Sukses

Doa Bercermin Nabi Yusuf, Lengkap Adabnya

Membaca doa bercermin Nabi Yusuf adalah suatu amalan bagi umat Muslim laki-laki maupun perempuan yang sangat dianjurkan.

Liputan6.com, Jakarta - Membaca doa bercermin Nabi Yusuf adalah suatu amalan bagi umat Muslim laki-laki maupun perempuan yang sangat dianjurkan. Doa ini mengandung pesan moral dan spiritual yang dapat diambil sebagai pedoman dalam memandang diri sendiri. Doa bercermin Nabi Yusuf mengajarkan untuk berintrospeksi, merenungkan keindahan ciptaan Allah, serta memperbaiki akhlak dan tindakan.

Doa bercermin Nabi Yusuf mengingatkan untuk memperhatikan dan bersyukur atas kecantikan yang telah Allah berikan. Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, doa ini juga mengajarkan untuk menghargai nikmat yang diberikan kepada setiap manusia, termasuk dalam hal penampilan fisik.

Membaca doa bercermin Nabi Yusuf, di dalamnya ada ajaran untuk mencari kebaikan dalam diri sendiri dan untuk tidak terlalu memperhatikan kekurangan fisik. Doa ini mengingatkan bahwa kecantikan sejati berasal dari hati dan akhlak yang baik. Di dalamnya diingatkan untuk berusaha memperbaiki diri, baik dari segi fisik maupun spiritual, agar menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah dan sesama.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang doa bercermin Nabi Yusuf dan adabnya, Kamis (15/6/2023).

2 dari 3 halaman

Doanya

اَلَّلهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِيْ فَحَسِّنْ خُلُقِيْ

Allahumma kamaa hassanta khalqii fa hassin khuluqi.

Artinya: "Ya Allah, sebagaimana Engkau telah ciptakan aku dengan baik, maka perbaikilah akhlakku."

Doa bercermin Nabi Yusuf tersebut dikutip dari buku berjudul Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir. Dalam buku tersebut, terdapat sebuah hadis yang mengisahkan peristiwa Isra Mi'raj, di mana Rasulullah SAW menjelaskan ketika beliau melakukan perjalanan Isra Mi'raj dan melewati langit ketiga, beliau melihat Nabi Yusuf diberikan separuh dari semua ketampanan yang ada.

Hal ini menunjukkan betapa luar biasanya ketampanan yang dimiliki oleh Nabi Yusuf. Rasulullah SAW bersabda:

"Di sana saya bertemu Yusuf, ternyata beliau diberi setengah ketampanan." (HR. Muslim)

Pandangan lain mengenai ketampanan Nabi Yusuf disampaikan oleh Ibn al-Qayyim. Menurutnya, ketampanan Nabi Yusuf hanya setengah dari ketampanan seluruh manusia, sedangkan setengahnya lagi terbagi kepada semua manusia lainnya. Dengan kata lain, Nabi Yusuf memiliki tingkat ketampanan yang lebih tinggi daripada manusia pada umumnya, namun tidak sebesar ketampanan yang dimiliki oleh seluruh manusia.

Namun, Ibnu Katsir memiliki pendapat lain mengenai maksud dari pernyataan 'Yusuf memiliki setengah ketampanan seluruh manusia'. Menurutnya, pernyataan ini merujuk kepada setengah ketampanan Nabi Adam. Dengan demikian, Nabi Yusuf memiliki ketampanan yang setengahnya sama dengan ketampanan Nabi Adam, yang dianggap sebagai manusia pertama dalam pandangan Islam.

"Tidaklah Allah mengutus Nabi, kecuali berwajah tampan, dan suaranya bagus. Dan Nabi kalian SAW adalah orang yang paling tampan wajahnya dan paling indah suaranya." (HR. Turmudzi dari Qatadah, dari Anas bin Malik RA)

Sejumlah ulama juga berpendapat bahwa maksud dari pernyataan 'Yusuf memiliki setengah ketampanan seluruh manusia' adalah setelah ketampanan Nabi Muhammad SAW. Mereka berargumen Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang paling tampan di antara semua manusia, dan ketampanan Nabi Yusuf adalah setengah dari tingkat ketampanan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW.

