Liputan6.com, Jakarta - Kubah hijau Masjid Nabawi memiliki sejarah yang panjang dan penting dalam Islam. Bagian ini pertama kali dibangun pada tahun 1279 M, dan dari waktu ke waktu terus diperbarui. Kubah tersebut mulai dicat hijau pada tahun 1837 M, seperti yang dicatat dalam buku Architectural Conservation in Islam: Case Study of the Prophet's Mosque oleh Syed Ahmad Iskandar Syed Ariffin.
Ini adalah masjid kedua yang dibangun di Madinah setelah Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya hijrah dari Mekah ke Madinah yang saat itu dikenal sebagai Yathrib. Pembangunan masjid kubah hijau dimulai pada tahun pertama setelah hijrah sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan komunitas Muslim yang berkembang pesat.
Kubah hijau Masjid Nabawi ini terletak di sisi tenggara masjid, di tempat makam Nabi Muhammad SAW yang dulunya merupakan kamar Aisyah, salah satu istri Nabi. Keberadaan kubah hijau tersebut menjadi salah satu ciri khas dan landmark yang ikonik di kawasan Masjid Nabawi. Simak sejarah lengkapnya.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang sejarah kubah hijau Masjid Nabawi, Rabu (21/6/2023).
Â
Kubah Dibangun 1279 M
Kubah Hijau Masjid Nabawi memiliki sejarah yang panjang dan menarik, ini salah satu ikon penting dalam sejarah Islam. Kubah hijau dibangun pada tahun 1279 M dan telah mengalami berbagai perubahan seiring berjalannya waktu. Melalui pembaruan berkelanjutan, kubah hijau Masjid Nabawi terus menjadi pusat perhatian dan keindahan di tengah kota Madinah yang suci.
Dalam buku berjudul Architectural Conservation in Islam: Case Study of the Prophet's Mosque karya Syed Ahmad Iskandar Syed Ariffin yang diterbitkan pada tahun 2005, catatan sejarah menyebutkan kubah hijau Masjid Nabawi mulai dicat dengan warna hijau pada tahun 1837 M. Warna hijau kubah ini telah menjadi ciri khas masjid dan menjadi salah satu daya tarik utama bagi para pengunjung.
Masjid Nabawi sendiri memiliki sejarah yang sangat berharga. Ini adalah masjid kedua yang dibangun di Madinah setelah Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya hijrah dari Mekah ke Madinah yang saat itu dikenal sebagai Yathrib. Pembangunan masjid kubah hijau dimulai pada tahun pertama setelah hijrah sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan komunitas Muslim yang berkembang pesat.
Pada awalnya, masjid ini memiliki ukuran yang relatif kecil karena berada di sebelah rumah Rasulullah SAW. Menurut penulis Zafar Bangash dalam bukunya berjudul Sejarah Masjid Nabawi dan Kubah Hijau, luas masjid awalnya hanya sekitar 30x35 meter. Namun, seiring berjalannya waktu, masjid kubah hijau mengalami perluasan secara signifikan untuk mengakomodasi jumlah jemaah yang semakin bertambah.
Perluasan dan pengembangan Masjid Nabawi kubah hijau terus berlanjut hingga saat ini. Profesor Dr. Spahic Omer, dalam makalahnya yang berjudul Nabi Muhammad SAW dan Urbanisasi Madinah, mengungkapkan masjid ini telah mengalami perluasan berkali-kali. Saat ini, ukurannya telah menjadi sekitar 100 kali lebih besar dari ukuran aslinya dan meliputi hampir semua kawasan kota tua Madinah. Pada tahun 2012, Raja Abdullah memerintahkan perluasan masjid yang dapat menampung sekitar dua juta jemaah, menjadikannya salah satu masjid terbesar di dunia.
Pentingnya perawatan dan pemeliharaan masjid kubah hijau tidak dapat diabaikan. Dilansir dari Arab News, Raja Abdullah memerintahkan pemasangan 250 payung otomatis di area seluas 143.000 meter persegi di sekitar masjid. Payung ini bertujuan untuk melindungi jemaah dari sinar matahari atau hujan, memberikan kenyamanan bagi mereka yang datang untuk beribadah. Selain itu, lebih dari 3.200 orang bekerja dengan tekun untuk membersihkan masjid secara rutin, menjaga kebersihan dan keindahannya agar tetap terjaga.
