Sukses

Peristiwa Apa yang Menandai Lahirnya Masa Pergerakan Nasional? Ini Kronologinya

Peristiwa apa yang menandai lahirnya masa pergerakan nasional menjadi tanda dimulainya perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah.

Liputan6.com, Jakarta Peristiwa apa yang menandai lahirnya masa pergerakan nasional? Pergerakan nasional merupakan salah satu fase dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Diinisiasi oleh para kaum pelajar, pergerakan nasional dilakukan dengan cara mendirikan organisasi-organisasi berbasis nasional. 

Peristiwa apa yang menandai lahirnya masa pergerakan nasional menjadi tanda dimulainya perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah. Sebelum pergerakan nasional, perjuangan melawan penjajah dilakukan dalam skala daerah dan bersifat fisik. Para pelajar pribumi yang merupakan produk politik etis Belanda kemudian menyadari, bahwa perjuangan kedaerahan yang sudah dilakukan tidak akan cukup untuk membuat para penjajah pergi dari tanah Indonesia.

Organisasi nasional yang dibentuk oleh para pelajar berhasil menumbuhkan rasa kesadaran nasional sebagai "orang Indonesia". Berikut kronologi peristiwa apa yang menandai lahirnya masa pergerakan nasional, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (16/6/2023).

2 dari 3 halaman

Budi Utomo Organisasi Nasional Pertama di Indonesia

Peristiwa apa yang menandai lahirnya masa pergerakan nasional adalah berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Setelah Indonesia merdeka, tanggal ini selanjutnya diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Pembentukan organisasi ini berawal dari Wahidin Sudirohusodo, seorang dokter Jawa dari Surakarta. Wahidin Sudirohusodo adalah orang yang sangat giat menyebarkan cita-cita pendirian organisasi di kalangan priyayi Jawa. 

Tujuan pendirian  Organisasi Budi Utomo adalah menghimpun para pemuda Indonesia yang menempuh pendidikan di STOVIA untuk dapat berkontribusi pada kemajuan bangsa Indonesia. STOVIA atau School tot Opleiding van Inlandsche Artsen merupakan sekolah pendidikan untuk dokter pribumi di Batavia. 

Pelajar yang dapat menempuh pendidikan di sekolah ini adalah orang-orang dari kalangan bangsawan. Dengan akses pendidikan dan keuntungan sosial yang dimiliki para murid Stovia, Organisasi Budi Utomo berhasil memicu pergerakan di Indonesia.

Anggota Budi Utomo perlahan meluas ke berbagai kalangan. Organisasi ini bergerak di bidang sosial yang menitikberatkan pada masalah-masalah pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. Semakin lama keanggotaannya yang mula-mula terbatas pada orang-orang Jawa dan Madura, kemudian meluas hingga mencapai Bali. 

Kelahiran Budi Utomo kemudian diikuti dengan lahirnya organisasi-organisasi pergerakan nasional lainnya. Organisasi yang lahir setelah Budi Utomo diantaranya, Sarekat Islam (1911), Muhammadiyah (1912), Indische Partij (1913), Jong Minahasa (1919) dan Nahdlatul Ulama (1926).

3 dari 3 halaman

Pembubaran Organisasi Pergerakan Nasional Pertama

Peristiwa apa yang menandai lahirnya masa pergerakan nasional merupakan betuk kontribusi kaum pelajar pribumi. Para pelajar yang terpapar pemikiran barat mulai menyadari bahwa penjajahan adalah suatu tindak pelanggaran yang tidak boleh dibiarkan. Terlebih pelanggaran tersebut terjadi pada bangsanya sendiri.

Selain pengetahuan kaum pelajar yang semakin luas, peristiwa Kemenangan jepang terhadap Rusia tahun 1905 juga ikut membangkitkan rasa percaya diri bagi rakyat Asia-Afrika dan bangkit melawan penjajah. Namun sebagai organisasi modern yang pertama kali berdiri di Indonesia, seiring berjalannya waktu Budi utomo mengalami kemunduran.

Salah satu alasan kemunduran organisasi ini adalah adanya perbedaan pendapat antara pengurus internal. Kalangan muda ingin menempuh perjuangan politik yang lebih progresif dalam menghadapi pemerintah kolonial, namun sebaliknya sebaliknya kalangan tua ingin menggunakan cara lama, yaitu perjuangan sosial-budaya.

Meski peran Budi Utomo penting dalam kelahiran pergerakan nasional, organisasi ini berkembang dengan sangat lambat. Meski sempat menyentuh wilayah Bali, pada perjalannya budi Utomo hanya berfokus pada Jawa dan Madura saja. Meski bertujuan menghimpun para pelajar untuk berkontribusi pada kemerdekaan Indonesia, organisasi ini hanya mengutamakan pendidikan bagi kalangan priyayi, bukan pelajar biasa.

Gerakannya yang cenderung parsial menyebabkan organisasi Budi Utomo mulai kehilangan dukungan dari masyarakat. Aktivitasnya juga hanya terbatas pada penerbitan, majalah bulanan Goeroe Desa dan beberapa petisi yang dibuatnya kepada pemerintah berhubungan dengan usaha meninggikan mutu sekolah menengah pertama.

Menyadari pergerakan organisasi yang lemah, Pangeran Ario Noto Dirodjo yang ditunjuk menggantikan RT Tirtokusumo sebagai ketua organisasi, sempat melakukan beberapa upaya untuk mengejar ketertinggalan yang dialami Budi Utomo. Meski sempat berhasil melakukan perbaikan tiga sekolah, usaha ini juga tidak banyak membawa hasil.

Adanya kecurigaan bahwa Budi Utomo adalah organisasi boneka kolonial Belanda oleh masyarakat Bumiputera juga membuat organisasi ini semakin banyak kehilangan pendukungnya. Budi Utomo resmi dibubarkan pada 1935, kemudian meleburkan diri dengan PBI (Perhimpunan Bangsa Indonesia) yang didirikan oleh Soetomo. Dari peleburan dua organisasi tersebut, maka lahirlah Parindra (Partai Indonesia Raya).