Liputan6.com, Jakarta - Cara menghitung Break Even Point (BEP) unit dalam Rupiah merupakan metode yang digunakan untuk menentukan jumlah unit produk yang perlu dijual agar perusahaan mencapai titik impas atau break even. Dalam perhitungan ini, total biaya tetap perusahaan dibagi dengan selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit.
Baca Juga
Advertisement
Menghitung BEP unit kemudian dapat dikalikan dengan harga jual per unit untuk mendapatkan BEP dalam Rupiah. Informasi mengenai BEP unit dalam Rupiah membantu perusahaan dalam merencanakan strategi penjualan, menentukan harga jual yang optimal, dan mengoptimalkan laba perusahaan.
Pemahaman yang baik mengenai cara menghitung BEP dalam Rupiah, perusahaan dapat mengukur kinerja keuangan, mengidentifikasi risiko, dan membuat keputusan bisnis yang lebih cerdas. Agar lebih memahami perhatikan rumus dan contoh cara menghitung BEP unit.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang cara menghitung BEP unit dalam Rupiah yang dimaksudkan, Rabu (21/6/2023).
Menghitung BEP
BEP unit merujuk pada titik impas, melansir dari Bankrate titik impas itu berupa pendapatan yang diperoleh sama dengan total biaya yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu, termasuk biaya tetap dan biaya variabel. Memahami cara menghitung BEP unit penting bagi perusahaan karena hal ini memberikan wawasan mengenai jumlah produk yang harus dijual agar perusahaan tidak mengalami kerugian dan mencapai titik impas dalam operasionalnya.
Sebelum menghitung BEP unit dalam Rupiah, penting untuk memahami konsep nilai jual produk. Perusahaan akan memperoleh laba bersih yang sebanding dengan biaya yang telah dikeluarkan untuk proses produksi. Dalam hal ini, BEP unit mencerminkan keseimbangan antara jumlah produk yang dijual dan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut.
Cara menghitung BEP unit dilakukan dengan menggunakan rumus BEP (jumlah unit) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit). Rumus ini sudah sangat umum digunakan dan didasarkan pada asumsi bahwa biaya tetap tidak berubah terlepas dari jumlah produksi yang dilakukan, sementara biaya variabel meningkat sejalan dengan peningkatan produksi.
Rumus tersebut terdiri dari beberapa komponen. Di antaranya:
- Pertama, BEP (dalam unit) merupakan Break Even Point dalam unit (Q), yaitu jumlah produk yang harus terjual untuk mencapai titik impas.
- Kedua, Biaya Tetap adalah biaya yang tetap dan tidak berubah, baik perusahaan sedang berproduksi atau tidak. Contoh biaya tetap meliputi biaya sewa gedung, gaji karyawan tetap, dan biaya administrasi tetap.
- Ketiga, Biaya Variabel merujuk pada biaya yang meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah produksi. Biaya-biaya ini dapat mencakup bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar, dan sebagainya. Biaya Variabel per Unit dapat dihitung dengan membagi total biaya variabel (TVC) dengan jumlah unit produksi (Q).
- Terakhir, Harga Jual per Unit adalah harga jual barang atau jasa per unit yang dihasilkan oleh perusahaan. Setelah semua komponen ini diketahui, dapat dilakukan perhitungan menggunakan rumus BEP untuk mencari tahu jumlah produk yang harus terjual agar perusahaan mencapai titik impas.
Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, cara menghitung BEP unit memiliki tujuan utama menemukan kesetaraan antara biaya yang dikeluarkan untuk produksi barang dengan pendapatan yang dihasilkan dalam satu periode. Maka dengan mengetahui BEP unit, perusahaan dapat mengidentifikasi berapa banyak produk yang harus dijual untuk mencapai titik impas dan menjaga operasional bisnis agar tidak merugi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil perhitungan BEP unit hanya memberikan informasi tentang titik impas, di mana pendapatan sama dengan total biaya. Perusahaan masih perlu mempertimbangkan faktor lain seperti target laba dan kondisi pasar yang dapat mempengaruhi penjualan dan biaya produksi secara keseluruhan.
