Sukses

5 Penyakit yang Diakibatkan Kurang Gerak, dari Obesitas Hingga Stroke

Penyakit akibat kurang gerak ternyata bukanlah kondisi yang bisa dianggap sepele dan dapat berakibat fatal.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit akibat kurang gerak perlu benar-benar diperhatikan setiap orang. Pasalnya, sekarang ini banyak orang yang cenderung malas bergerak. Hal ini tentunya tidak terlepas dari berbagai kemudahan yang tersedia karena perkembangan teknologi.

Perkembangan teknologi telah memengaruhi gaya hidup banyak orang saat ini, yang mengakibatkan berkurangnya aktivitas fisik. Gaya hidup ini disebut juga sedenter, yaitu gaya hidup orang yang banyak duduk dan sedikit aktivitas fisik.

Gaya hidup sedenter atau kurang gerak ini bisa memicu berbagai penyakit serius. Penyakit akibat kurang gerak ternyata bukanlah kondisi yang bisa dianggap sepele dan dapat berakibat fatal. Jadi, kamu perlu menghindari perilaku kurang gerak ini.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (12/6/2023) tentang penyakit akibat kurang gerak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Obesitas

Penyakit akibat kurang gerak yang pertama adalah obesitas. Obesitas dikenal juga sebagai kegemukan yang berlebihan atau penumpukan lemak yang berlebihan di dalam badan. Penyakit ini ditandai dengan berat badan yang melebihi batas normal. Penyakit akibat kurang gerak ini bisa kamu alami jika jarang berolahraga dan melakukan aktivitas.

Kurang bergerak dapat mengakibatkan penumpukan lemak di dalam badan. Hal ini tentunya perlu dihindari karena obesitas juga biasa dikenal sebagai salah satu penyakit kronis yang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup. Penyakit ini dapat diobati, namun kamu tentu bisa mencegahnya terjadi dengan berolahraga dan banyak bergerak.

3 dari 6 halaman

2. Meningkatkan Risiko Stroke

Sebuah studi di Amerika Serikat yang dilakukan oleh Aerobics Research Center menunjukkan bahwa aktivitas fisik mampu mengurangi risiko stroke pada pria hingga sebesar 60%. Studi lain yang diterbitkan dalam Nurses’ Health Study menyatakan bahwa wanita yang cukup beraktivitas fisik memiliki peluang terhindar dari stroke dan serangan jantung sebesar 50%.

Hal ini menunjukkan bahwa pada individu yang kurang aktivitas, terlalu sering duduk memiliki risiko cukup besar mengalami stroke. Jadi, penyakit akibat kurang gerak selanjutnya adalah stroke.

4 dari 6 halaman

3. Risiko Penyakit Jantung

Penyakit akibat kurang gerak selanjutnya adalah penyakit jantung, terutama penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit di mana pembuluh darah mengalami penyumbatan sehingga tidak dapat menyuplai makanan dan oksigen untuk otot jantung. Sumbatan terjadi karena penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah koroner.

Penyakit jantung koroner ini dapat disebabkan oleh gaya hidup seseorang yang kurang bergerak atau kurang melakukan aktivitas fisik. Kurang gerak menyebabkan berkurangnya kerja otot jantung akibat minimnya aktivitas yang dilakukan.

5 dari 6 halaman

4. Risiko Osteoporosis

Osteoporosis merupakan salah satu penyakit akibat kurang gerak yang perlu kamu perhatikan. Kurangnya aktivitas fisik pada pagi hari menyebabkan seseorang kekurangan vitamin D yang berakibat pada kelainan tulang, termasuk osteoporosis.

Kebiasaan malas gerak akan membuat tubuh kehilangan massa otot sehingga otot akan lemah. Selain itu tubuh juga akan mengambil kalsium tulang. Hal ini menyebabkan kepadatan tulang akan berkurang drastis.

Jika dibiarkan, hal ini bisa mengakibatkan tulang keropos atau yang biasa disebut dengan osteoporosis. Pergeseran penyakit osteoporosis pun tak hanya dialami oleh orang tua saja, namun kaum yang lebih muda pun bisa mudah terkena osteoporosis.

6 dari 6 halaman

5. Diabetes

Pola hidup manusia yang minim aktivitas memiliki peran penting terhadap risiko seseorang memiliki penyakit Diabetes Melitus. Seseorang dengan perilaku sedentary seperti membaca, duduk, menonton televisi akan meningkatkan pola makan yang berakibat naiknya berat badan yang dapat menyebabkan penyakit akibat kurang gerak ini.

Apabila kita menghabiskan kira-kira 70% dari waktu seharian dengan duduk dan tiduran, maka akan berisiko mengalami resistensi insulin. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah sehingga mengakibatkan seseorang berpeluang terserang diabetes.

Apalagi pada saat duduk atau tiduran, banyak orang cenderung mencari camilan yang kurang sehat. Camilan tersebut bisa jadi mengandung gula tinggi, sehingga menambah resiko terjadinya diabetes. Jadi penyakit akibat kurang gerak berikutnya adalah diabetes melitus, yaitu gangguan pada sistem metabolisme karbohidrat ditandai dengan adanya gangguan kemampuan tubuh untuk memproduksi atau merespons insulin sehingga mempertahankan kadar glukosa pada darah secara tepat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.