Sukses

Apa yang Dimaksud Model dalam Menggambar? Ini Objek, Benda, dan Fenomena

Model dalam menggambar adalah berupa objek, benda, hingga fenomena alam.

Liputan6.com, Jakarta - Apa yang dimaksud dengan model dalam menggambar? Model dalam menggambar merujuk pada objek atau acuan yang digunakan sebagai referensi dalam proses menggambar. Apa yang dimaksud model dalam menggambar bisa berupa benda mati, objek hidup, atau bahkan ide-ide yang kemudian direpresentasikan dalam bentuk gambar.

Model dalam menggambar juga bisa didefinisikan sebagai objek, benda, hingga fenomena alam. Penggunaan model dalam menggambar memungkinkan penggambar untuk fokus pada detail dan karakteristik yang ada pada objek yang digambar, sehingga menghasilkan karya yang lebih akurat dan representatif.

Pada proses menggambar, apa yang dimaksud dengan model berperan penting sebagai sumber inspirasi dan panduan bagi penggambar. Menggunakan model membantu menghindari kesalahan atau ketidakakuratan dalam menggambarkan bentuk, proporsi, dan detail objek. Apa yang dimaksud dengan model dalam menggambar, juga membantu penggambar dalam mempelajari dan memahami karakteristik visual lainnya.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang apa yang dimaksud dengan model dalam menggambar, prinsip-prinsip, dan tekniknya, Selasa (13/6/2023).

2 dari 4 halaman

Objek, Benda, atau Fenomena Alam

Apa yang dimaksud dengan model dalam menggambar adalah konsep dalam kegiatan seni yang membahas mengenai objek. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjelaskan menggambar model melibatkan penggunaan obyek sebagai acuan untuk menciptakan gambar yang akurat. Model dalam menggambar menjadi elemen penting yang memungkinkan penggambaran yang terfokus pada objek yang digambarkan, bukan hanya berdasarkan ingatan semata.

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memberikan perspektif yang serupa dengan menjelaskan bahwa apa yang dimaksud dengan model dalam menggambar adalah representasi sederhana dari suatu objek, benda, atau fenomena alam. Dalam hal ini, model digunakan untuk menyederhanakan kompleksitas objek yang akan digambarkan agar lebih mudah dipahami dan direproduksi dalam bentuk gambar.

Modul Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) juga mendefinisikan model sebagai objek yang menjadi acuan dalam proses menggambar. Adanya model, penggambar dapat lebih terfokus pada bentuk dan karakteristik objek yang sedang digambar, sehingga menghasilkan gambar yang lebih akurat daripada hanya mengandalkan ingatan semata.

Ada dua metode umum dalam membuat model gambar, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Metode langsung melibatkan menggambar objek secara langsung di depan mata, seperti mengamati dan menggambar sebuah bunga yang ada di atas meja. Sementara itu, metode tidak langsung menggunakan foto, sketsa, atau patung yang mewakili objek yang akan digambar. Kedua metode ini memiliki kelebihan dan tantangan tersendiri, tergantung pada preferensi dan keahlian individu.

Menggambar model membutuhkan tingkat kecermatan dan ketelitian yang tinggi agar menghasilkan gambar yang detail dan menyerupai objek aslinya. Proporsi, perspektif, nilai, dan tekstur menjadi elemen-elemen penting yang perlu diperhatikan dalam proses ini. Seorang penggambar perlu mengasah keterampilan teknisnya melalui latihan yang berkelanjutan untuk mencapai hasil yang memuaskan.

Dalam buku berjudul "Seni Budaya untuk Kelas VIII SMP/MTs" yang ditulis oleh Eko Purnomo, dkk juga menjelaskan apa yang dimaksud dengam model dalam menggambar mencakup semua objek, baik benda mati maupun hidup, yang digambar oleh seorang perupa. Dalam konteks ini, model berperan sebagai subjek atau inspirasi bagi perupa untuk mengekspresikan kreativitas mereka dan menghasilkan karya seni yang unik dan orisinal.

Menggambar model merupakan salah satu teknik yang sering digunakan oleh para perupa. Keberadaan model, mereka dapat mereplikasi atau menafsirkan objek dan ide-ide dengan tingkat keakuratan yang lebih tinggi. Melalui pengamatan dan pemahaman terhadap model, perupa dapat mengekspresikan kreativitas mereka dan menghasilkan karya seni yang unik sesuai dengan visi dan gaya pribadi mereka.

 

3 dari 4 halaman

Prinsip-Prinsipnya

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemdikbud RI, menjelaskan beberapa prinsip model dalam menggambar. Prinsip-prinsip ini membantu mengarahkan penggambar dalam menciptakan gambar yang menarik, estetis, dan memperhatikan aspek-aspek visual yang penting. 

1. Komposisi

Prinsip pertama adalah komposisi. Komposisi dalam apa yang dimaksud dengan model dalam menggambar, berkaitan dengan cara pengaturan dan penataan objek gambar yang digunakan sebagai model. Tujuannya adalah menciptakan gambar yang terlihat seimbang, menarik, dan indah. Komposisi dapat dibentuk berdasarkan berbagai faktor seperti objek itu sendiri, warna, jenis, dan latar belakang gambar. Pemilihan komposisi yang tepat akan memberikan kesan yang harmonis pada gambar yang dihasilkan. 