Pada kesimpulannya, doa bercermin Nabi Yusuf merujuk kepada keistimewaan ketampanan yang dimiliki oleh Nabi Yusuf. Ada berbagai pandangan yang berbeda mengenai tingkat ketampanan tersebut, mulai dari setengah dari semua ketampanan manusia, setengah dari ketampanan Nabi Adam, hingga setengah dari tingkat ketampanan Nabi Muhammad SAW.

Namun, pada intinya, doa bercermin Nabi Yusuf mengajarkan umat manusia terutama Muslim, untuk merenungkan keindahan dan kesempurnaan ciptaan Allah serta untuk berupaya menjaga penampilan yang baik dan menyenangkan di hadapan-Nya.

3 dari 3 halaman

Adabnya

Adab bercermin adalah konsep yang memiliki nilai-nilai penting dalam menjaga kesadaran dan sikap yang sehat saat melihat diri sendiri di cermin. Dalam buku berjudul Cantik Itu Sederhana oleh Ninik Handrini menjabarkan beberapa prinsip adab bercermin yang dapat menjadi panduan dalam memandang dan memperbaiki penampilan dengan sikap yang baik.

Berikut ini adalah beberapa prinsip adab bercermin yang dapat diamalkan:

1. Mengenang nikmat Allah dan berdoa

Saat kita memandang diri sendiri di cermin, kita disarankan untuk mengingat dan mensyukuri nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita, termasuk kecantikan yang dimiliki. Dengan berdoa, kita menyadari bahwa semua nikmat yang kita miliki berasal dari-Nya.

2. Tidak terlalu mengagumi kecantikan diri sendiri

Adab bercermin mengajarkan kita untuk tidak terlalu terpaku pada kecantikan fisik kita sendiri. Terlalu berlebihan dalam mengagumi diri sendiri dapat memunculkan sikap sombong dan congkak, yang jauh dari prinsip kebaikan dan kesederhanaan.

3. Tidak menghabiskan waktu terlalu lama di depan cermin

Bercermin sebaiknya tidak menjadi kegiatan yang berlarut-larut. Waktu yang dihabiskan di depan cermin sebaiknya efisien dan seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk hal-hal yang lebih penting dalam hidup. Kita perlu mengatur waktu dengan bijak agar tidak terjebak dalam obsesi terhadap penampilan.

4. Tidak berlebihan atau berlebih-lebihan dalam bercermin

Adab bercermin mengajarkan kita untuk tidak melampaui batas dalam memperbaiki penampilan. Kita perlu menjaga keseimbangan dalam penggunaan produk kecantikan dan tidak tergoda untuk melakukan tindakan yang tidak sehat atau merugikan hanya demi penampilan semata.

5. Tidak mencela kekurangan fisik sendiri

Ketika melihat kekurangan fisik di cermin, kita harus menghindari sikap mencela dan merasa rendah diri. Sebaliknya, kita perlu menerima dan mencintai diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada. Sikap positif terhadap diri sendiri membantu meningkatkan kepercayaan diri dan menghadapi kehidupan dengan lebih baik.

6. Bersyukur dengan segala kelebihan diri

Adab bercermin mengajarkan kita untuk bersyukur atas segala kelebihan yang dimiliki, baik dari segi fisik maupun non-fisik. Kita diingatkan untuk menghargai diri sendiri dan melihat kebaikan yang ada pada diri kita. Bersyukur membantu kita mengembangkan rasa puas dan kebahagiaan dalam menjalani hidup.

7. Bersabar dengan kekurangan diri

Adab bercermin mengajarkan kita untuk bersabar dan menerima kekurangan yang dimiliki. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, dan setiap orang memiliki kekurangan masing-masing. Dengan bersabar, kita dapat memandang kekurangan sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang, serta berusaha terus memperbaiki diri tanpa melupakan kelebihan yang telah kita miliki.