Sukses

Arti Tafakur dalam Islam, Pahami 3 Manfaat Melakukannya

Tafakur mengajarkan umat Muslim untuk mengalami proses refleksi spiritual.

Liputan6.com, Jakarta - Memahami arti tafakur dalam Islam adalah suatu konsep yang merujuk pada upaya individu untuk merenung, memikirkan, dan menghayati kebesaran Allah SWT serta mengenali tanda-tanda-Nya yang terdapat dalam ciptaan-Nya. Ini melibatkan kesadaran mendalam tentang keagungan Tuhan dan kekuasaan-Nya yang tercermin dalam alam semesta dan kehidupan sehari-hari. 

Tafakur mengajarkan umat Muslim untuk mengalami proses refleksi spiritual, melalui pemikiran yang mendalam, dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dan memperdalam pemahaman akan agama.

Arti tafakur dalam Islam juga mengarahkan umat Muslim untuk menggali hikmah dan petunjuk dalam ayat-ayat Al-Qur'an, serta mengambil pelajaran dari kisah-kisah dan pengajaran agama yang terkandung di dalamnya. Hal ini membantu individu untuk hidup dengan kesadaran yang lebih tinggi dan mengevaluasi diri secara terus-menerus dalam perjalanan spiritual mereka.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang arti tafakur dalam Islam dan manfaat melakukannya, Selasa (20/6/2023).

2 dari 4 halaman

Pengetahuan Spiritual dan Makna Tafakur

Arti tafakur dalam Islam memiliki makna yang mendalam. Tafakur artinya menumbuhkan kesadaran di dalam diri tentang kekuasaan, kebesaran, dan keagungan Allah SWT dalam setiap objek ciptaan-Nya. Secara bahasa, menurut Majamma’ al-Lughah al-Arabiyah, al-Mu’jam al-Wasith, arti tafakur berasal dari bahasa Arab, yaitu al-tafakkur (انتفكر), yang artinya hal berfikir dan memikirkan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga menjelaskan bahwa arti tafakur adalah renungan atau perenungan, perihal merenung, memikirkan, atau menimbang-nimbang dengan sungguh-sungguh, dan pengheningan cipta.

Dalam jurnal penelitian berjudul Tafakur dalam Perspektif Al-Qur'an (2019) oleh Desri Ari Enghariano, term al-tafakkur secara implisit dapat ditemukan dalam banyak ayat Al-Qur'an yang terdapat dalam 38 surat. Surat-surat tersebut meliputi Al-Baqarah, Ali Imran, Al-An'am, Al-A'raf, Yunus, Ar-Ra'd, An-Nahl, Al-Hajj, Al-Mu'minun, An-Nur, Al-Furqan, Asy-Syu'ara', Al-Qasas, Al-Ankabut, Ar-Rum, Luqman, As-Sajdah, Saba', Yasin, Shaad, Az-Zumar, Ghafir, Az-Zukhruf, Ad-Dukhan, Al-Jasiyah, Qaf, Adz-Dzariyat, Al-Waqi'ah, Al-Hadid, Al-Hashr, Al-Mulk, Al-Haqqah, Nuh, Al-Muddaththir, An-Naba', Abasa, At-Tariq, Al-Ghasyiyah, dan Al-Fajr.

Menurut Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya' Ulumuddin, arti tafakur dalam Islam dijelaskan sebagai suatu upaya untuk mendatangkan dua ma'rifat (pengetahuan spiritual) yang bersemayam di sanubari agar sampai kepada ma'rifat yang ketiga, yaitu pemahaman yang lebih mendalam dan keterikatan yang lebih erat dengan Allah SWT.

Allah SWT dan Rasulullah SAW secara jelas memerintahkan umat Muslim untuk bertafakur guna senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya. Hal ini terdapat dalam potongan ayat Al-Qur'an yang menjelaskan bahwa di setiap pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mau berpikir.

Menurut Abu Said Al-Khudri, Rasulullah SAW pernah bersabda kepada para sahabat bahwa "Berilah matamu bagian ibadahnya." Ketika ditanya mengenai bagian ibadah mata itu, beliau menjawab, "Membaca Al-Qur'an, bertafakur merenungkan isinya, dan mengambil pelajaran darinya."

Tidak hanya sekali, Nabi Muhammad juga mengingatkan umatnya untuk bertafakur. Dari Ibnu Abbas r.a, Rasulullah SAW bersabda, "Renungkanlah apa yang telah diciptakan Tuhan, tetapi jangan kamu renungkan bagaimana keadaan Tuhan itu, sebab dugaanmu takkan sampai ke situ." Hal ini menunjukkan pentingnya tafakur dalam mengeksplorasi ciptaan Allah dan mengambil hikmah serta pelajaran dari-Nya, namun tetap menyadari bahwa pemahaman manusia tidak akan mencapai pemahaman yang menyeluruh tentang Allah SWT.