  1. Dalam komposisi, terdapat beberapa jenis yang sering digunakan. Pertama, komposisi simetris, di mana objek atau model yang mewakili subjek gambar ditempatkan secara seimbang di kedua sisi gambar. Hal ini melibatkan penggunaan objek dengan bentuk dan ukuran yang sama.
  2. Kedua, komposisi asimetris, di mana benda-benda ditempatkan secara tidak sama baik dari segi posisi maupun ukuran, tetapi tetap memperhatikan perbandingan, keseimbangan, dan keseragaman antara benda-benda tersebut.
  3. Ketiga, komposisi sentral, di mana perhatian difokuskan pada objek atau model yang ditempatkan di tengah-tengah bidang gambar. Penempatan objek ini harus mengikuti proporsi bentuk model dan diatur agar tetap seimbang dan memiliki kesatuan dengan elemen-elemen lainnya.

2. Proporsi

Prinsip berikutnya adalah proporsi. Proporsi mengacu pada pengaturan perbandingan yang ideal dan harmonis antara bagian-bagian objek yang digambar. Proporsi yang tepat akan menghasilkan gambar yang terlihat proporsional dan nyaman dipandang mata. Dalam menggambar model, penting untuk memperhatikan hubungan antara bagian-bagian objek sehingga tidak terlihat terlalu besar atau terlalu kecil dalam gambar.

3. Keseimbangan

Keseimbangan juga merupakan prinsip penting dalam menggambar model. Prinsip keseimbangan model dalam menggambar, menekankan pentingnya menciptakan keselarasan antara bidang gambar, objek gambar, dan gambar yang dihasilkan secara keseluruhan. Untuk mencapai keseimbangan dalam gambar model, perlu memperhatikan penggunaan skala yang memberikan efek perspektif pada objek gambar serta memperhatikan sudut pandang penggambar. 

4. Kesatuan

Prinsip terakhir yang dijelaskan adalah kesatuan. Kesatuan berfokus pada keserasian penempatan objek gambar dan elemen-elemen lainnya yang ditempatkan bersama dalam gambar. Kesatuan ini memberikan kesan ruang dan kedalaman yang saling mendukung, sehingga menghasilkan gambar yang berkualitas dan harmonis. Pemilihan objek, penempatan, dan pengaturan elemen-elemen gambar dengan baik akan menciptakan kesatuan yang kuat dalam gambar model.

Pemahaman yang baik mengenai prinsip-prinsip ini, seorang penggambar dapat menciptakan gambar model yang lebih menarik, realistis, dan estetis. Prinsip-prinsip tersebut membantu dalam memperhatikan aspek-aspek penting seperti komposisi, proporsi, keseimbangan, dan kesatuan yang akan meningkatkan kualitas visual dari gambar yang dihasilkan. Penggunaan prinsip-prinsip ini juga memungkinkan penggambar untuk mengekspresikan ide dan pesan dengan lebih jelas melalui medium gambar.

4 dari 4 halaman

Teknik-Teknik Menggambar

Teknik menggambar model adalah serangkaian metode dan pendekatan yang digunakan untuk menghasilkan karya gambar dengan berbagai efek visual yang diinginkan. Berikut ini adalah penjelasan yang lebih rinci mengenai empat teknik menggambar model yang dimaksudkan

1. Teknik Arsir

Teknik arsir melibatkan penggunaan garis-garis berjajar dan berulang dengan tingkat ketebalan arsiran yang berbeda. Dalam buku "Mastering Pencil: 3 Tahap Praktis Mahir Menggambar dari Nol" karya Tri Edy Marga (2020), teknik arsir dijelaskan sebagai cara untuk menciptakan efek bayangan, pencahayaan, dan tekstur pada gambar.

Seperti mengatur arah, panjang, dan ketebalan garis-garis arsiran, penggambar dapat memberikan kedalaman, dimensi, dan nilai tonal pada objek yang digambar.

2. Teknik Dusel

Teknik dusel adalah metode menggambar atau mengarsir obyek dengan melakukan gesekan pada permukaan gambar menggunakan berbagai alat, seperti kertas, kapas, tangan, atau kuas. Dalam jurnal "Tradisi Metigtig di Desa Bebandem dalam Penciptaan Karya Seni Lukis" karya I Komang Fergi Setiawan (2021), teknik dusel dijelaskan sebagai cara untuk menciptakan gradasi halus, peralihan nilai gelap-terang, dan efek bayangan pada gambar.

Dilakukan dengan menggosok medium pewarna pada permukaan gambar, penggambar dapat menciptakan tekstur yang halus, memberikan kedalaman visual, dan mencapai kesan realistis pada objek yang digambar.

3. Teknik Blok

Teknik blok melibatkan pengisian area gambar dengan warna secara rata dan meratakan warna tersebut pada bidang yang digunakan, baik di objek maupun latar belakang gambar. Teknik menggambar model ini sering digunakan untuk menciptakan kesan bidang datar dan menghasilkan perpaduan warna solid yang mencolok.

Dalam teknik blok, penggambar tidak memperhatikan detail atau tekstur objek, namun lebih fokus pada penggunaan warna yang merata untuk menciptakan kesan visual yang menarik. Teknik blok sering digunakan dalam gaya penggambaran yang bersifat eksperimental atau abstrak.

4. Teknik Aquarel

Teknik aquarel melibatkan penggunaan media basah, seperti cat air, untuk memberikan warna pada objek yang digambar. Dalam teknik ini, penggambar mencampurkan cat air dengan air untuk menciptakan warna yang transparan dan mengalir.

Teknik aquarel memungkinkan penggambar untuk menciptakan efek transparansi, gradasi warna yang halus, dan kesan lembut pada gambar. Kelebihan teknik aquarel adalah kemampuannya untuk menggambarkan air, langit, atau objek-objek dengan perpaduan warna yang kaya dan efek yang menarik.