Kubah hijau Masjid Nabawi tidak hanya menjadi ikon fisik yang mengesankan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai sejarah, spiritualitas, dan pengabdian umat Muslim. Tempat ini menjadi tujuan utama bagi jutaan jemaah yang datang dari seluruh dunia setiap tahunnya. Keberadaan kubah hijau yang megah dan seluruh kompleks masjid yang luas mencerminkan kekuatan dan kebesaran Islam sebagai agama global.
Advertisement
Keunikan Lainnya
Masjid Nabawi dengan kubah hijau adalah tempat suci yang penuh dengan fakta menarik yang mencerminkan sejarah dan keagungan Islam. Salah satu fakta yang paling terkenal adalah keberadaan Kubah Hijau yang terletak di sisi tenggara masjid. Kubah ini menjadi ciri khas masjid dan merupakan lokasi makam Nabi Muhammad, di mana dulunya merupakan kamar Aisyah, salah satu istri Nabi.
Keindahan dan keanggunan kubah hijau Masjid Nabawi ini menjadikannya landmark yang ikonik dan mengesankan di tengah kota Madinah. Selain makam Nabi Muhammad, Masjid Nabawi juga memuat makam dua sahabat Nabi yang sangat dihormati, yaitu Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Kehadiran makam-makam ini menjadi tempat berziarah dan berdoa bagi para jemaah yang datang ke masjid. Mereka datang untuk menghormati dan mengenang perjuangan dan keteladanan sahabat-sahabat Nabi yang telah berjuang bersama untuk memperkuat agama Islam.
Masjid Nabawi merupakan tempat yang ramai dikunjungi oleh ribuan jemaah setiap harinya. Para jemaah memadati areal masjid, terutama Raudah, yang diyakini sebagai tempat yang paling diberkahi dan di mana doa-doa dikabulkan. Mereka saling berlomba agar bisa memasuki Raudah dan mendapatkan momen berharga untuk berdoa di tempat yang diyakini sebagai tempat terbaik untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT.
Sejarah pemasangan listrik di kubah hijau juga menarik. Menurut Sultan Ghalib Al Quaiti dalam bukunya berjudul Kota-Kota Suci, Perjalanan Ibadah dan Dunia Islam, masjid kubah hijau pertama kali dipasangi listrik pada tahun 1909. Pemasangan ini merupakan tonggak penting dalam kemajuan teknologi dan peningkatan kenyamanan bagi para jemaah yang berkunjung ke masjid. Lampu-lampu yang dinyalakan memberikan penerangan yang memukau, memperindah keindahan masjid di malam hari.
Peran muazin di Masjid Nabawi kubah hijau juga memiliki sejarah yang menarik. Muazin pertama yang ditunjuk oleh Nabi Muhammad sendiri adalah Bilal bin Rabah. Bilal bin Rabah dikenal sebagai muazin yang vokal dan memiliki suara yang indah. Saat ini, masjid memiliki 17 muazin menurut muazin utama, Sheikh Abdul Rahman Khashogji, yang dilaporkan oleh surat kabar Al-Riyadh. Setiap hari, tiga muazin bergantian menyerukan azan dari "Mukabbariyyah," tempat khusus untuk azan, dan mengulangi takbir yang dilakukan oleh imam saat sholat. Kehadiran mereka menghadirkan suasana spiritual yang khusyuk di masjid.
Nama asli masjid ini adalah Al-Masjid Al-Nabawis. Masjid Nabawi merupakan masjid kedua yang dibangun di Madinah setelah Nabi Muhammad dan para pengikutnya hijrah dari Mekah. Masjid pertama yang dibangun di Madinah adalah Masjid Quba, yang menandakan pentingnya Madinah sebagai pusat kegiatan ibadah dan spiritual dalam agama Islam. Masjid Nabawi menjadi simbol kebesaran Islam dan tempat yang dipenuhi nilai-nilai spiritual bagi jutaan umat Muslim yang datang dari seluruh dunia.