebelum membagikannya kepada orang-orang. Hal itu diungkapkan dalam kitab Atahzib yang ditulis Imam Al-Baghawi, yang artinya:

"Dianjurkan untuk tidak membagikan daging hewan aqiqah dalam keadaan mentah, akan tetapi dimasak terlebih dahulu kemudian diantarkan kepada orang fakir dengan nampan." (Imam Al-Baghawi dalam kitab Atahzib)

3. Memakan Sebagian Daging Aqiqah

Menurut hadis yang diriwayatkan al-Bayhaqi, daging aqiqah sebaiknya dimakan terlebih dahulu baru dibagikan kepada orang-orang. Berikut arti dari hadis tersebut:

Artinya: Aisyah r.a berkata, "Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh." (HR al-Bayhaqi)

4. Mencukur Rambut dan Memberikan Nama

Mencukur rambut bayi dan memberikan nama merupakan tata cara aqiqah berikutnya. Memberikan nama yang baik mencerminkan bagaimana akhlak dan imannya nanti kepada Allah SWT. Hukum mencukur rambut bayi saat melakukan aqiqah menurut pendapat yang kuat di kalangan ulama adalah sunah.

5. Mendoakan Bayi

Berikut adalah bacaan doa yang sebaiknya diucapkan untuk bayi yang baru lahir:

"U’iidzuka bi kalimaatillaahit tammaati min kulli syaithooni wa haammah. wa min kulli 'ainin laammah."

Yang artinya:

"Saya perlindungkan engkau, wahai bayi, dengan kalimat Allah yang Perkasa, dari tiap-tiap godaan syaitan, serta tiap-tiap pandangan yang penuh kebencian."

5 dari 5 halaman

Hikmah dan Makna Melaksanakan Aqiqah

Terdapat beberapa hikmah atau keutamaan dari melaksanakan aqiqah ini, di antaranya yaitu:

- Mewujudkan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia lahirnya seorang anak sebagai penerus dalam keluarganya Meneladani dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW

- Sebagai momen untuk berbagi kepada sesama dan mempererat tali persaudaraan

- Sebagai bentuk rasa gembira dan membagikan kebahagiaan tersebut kepada orang lain

Makna yang akan diambil adalah menjaga anak kita dari segala gangguan setan. Hal inipun sudah dituliskan pada Hadis:

“Setiap anak itu tergadai dengan aqiqah-Nya”, dengan melaksanakan aqiqah berarti kamu melepas segala gangguan setan yang terus mengikutinya sedari lahir “Bahwa lepasnya dia dari setan tergadai oleh aqiqahnya”