Liputan6.com, Jakarta Adaptasi film umumnya mengambil cerita, karakter, atau konsep dari sebuah sumber asli, seperti novel, komik, permainan video, atau karya lainnya, dan mengubahnya menjadi film. Dalam adaptasi film, cerita atau elemen-elemen penting dari sumber asli dikonversi ke dalam format visual yang dapat dinikmati oleh penonton melalui media film.
Tujuan utama dari adaptasi film, adalah menghadirkan karya tersebut kepada penonton dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu, The Walt Disney Company melakukan adaptasi live-action menggunakan teknologi canggih, untuk menghidupkan karakter-karakter animasi dalam format yang lebih realistis.
The Little Mermaid sendiri adalah film tahun 2023, yang menampilkan kisah tentang putri duyung muda Ariel, yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang dunia, termasuk dunia manusia terlarang di atas laut. Secara keseluruhan, film ini mengikuti plot kartun aslinya, dengan beberapa penyimpangan plot kecil.
Advertisement
Berikut ini potret perbedaan Little Mermaid live-action dan Disney Classic 1989 yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (13/6/2023).Â
The Little Mermaid adalah adaptasi film live-action, yang ceritanya didasarkan pada dongeng Hans Christian Andersen
Advertisement
Di film tahun 1989, pangeran Eric hanya dikenal mengenakan kemeja putih bengkak, namun versi live-action karakternya diperluas
Tak ketinggalan hewan laut sang kepiting Jamaika, miliki porsi peran yang cukup banyak
Advertisement
Dalam animasi lama, King Triton memberi tahu penonton bahwa manusia itu jahat, namun seri terbaru menjabarkan alasannya
Menariknya lagi, cerita tentang penyir jahat Live-Action dan Disney Classic miliki plot berbeda
Advertisement