Sukses

Apa Itu Manusia Menurut Islam? Simak Ciri-Ciri Manusia Terbaik

Membicarakan tentang apa itu manusia tentu sangat luas. Definisi manusia bisa berbeda-beda tergantung dari sudut pandang seperti apa kita membicarakannya.

Liputan6.com, Jakarta Membicarakan tentang apa itu manusia tentu sangat luas. Definisi manusia bisa berbeda-beda tergantung dari sudut pandang seperti apa kita membicarakannya. Kita bisa membicarakan tentang apa itu manusia dari berbagai macam perspektif, mulai dari ilmu pengetahuan, budaya, maupun agama.

Bahkan dari perspektif ilmu pengetahuan saja, kita bisa mendapatkan berbagai macam pengertian tentang apa itu manusia. Secara biologis misalnya, apa itu manusia dapat dipahami sebagai spesies dalam kelompok mamalia yang termasuk dalam ordo primata dan famili Hominidae. Manusia termasuk dalam genus Homo dan memiliki nama ilmiah Homo sapiens.

Secara biologis, apa itu manusia hanya dipelajari berdasarkan aspek-aspek fisiologisnya saja. Misalnya, apa itu manusia memiliki tubuh yang tegak, dengan anggota tubuh yang sangat adaptif seperti tangan yang mampu melakukan manipulasi dan penggunaan alat. Manusia juga memiliki sistem organ internal yang mirip dengan mamalia lainnya, termasuk sistem pernapasan, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, dan sistem reproduksi.

Dari segi genetik, apa itu manusia memiliki sepasang kromosom seksual yang menentukan jenis kelamin (XX untuk wanita dan XY untuk pria) dan kumpulan kromosom non-seksual lainnya.

Lalu bagaimana pandangan Islam mengenai apa itu manusia? Simak penjelasan selengkapnya berikutnya ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (25/6/2023).

2 dari 5 halaman

Apa itu manusia menurut pandangan Islam?

Menurut ajaran agama Islam, apa itu manusia dapat dipahami sebagai makhluk yang paling sempurna dan mulia di sisi Allah SWT. Ada beberapa istilah dalam Alquran yang merujuk pada manusia, antara lain al-insaan, al-naas, al-abd, bani Adam, dan sebagainya.

Istilah-istilah dari Alquran tersebut menunjukkan sifat-sifat, ciri-ciri, atau peran manusia. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia dalam arti jamak. Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan nabi Adam.

Dalam ajaran Islam, apa itu manusia sering kali disebut sebagai makhluk yang paling sempurna dan lebih baik daripada makhluk lainnya, termasuk malaikat. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT berikut,

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)

 

3 dari 5 halaman

Apa yang membuat manusia disebut sebagai makhluk paling sempurna?

Manusia disebut sebagai makhluk Allah SWT yang paling sempurna bukan karena manusia tidak pernah melakukan kesalahan. Manusia disebut sebagai makhluk Allah SWT paling sempurna karena manusia dibekali akal budi. Dan akal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Akal membantu manusia untuk melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

Jika diibaratkan sebagai perkembangan teknologi, manusia adalah makhluk paling mutakhir karena dibekali akal, sebuah fitur yang tidak ada pada makhluk lainnya. Dengan akal inilah manusia dapat menghasilkan berbagai macam teknologi modern yang memungkinkan mereka untuk melakukan penjelajahan ruang angkasa. Allah SWT berfirman,

يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اِنِ اسْتَطَعْتُمْ اَنْ تَنْفُذُوْا مِنْ اَقْطَارِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ فَانْفُذُوْاۗ لَا تَنْفُذُوْنَ اِلَّا بِسُلْطٰنٍۚ

Artinya: "Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)." (QS. Ar-Rahman: 33).

4 dari 5 halaman

Keunggulan manusia dibandingkan makhluk lainnya

Selain keunggulan akal yang dimiliki manusia dibandingkan makhluk lainnya, apa itu manusia juga memiliki keunggulan lainnya. Keunggulan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya ini terletak dari amanat dan tanggung jawab yang dibebankan pada apa itu manusia.

Allah menanyakan kepada langit, bumi, dan pegunungan apakah mereka mampu menjalankan tugas sebagai khalifah di dunia ini. Tidak ada satu pun dari mereka yang bersedia, bahkan mereka merasa khawatir bahwa mereka tidak mampu memikul tanggung jawab tersebut.