3 dari 4 halaman

Terdapat dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran Ayat 190-191

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk, atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. (Mereka berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini semua, dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran ayat 190-191).

Ayat ini menegaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, serta pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah yang dapat diamati dan dipikirkan oleh orang-orang yang memiliki akal. Mereka yang mengingat Allah dalam berbagai keadaan, baik saat berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, akan memikirkan tentang kebesaran Allah dalam menciptakan langit dan bumi.

Dalam ayat tersebut digambarkan betapa pentingnya tafakur dalam agama Islam. Dalam tafakur, orang-orang yang berakal akan menyadari bahwa penciptaan langit dan bumi tidaklah sia-sia, melainkan memiliki tujuan yang mendalam. Mereka menyatakan kekaguman dan kesucian kepada Allah serta memohon perlindungan dari siksa neraka.

Ayat ini mengajarkan kepada umat Muslim untuk mengamati tanda-tanda kebesaran Allah yang terlihat dalam ciptaan-Nya, seperti keindahan dan keselarasan alam semesta, ketepatan peredaran malam dan siang, serta keajaiban lainnya. Melalui tafakur, mereka diingatkan akan kebesaran dan keagungan Allah, sehingga semakin dekat dengan-Nya dan memperkuat iman mereka.

Begitu pula ayat ini juga mengajarkan bahwa tafakur bukan hanya dilakukan dalam keadaan tertentu, melainkan bisa dilakukan di berbagai situasi dan kondisi kehidupan. Dalam keadaan berdiri, duduk, atau berbaring, seseorang dapat merenungkan dan memikirkan penciptaan Allah dengan penuh ketundukan dan kekhusyukan.

4 dari 4 halaman

Manfaat Tafakur Menurut Ahli

Tafakur dalam Islam memiliki manfaat yang sangat penting dan beragam. Menurut K.H. R. Abdullah bin Nuh dalam bukunya berjudul Tafakur Sesaat Lebih Baik dari Ibadah Setahun (2014), arti tafakur dalam Islam dianggap sebagai kunci dari segala kebaikan. Melalui tafakur, seseorang dapat mencapai ilmu pengetahuan yang mendalam, mengubah keadaan hati, dan melaksanakan amal yang baik.

1. Memperoleh Pengetahuan yang Mendalam

Tafakur memiliki kekuatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih dalam. Saat seseorang merenungkan dan memikirkan ajaran-ajaran Islam, ia akan terbuka untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang kebenaran agama dan hikmah di balik perintah Allah SWT. Tafakur akan membuka pintu ilmu pengetahuan dan memberikan wawasan spiritual yang lebih luas.

Dalam proses tafakur, seseorang dapat mempelajari ayat-ayat Al-Qur'an, memahami makna yang terkandung di dalamnya, dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari. Hal ini memperkaya pemahaman akan Islam dan menguatkan keyakinan akan ajaran-Nya.

2. Mengubah Keadaan Hati Seseorang

Selain itu, tafakur juga dapat mengubah keadaan hati seseorang. Saat seseorang merenungkan tentang akhirat dan menggali pemahaman bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara, hatinya akan berubah. Prioritasnya akan bergeser dari hal-hal duniawi menuju persiapan untuk kehidupan akhirat yang kekal. Hal ini akan membantu seseorang untuk menjadi lebih rendah hati, lebih bersyukur, dan lebih berfokus pada amalan-amalan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Tafakur memperkuat ikatan spiritual dengan Allah dan mengarahkan hati kepada kebaikan serta kesalehan.

3. Memotivasi untuk Berbuat Kebaikan

Perubahan dalam hati juga akan tercermin dalam amalan anggota badan. Ketika seseorang melalui proses tafakur dan hatinya berubah, ia akan cenderung melakukan amalan-amalan yang diperintahkan oleh Allah SWT. Tafakur memotivasi seseorang untuk berbuat kebaikan, menjalankan ibadah dengan ikhlas, berbuat kebajikan kepada sesama, dan melaksanakan perintah-perintah agama secara lebih konsisten dan tulus.

Misalnya, seseorang yang merenungkan kebesaran Allah dalam menciptakan alam semesta dan segala isinya akan merasakan keinginan yang kuat untuk melindungi dan menjaga lingkungan, serta berusaha untuk menjadi hamba yang bertanggung jawab dalam memelihara bumi ini.

Selain itu, tafakur juga membantu seseorang untuk mencapai tingkat zuhud terhadap dunia. Melalui tafakur, seseorang akan memahami bahwa dunia ini hanya sementara dan tidak menjadi tujuan utama kehidupan. Keinginan dan keterikatan terhadap harta, kedudukan, dan kesenangan duniawi akan berkurang, sehingga seseorang dapat hidup dengan lebih sederhana dan lebih fokus pada pencapaian kebahagiaan yang abadi di akhirat. Tafakur mengajarkan seseorang untuk memiliki sikap rendah hati, tidak tergila-gila dengan materi, dan menjalani hidup dengan penuh kesederhanaan serta kesyukuran.