Liputan6.com, Jakarta - Ungkapan "nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan" merupakan potongan ayat yang berulang sebanyak 31 kali dalam surat Ar-Rahman dalam Al-Qur'an. Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan artinya Allah menantang jin dan manusia untuk mempertanyakan nikmat mana yang mereka dustakan. Ini adalah teguran yang menyoroti betapa seringnya manusia mengabaikan, tidak mengakui, atau tidak bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan.
Baca Juga
Advertisement
Pengulangan yang intensif dari ayat dalam surat Ar-Rahman ini menunjukkan betapa pentingnya untuk menghargai dan bersyukur atas nikmat-nikmat Allah. Dalam mengingatkan manusia dan jin akan nikmat-nikmat-Nya yang melimpah, ayat ini mengajak untuk memikirkan dan mengintrospeksi segala bentuk nikmat yang telah diberikan Allah dan tidak mendustakannya.
Ungkapan nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan juga mengingatkan akan keagungan dan kekuasaan Allah sebagai pencipta yang memberikan segala nikmat. Dari pertanyaan ini, Allah memperlihatkan bahwa semua nikmat berasal dari-Nya, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang ayat nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan, Kamis (22/6/2023).
Allah Menunjukkan Keagungan dan Kekuasaan-Nya
Ayat nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan yang terdapat dalam Al-Qur'an, khususnya dalam surat Ar-Rahman, merupakan sebuah potongan ayat yang muncul sebanyak 31 kali. Diantaranya ayat 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77. Potongan ayat nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan memiliki pengulangan yang kuat untuk memberikan penegasan dan penetapan terhadap nikmat-nikmat Tuhan.
Begini tulisan Arab ayat nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan:
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
Fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman ayat 13)
Ahmad Badawi, dalam kitabnya "Min Balagah al-Qur'an," menjelaskan bahwa pengulangan potongan ayat nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan berkaitan erat dengan penegasan dan penetapan (ta'kid). Penegasan ini berfungsi untuk memperkuat pemahaman dan kesadaran akan nikmat-nikmat Tuhan di dalam masyarakat serta menancap dalam hati mereka. Dengan mengulang pertanyaan "nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan," ayat-ayat ini bertujuan untuk mengajak manusia dan jin untuk merenungkan dan mengakui nikmat-nikmat Tuhan yang melimpah.
Sementara itu, menurut al-Alusi dalam kitabnya yang berjudul "Ruh al-Ma'ani," pengulangan ayat nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan yang muncul sebanyak 31 kali dalam Al-Qur'an bukanlah untuk tujuan ta'kid (memperkuat makna kalimat), tetapi untuk taqri'ri (penetapan kandungan makna). Al-Alusi berpendapat jika pengulangan tersebut dimaksudkan sebagai ta'kid, maka pengulangannya tidak akan lebih dari tiga kali.
Al-Alusi menjelaskan pengulangan ayat surat Ar-Rahman tersebut bertujuan untuk memberikan penegasan yang kuat terhadap isi makna ayat tersebut. Mengulang kalimat tersebut sebanyak 31 kali, hal ini menunjukkan kehebatan dan kebesaran nikmat-nikmat Tuhan yang tidak terhingga. Tujuannya untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada pembaca atau pendengar mengenai betapa besar dan melimpahnya nikmat-nikmat yang Allah berikan.
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menafsirkan ayat nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan sebagai tantangan dari Allah kepada jin dan manusia untuk mengakui nikmat-nikmat mana yang mereka dustakan. Tantangan ini mengajak manusia dan jin untuk merenung dan mengintrospeksi diri, apakah mereka benar-benar menghargai dan bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Apakah mereka mengingkari nikmat-nikmat yang telah disebutkan sebelumnya ataukah mereka mengingkari nikmat yang lainnya.
Dalam Al-Qur'an, Allah menjelaskan penciptaan manusia dan jin. Manusia diciptakan dari tanah kering seperti tembikar, sedangkan jin diciptakan dari nyala api yang murni tanpa asap. Allah menegaskan kepada manusia dan jin, "nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" Dalam hal ini, Allah menunjukkan keagungan dan kekuasaan-Nya sebagai Pencipta yang maha bijaksana dan sempurna. Dia memberikan nikmat kepada manusia dan jin dengan memberikan kehidupan, akal, dan kemampuan untuk beribadah kepada-Nya.
Advertisement
Makna Pola Pengulangan Ayatnya
Muhammad Fahmi Husain, dalam kitabnya "Ad-Dalil al-Mufahras li alfaz al-Qur'an al-Karim," menjelaskan bahwa pola repetisi potongan ayat nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan merupakan pola repetisi yang hanya terdapat dalam surat Ar-Rahman dan Al-Mursalat. Pola ini memberikan kekuatan retorika yang tinggi dan menekankan pentingnya pengakuan dan syukur terhadap nikmat-nikmat Tuhan.
Dalam jurnal penelitian berjudul "Menelusuri Makna Pengulangan Redaksi dalam Surah Ar-Rahman (2014)" oleh Khoridatul Mudhiah, dijelaskan setiap nikmat yang Allah berikan kepada manusia dan jin dalam surat Ar-Rahman disanggah dengan pertanyaan yang mengingkari, yaitu "nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?" Pengulangan ini muncul sebanyak 31 kali.
Alasan pengulangan ayat ini adalah untuk menggugah kesadaran dan mempertegas fakta bahwa meskipun Allah telah memberikan berbagai macam nikmat kepada manusia dan jin, masih banyak dari mereka yang mendustakannya.
Penyebab adanya pola pengulangan ayat ini adalah meskipun Allah telah menganugerahkan berbagai macam nikmat kepada manusia dan jin, masih saja banyak dari mereka yang mendustakannya. Pendustaan ini tidak hanya berarti penolakan atas rasa syukur terhadap nikmat-nikmat Allah, tetapi juga mencakup penolakan atas keberadaan-Nya secara keseluruhan.
Ayat nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan juga menjadi sebuah peringatan dan teguran yang tegas terhadap manusia dan jin agar mereka mengakui, menghargai, dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah.
Khoridatul Mudhiah menjelaskan perbedaan yang mencolok antara surat Ar-Rahman dengan surat-surat lain dalam Al-Qur'an yang juga membahas nikmat-nikmat Allah. Dalam surat Ar-Rahman, semua ayatnya, mulai dari awal hingga akhir, berbicara tentang nikmat-nikmat yang dilimpahkan Allah tidak hanya kepada manusia, tetapi juga kepada jin. Hal ini berbeda dengan surat-surat lain yang hanya memuat pengungkapan tentang nikmat Allah dalam sub pembahasan tertentu dalam surat tersebut.
Dalam fenomena pengulangan redaksi ayat nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan dalam surat Ar-Rahman, terlihat setiap ayat yang diulang berfungsi sebagai pemisah dan memiliki kaitan dengan ayat sebelumnya. Pola repetisi semacam ini juga merupakan praktik yang umum digunakan oleh orang Arab dalam sastra syair mereka. Dengan menggunakan repetisi, penekanan yang kuat diberikan pada pentingnya mengakui dan mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang melimpah.