Dalam analisis bisnis yang lebih komprehensif, setelah menyelesaikan cara menghitung BEP unit, perusahaan dapat melanjutkan dengan melakukan analisis lebih lanjut untuk mengoptimalkan laba. Selesai menghitung BEP, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah strategis, seperti menentukan harga jual yang sesuai atau mengurangi biaya produksi untuk mencapai laba yang diinginkan.
Advertisement
1. Contoh Pertama
Perusahaan PT Maju Sejahtera merupakan produsen sepatu dan ingin menghitung Break Even Point (BEP) unit dalam Rupiah untuk produk terbarunya. Perusahaan memiliki total biaya tetap sebesar Rp 10.000.000 yang mencakup biaya sewa pabrik, gaji karyawan tetap, dan biaya administrasi tetap. Harga jual per unit sepatu yang dihasilkan adalah Rp 200.000, dan biaya variabel per unit sepatu adalah Rp 80.000 yang mencakup bahan baku, bahan bantu, dan tenaga kerja variabel.
Dalam cara menghitung BEP unit dalam Rupiah, rumus BEP (jumlah unit) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit) akan digunakan.
Langkah pertama adalah menghitung BEP unit. Dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh:
BEP (jumlah unit) = 10.000.000 / (200.000 - 80.000)
BEP (jumlah unit) = 10.000.000 / 120.000
BEP (jumlah unit) = 83.33 unit
Artinya, perusahaan perlu menjual minimal 84 unit sepatu untuk mencapai Break Even Point (BEP) unit. Namun, untuk memperoleh BEP dalam Rupiah, kita perlu mengalikan jumlah unit dengan harga jual per unit.
BEP dalam Rupiah = 84 unit x Rp 200.000
BEP dalam Rupiah = Rp 16.800.000
Jadi, PT Maju Sejahtera harus menjual minimal 84 unit sepatu dengan total pendapatan sebesar Rp 16.800.000 agar mencapai titik impas dalam operasionalnya.
2. Contoh Kedua
Perusahaan PT Berkah Makmur merupakan produsen makanan ringan dan ingin menghitung Break Even Point (BEP) unit dalam Rupiah untuk produk baru mereka. Total biaya tetap per bulan adalah Rp 12.000.000 yang meliputi biaya sewa pabrik, gaji karyawan tetap, dan biaya overhead tetap lainnya. Harga jual per unit produk adalah Rp 10.000, dan biaya variabel per unit adalah Rp 5.000 yang mencakup bahan baku, kemasan, dan biaya tenaga kerja variabel.
Dalam menghitung BEP unit dalam Rupiah, rumus BEP (jumlah unit) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit) akan digunakan.
Pertama, kita perlu menghitung BEP unit:
BEP (jumlah unit) = 12.000.000 / (10.000 - 5.000)
BEP (jumlah unit) = 12.000.000 / 5.000
BEP (jumlah unit) = 2.400 unit
Artinya, perusahaan perlu menjual minimal 2.400 unit produk untuk mencapai Break Even Point (BEP) unit. Namun, untuk menghitung BEP dalam Rupiah, kita perlu mengalikan jumlah unit dengan harga jual per unit.
BEP dalam Rupiah = 2.400 unit x Rp 10.000
BEP dalam Rupiah = Rp 24.000.000
Jadi, PT Berkah Makmur harus menjual minimal 2.400 unit produk dengan total pendapatan sebesar Rp 24.000.000 agar mencapai titik impas dalam operasionalnya.
3. Contoh Ketiga
Perusahaan PT Mandiri Sukses merupakan produsen peralatan elektronik dan ingin menghitung Break Even Point (BEP) unit dalam Rupiah untuk produk unggulan mereka. Total biaya tetap per bulan adalah Rp 15.000.000 yang mencakup biaya sewa pabrik, gaji karyawan tetap, dan biaya administrasi tetap. Harga jual per unit produk adalah Rp 500.000, dan biaya variabel per unit adalah Rp 250.000 yang meliputi biaya bahan baku, komponen elektronik, dan biaya tenaga kerja variabel.
