Sukses

Pria Ini Lakukan Operasi Pemanjangan Kaki karena Diejek Pendek, Lihat Hasilnya

Kisah Dynzell Sigers, yang melakukan prosedur operasi pemanjangan kaki

Liputan6.com, Jakarta Tinggi badan seringkali menjadi faktor penting dalam kehidupan sosial seseorang. Dynzell Sigers, seorang pria yang merasa tidak percaya diri karena postur tubuhnya yang pendek, memutuskan untuk menjalani operasi pemanjangan kaki. Keputusannya ini dipicu oleh pengalaman-pengalaman pahit di masa lalunya, di mana ia seringkali diejek dan diperlakukan dengan cara yang membuatnya merasa seperti seorang anak kecil.

Dynzell, seorang mantan medis angkatan laut, memiliki tujuan yang jelas, dimana ia ingin terlihat lebih menarik di mata wanita dan merasa lebih maskulin dengan memiliki tinggi badan yang lebih ideal. Namun, proses operasi pemanjangan kaki yang dilakukan Dynzell bukanlah hal yang mudah. Ia harus melewati proses yang menyakitkan dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. 

Namun, bagi Dynzell, segala rasa sakit dan biaya yang ia keluarkan terbayar dengan hasil yang diperoleh. Namun, perlu diingat bahwa operasi pemanjangan kaki adalah prosedur yang berisiko tinggi dan memerlukan pertimbangan matang serta pendampingan medis yang cermat. 

Berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari dailystar.co.uk pada Rabu (21/6/2023). Kisah Dynzell Sigers yang melakukan operasi pemanjangan kaki dan hasilnya yang mencengangkan.

2 dari 4 halaman

Motivasi Dynzell untuk Melakukan Operasi Pemanjangan Kaki

Dynzell Sigers, seorang pria berusia 27 tahun, telah menjalani operasi pemanjangan kaki dengan tujuan untuk menambah tinggi badannya. Keputusan ini dipicu oleh pengalaman masa lalunya yang membuatnya merasa tidak percaya diri dan diperlakukan seperti anak kecil karena postur tubuhnya yang pendek. 

Dynzell, mantan medis angkatan laut, ingin terlihat lebih menarik di mata wanita dan meyakini bahwa memiliki tubuh yang tinggi dan tegap akan membuatnya terlihat lebih maskulin. Setelah mempertimbangkan banyak faktor, Dynzell mengambil keputusan ekstrem ini untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.

Proses Operasi dan Perjuangan Dynzell

Pada Desember 2022, Dynzell menjalani operasi pemanjangan kaki di Turki. Operasi ini melibatkan pematahan kedua tulang kakinya dan memasang semacam gagang dengan paku di antara patahan tersebut. Selama proses pemulihan, gagang tersebut akan diperpanjang secara perlahan setiap enam jam sekali. 

Dynzell harus menghadapi rasa sakit yang tak terhindarkan selama proses ini dan menghabiskan uang hingga Rp 1,1 miliar, belum termasuk biaya perawatan dan rehabilitasi pasca operasi. Namun, Dynzell menganggap bahwa semua rasa sakit dan biaya yang dikeluarkan sebanding dengan hasil akhir yang dia dapatkan.

3 dari 4 halaman

Apa itu operasi pemanjangan kaki?

Menggunakan pembedahan, tulang kaki dipatahkan dan dipasang pada kerangka khusus. Dengan dukungan rangka, kaki diregangkan, memungkinkan tulang baru terbentuk di antara kedua ujung tulang yang patah.

Seiring waktu, tulang ini semakin kuat hingga mampu menopang berat badan Anda.

Mengalihkan perhatian kadang-kadang dapat menyebabkan peningkatan tinggi badan yang signifikan, tetapi perawatan ini memakan waktu lama dan memiliki risiko komplikasi, sehingga tidak selalu disarankan.

Ini bisa menyakitkan dan potensi komplikasi meliputi: pembentukan tulang yang buruk, patah tulang, infeksi, pemanjangan tulang pada tingkat yang tidak tepat, pembekuan darah.

Karena ada ketidakpastian tentang keamanan dan keefektifan prosedur ini, penting untuk memahami dengan tepat apa yang terlibat dan berbicara dengan dokter Anda tentang potensi risikonya.

 

 

4 dari 4 halaman

Hasil dan Perubahan dalam Kehidupan Dynzell

Setelah menjalani operasi pemanjangan kaki, Dynzell mengungkapkan bahwa dia merasa puas dengan hasilnya. Dia merasa tingginya yang bertambah 17 cm memberikan kepercayaan diri yang lebih besar, membuatnya merasa lebih maskulin, dan memperoleh lebih banyak perhatian dari wanita. 

Sebelumnya, Dynzell sering kali dibandingkan dengan anggota keluarga laki-laki yang memiliki postur tubuh yang tinggi, dan hal ini membuatnya merasa tidak dianggap serius atau diperlakukan sebanding dengan mereka. 

Selain itu, saat masih berada di angkatan laut, Dynzell sering dianggap remeh karena tubuhnya yang lebih kecil dibandingkan dengan rekan-rekannya yang berbadan besar. Setelah operasi, dia merasa lebih mampu melakukan berbagai hal, termasuk mengejar karir musiknya, dan menjadi pribadi yang lebih terbuka dan percaya diri.

Meskipun Dynzell merasa puas dengan hasil operasi pemanjangan kakinya, penting untuk dicatat bahwa prosedur semacam itu termasuk dalam kategori operasi yang berisiko tinggi dan memerlukan pertimbangan matang serta pemantauan medis yang cermat.