Liputan6.com, Jakarta Kisah Thariq bin Ziyad mungkin sudah tidak asing bagi sebagian orang. Namun masih banyak orang yang tidak mengetahui siapa itu Thariq bin Ziyad. Nama Thariq bin Ziyad ini dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda panglima perang.
Baca Juga
Advertisement
Thariq bin Ziyad ini juga termasuk dalam pahlawan besar Islam yang merupakan prajurit Kerajaan Bani Umayyah (Umayyah). Ketika Musa bin Nushair membuka jalan ke Eropa bagi pasukan Muslim, Thariq bin Ziyad menyelesaikannya dengan menaklukkan Andalusia.
Atas perintah Khalifah al-Walid bin Abdul Malik, Tariq membawa pasukan Muslim menyeberangi Selat Gibraltar ke daratan Eropa. Di sinilah namanya semakin terkenal dan dikenang oleh umat Muslim sebagai panglima perang penakluk Andalusia.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai kisah hidup Thariq bin Ziyad dan caranya menaklukkan Andalusia yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (26/6/2023).
Masa Kecil Thariq Bin Ziyad
Thariq bin Ziyad lahir di Kenchela, Aljazair, pada tahun 50 H atau 670 M. Dia bukan orang Arab, tapi anggota kabilah Barbar yang tinggal di Maroko. Masa kecilnya sama dengan masa kecil kebanyakan umat Islam saat itu, ia belajar membaca dan menulis dan juga hafal surat Al Quran dan Hadits.
Dalam Tarikh Ibnu Nushair, sejarawan mengatakan Thariq adalah budak dari amir Kerajaan Umawiyah di Afrika Utara, Musa bin Nushair. Lalu Musa membebaskannya dari perbudakan dan mengangkatnya menjadi panglima perang. Setelah beberapa generasi kemudian, status Thariq sebagai budak dibantah oleh keturunan-keturunannya.
Advertisement
Pertama Kali Jihad di Afrika Utara
Salah satu daerah yang paling strategis di wilayah Afrika Utara adalah Maroko. Daerah ini telah mengenal Islam sebelum kedatangan Musa bin Nushair dan pasukannya. Sementara itu, Thariq bin Ziyad termasuk pasukan Musa bin Nushair. Namun penduduk di daerah ini belum menerima Islam secara utuh dan keimanan mereka belum kokoh, terbukti dengan seringnya masyarakat wilayah ini berganti agama dari Islam ke agama selainnya
Di antara penyebab pergantian agama ini karena penaklukan Maroko di masa Uqbah bin Nafi’, kurang memperhatikan pendidikan keagamaan. Hal ini dipengaruhi karena Uqbah dan pasukannya sudah berangkat ke daerah lainnya. Selain itu, keadaan bangsa Barbar di Afrika Utara yang memang mewaspadai pergerakan Uqbah bin Nafi’. Keadaan demikian menyebabkan masyarakat Maroko sering murtad setelah masuk ke dalam Islam.
Dalam perjalanan menaklukkan Afrika Utara, Musa bin Nushair dibuat kagum dengan kesungguhan dan keberanian salah seorang pasukannya yang bernama Thariq bin Ziyad. Sebab Thariq dengan semangatnya memberikan pelajaran agama kepada orang barbar Maroko dengan ikhlas.
Menaklukkan Andalusia
Dikutip dari buku yang berjudul Kisah & Makna 99 Asmaul Husna untuk Anak (2012) oleh Mei Tatazakka, menjelaskan bahwa cara bagaimana Thariq bin Ziyad dapat menaklukkan Andalusia. Andalusia adalah uatu komunitas otonomi Spanyol. Andalusia adalah wilayah otonomi sangat padat masyarakatnya dan kedua terbesar dari 17 wilayah yang membentuk Spanyol.
Andalusia juga dikenal dengan sebutan Semenanjung Seberia. Negara ini diperintah oleh raja yang kejam dan zalim yang dibeni oleh rakyatnya yakni Raja Roderick. Peperangan antara pasukan Raja Roderick dan Thariq bin Ziyad terjadi karena putri dari pemimpin benteng Visigoth diperkosa dan dihamili oleh Raja Roderick.
Tak terima akan hal tersebut, bangsawan tersebut melaporkannya ke Musa bin Nusayr dan memintanya untuk meruntuhkan kerajaan Visigoth. Sebelum berperang, Musa meminta izin terlebih dahulu kepada Khalifah Al-Walid di Damaskus untuk menaklukan Semenanjung Iberia.
Setelah mendapatkan izin, Musa memerintahkan Thariq bin Ziyad untuk memulai perang melawan Raja Roderick dengan tujuan membebaskan negeri Andalusia. Kemudian pada sekitar awal Mei 711 M, Thariq membaca 7.000 pasukan untuk mengarungi lautan dengan kapal.
Mendengar kedatangan kaum muslimin, Roderick yang tengah sibuk menghadapi pemberontak-pemberontak kecil di wilayahnya, kemudian ia mengalihkan perhatiannya kepada pasukan kaum muslimin. Ia kembali ke ibu kota Andalusia kala itu, Toledo, untuk mempersiapkan pasukannya menghadang serangan kaum muslimin. Raja Roderick bersama 100.000 pasukan yang dibekali dengan peralatan perang lengkap segera berangkat ke Selatan menyambut kedatangan pasukan Thariq bin Ziyad.
Thariq bin Ziyad mendapatkan kabar bahwa pasukan Raja Roderick berjumlah 100.000 pasukan, dengan jumlah tersebut, pasukannya akan kalah telak. Untuk itu ia menghubungi Musa untuk mendapatkan pertolongan pasukan. Setelahnya, ia mendapatkan 5.000 pasukan untuk bisa mengalahkan Andalusia.
Sesampainya i daratan Spanyol, Thariq mengumpulkan semua pasukannya yang berjumlah 12.000 orang. Ketika berkumpul tersebut Thariq memberikan pidato singkat yang memerintahkan para pasukannya membakar kapal mereka. Hal ini dikarenakan Thariq merasa bahwa para pasukannya terlihat takut dan gelisah akan berperang.
Untuk itu, ia memerintahkan membakar kapal mereka agar tidak ada yang bersembunyi di kapal dan bermalas-malasan. Berikut ini pidatonya:
“Kapal telah saya bakar, tidak ada jalan lagi untuk kembali pulang. Pilihan kalian hanya dua saat ini, yaitu maju dan menyerang musuh untuk menang atau kita akan mati karenanya.”
Maka majulah bala tentara yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad tersebut dan berperang dengan amat heroik. Di tengah peperangan tersebut, tiba-tiba pasukan Visigoth mendengar desas-desus bahwa pihak Muslim tidak menyerang untuk menjajah, tetapi untuk membebaskan negerinya dari kekejaman Raja Roderick. Kabar tersebut membuat banyak pasukan Visigoth yang membenci Roderick langsung mundur.
Akhirnya, Thariq bin Ziyad dan pasukannya berhasil mengakhiri kekejaman Raja Visigoth dengan membutuhnya pada 19 Juli 711 M di pertempuran Guadalete dan membebaskan penduduk Iberia. Namanya kemudian diabadikan menjadi nama sebuah bukit di Iberia atau sekarang dikenal dngan Gibraltar.
Advertisement