Dalam menghitung BEP unit dalam Rupiah, rumus BEP (jumlah unit) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit) akan digunakan.
Langkah pertama adalah menghitung BEP unit:
BEP (jumlah unit) = 15.000.000 / (500.000 - 250.000)
BEP (jumlah unit) = 15.000.000 / 250.000
BEP (jumlah unit) = 60 unit
Artinya, perusahaan perlu menjual minimal 60 unit produk untuk mencapai Break Even Point (BEP) unit. Namun, untuk menghitung BEP dalam Rupiah, kita perlu mengalikan jumlah unit dengan harga jual per unit.
BEP dalam Rupiah = 60 unit x Rp 500.000
BEP dalam Rupiah = Rp 30.000.000
Jadi, PT Mandiri Sukses harus menjual minimal 60 unit produk dengan total pendapatan sebesar Rp 30.000.000 agar mencapai titik impas dalam operasionalnya.
4. Contoh Keempat
Perusahaan PT Sejahtera Abadi merupakan produsen furnitur dan ingin menghitung Break Even Point (BEP) unit dalam Rupiah untuk produk baru mereka. Total biaya tetap per bulan adalah Rp 20.000.000 yang mencakup biaya sewa pabrik, gaji karyawan tetap, dan biaya overhead tetap lainnya. Harga jual per unit furnitur adalah Rp 2.500.000, dan biaya variabel per unit adalah Rp 1.500.000 yang meliputi bahan baku, tenaga kerja variabel, dan biaya produksi lainnya.
Langkah pertama adalah menghitung BEP unit:
BEP (jumlah unit) = 20.000.000 / (2.500.000 - 1.500.000)
BEP (jumlah unit) = 20.000.000 / 1.000.000
BEP (jumlah unit) = 20 unit
Artinya, perusahaan perlu menjual minimal 20 unit furnitur untuk mencapai Break Even Point (BEP) unit. Untuk menghitung BEP dalam Rupiah, kita perlu mengalikan jumlah unit dengan harga jual per unit.
BEP dalam Rupiah = 20 unit x Rp 2.500.000
BEP dalam Rupiah = Rp 50.000.000
Jadi, PT Sejahtera Abadi harus menjual minimal 20 unit furnitur dengan total pendapatan sebesar Rp 50.000.000 agar mencapai titik impas dalam operasionalnya.
5. Contoh Kelima
Perusahaan PT Sentosa Jaya merupakan produsen makanan dan ingin menghitung Break Even Point (BEP) unit dalam Rupiah untuk produk baru mereka. Total biaya tetap per bulan adalah Rp 15.000.000 yang mencakup biaya sewa pabrik, gaji karyawan tetap, dan biaya administrasi tetap. Harga jual per unit produk makanan adalah Rp 10.000, dan biaya variabel per unit adalah Rp 6.000 yang mencakup bahan baku, kemasan, dan biaya tenaga kerja variabel.
Pertama, kita perlu menghitung BEP unit:
BEP (jumlah unit) = 15.000.000 / (10.000 - 6.000)
BEP (jumlah unit) = 15.000.000 / 4.000
BEP (jumlah unit) = 3.750 unit
Artinya, perusahaan perlu menjual minimal 3.750 unit produk makanan untuk mencapai Break Even Point (BEP) unit. Untuk menghitung BEP dalam Rupiah, kita perlu mengalikan jumlah unit dengan harga jual per unit.
BEP dalam Rupiah = 3.750 unit x Rp 10.000
BEP dalam Rupiah = Rp 37.500.000
Jadi, PT Sentosa Jaya harus menjual minimal 3.750 unit produk makanan dengan total pendapatan sebesar Rp 37.500.000 agar mencapai titik impas dalam operasionalnya.
Advertisement