Namun, manusia akhirnya yang bersedia untuk mengambil amanah tersebut dan pada akhirnya akan dimintai pertanggungjawaban di hari pembalasan, yakni yaumul qiyamah. Allah SWT berfirman,

اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (QS. Al-Ahzab: 72).

Di sinilah terletak kekuatan manusia, karena semua makhluk tidak sanggup menerima amanah dari Tuhan karena takut tidak mampu menjalankannya, namun manusia menerima amanah itu dengan segala konsekuensinya. Ketika semua makhluk menolak untuk menjadi khalifah di dunia ini, manusia datang dengan siap sedia dan menyatakan bahwa ia sanggup menjalankan amanah tersebut.

Meskipun manusia memiliki sifat yang tidak selalu cenderung ke arah kebaikan, pikiran mereka tidak selalu positif, dan tindakan mereka tidak selalu sesuai dengan aturan agama. Terkadang manusia sadar akan amanah dan tanggung jawab yang mereka emban dengan berbuat kebaikan, namun pada saat yang sama mereka juga melalaikannya dengan melakukan dosa yang justru menjauhkan mereka dari rahmat Allah.

5 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Manusia Terbaik

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa apa itu manusia adalah makhluk yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk lainnya. Apa yang membuat apa itu manusia disebut sebagai makhluk paling sempurna bukan karena mereka tidak pernah melakukan kesalahan dan dosa.

Akan tetapi jika dibandingkan manusia dengan manusia lainnya, tentu akan dapat dilihat jelas jika ada manusia yang baik dan yang tidak baik. Ada beberapa hal yang membuat apa itu manusia dinilai baik atau tidak. Lalu bagaimana manusia baru bisa dianggap baik? Berikut kualitas-kualitas yang dapat membuat apa itu manusia disebut sebagai manusia yang baik atau tidak berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW:

1. Mempelajari Alquran

Apa itu manusia bisa dikatakan baik jika dia mempelajari Alquran. Hal ini dijelaskan dalam hadis berikut,

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari no. 5027).

2. Akhlaknya

Apa itu manusia sehingga disebut sebagai sebaik-baiknya manusia dapat dilihat dari akhlaknya, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut,

“Sesungguhnya sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Bukhari no. 6035).

3. Yang membuat orang lain merasa aman

Apa itu manusia sehingga disebut sebagai sebaik-baiknya manusia dapat dilihat dari bagaimana dia bisa membuat orang lain merasa aman, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut,

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya dan (orang lain) merasa aman dari kejelekannya.” (HR. At-Tirmidziy no. 2263).

4. Yang baik pada keluarga

Apa itu manusia sehingga disebut sebagai sebaik-baiknya manusia dapat dilihat dari bagaimana dia memperlakukan keluarganya, sebagaimana dijelaskan dalam hadi berikut,

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya.” (HR. At-Tirmidzi no. 3895).

5. Yang paham agama

Apa itu manusia sehingga disebut sebagai sebaik-baiknya manusia dapat dilihat dari pemahamannya terhadap syariat Islam, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut,

“Maka sebaik-baik orang di antara kalian di masa Jahiliyyah adalah yang paling dalam  Islamnya apabila mereka memahami (ajaran Islam).” (HR. Bukhari no. 3374).

6. Gemar bersedekah

Apa itu manusia sehingga disebut sebagai sebaik-baiknya manusia dapat dilihat dari kebiasaannya dalam bersedekah dan berbuat baik kepada sesamanya, sebagaimana dijelaskan dalam hadi berikut,

“Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang memberikan makanan dan menjawab salam.” (HR. Ahmad 6/16).

7. Yang merapatkan shaf ketika shalat

Apa itu manusia sehingga disebut sebagai sebaik-baiknya manusia dapat dilihat dari bagaimana dia merapatkan shaf ketika shalat, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut,

“Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempunyai bahu paling lembut di dalam shalat.” (HR. Abu Daawud no. 672).

8. Menepati janji

Apa itu manusia sehingga disebut sebagai sebaik-baiknya manusia dapat dilihat dari bagaimana ketika dia berjanji, apakah ditepati atau tidak, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut,

“Mereka adalah para hamba pilihan di sisi Allah pada hari Kiamat, yaitu orang-orang yang menepati janji dan berbuat baik.” (HR. Ahmad 6/268).

9. Yang bermanfaat

Apa itu manusia sehingga disebut sebagai sebaik-baiknya manusia dapat dilihat dari bagaimana dia bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut,

“Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Al-Qadlaa’iy dalam Musnad Asy-Syihaab no. 129, Ath-Thabrani dalam Al-Ausath no. 5787).