Sukses

Apakah Sholat Idul Adha Harus Keramas? Lengkap Doa dan Tata Caranya

Sholat Idul Adha tidak harus atau disunnahkan untuk keramas.

Liputan6.com, Jakarta - Apakah sholat Idul Adha harus keramas? Jawabannya adalah tidak harus atau sunnah. Hal ini sejalan dengan hukum asal mandi sholat Idul Fitri. Dalam buku berjudul "Panduan Shalat Terlengkap: Panduan Shalat Wajib dan Sunnah" oleh Ria Khoerunnisa S.Pd, disebutkan hukum mandi saat Idul Fitri dan Idul Adha adalah sunnah.

Itu artinya, jika seorang Muslim melaksanakan mandi sebelum sholat Idul Adha, ia akan mendapatkan pahala tambahan sebagai amalan sunnah. Akan tetapi, jika mandi tersebut ditinggalkan, tidak akan ada dosa yang ditanggung.

Ibnu Abbas RA yang menyatakan bahwa:

"Rasulullah SAW mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Ibnu Hibban)

Pendapat ini juga diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha. Hal ini menunjukkan bahwa mandi sebelum sholat Idul Adha disunnahkan, namun bukan merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap Muslim.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang apakah sholat Idul Adha harus keramas dan tata caranya, Selasa (27/6/2023).

2 dari 4 halaman

Hukumnya Tidak Wajib atau Sunnah

Apakah sholat Idul Adha harus keramas? Mandi keramas merupakan suatu keharusan bagi seorang Muslim sebelum melaksanakan sholat setelah mengalami janabah. Janabah adalah kondisi seseorang yang telah melakukan hubungan suami istri, dan mandi keramas menjadi bagian dari persiapan spiritual sebelum melaksanakan ibadah sholat.

Dalam buku "Praktik Mandi Janabah Rasulullah Menurut 4 Mazhab" karya Ahmad Sarwat, Lc., MA, makna mandi janabah dalam fiqih digunakan untuk merujuk pada kondisi yang memerlukan atau diwajibkan bagi muslim untuk mandi suci.

Namun, apakah sholat Idul Adha harus mandi keramas?

Ternyata, tidak ada kewajiban untuk mandi keramas sebelum melaksanakan sholat Idul Adha. Hukum mandi keramas dalam sholat Idul Adha sama dengan hukum asal dalam sholat Idul Fitri. Dalam buku "Panduan Shalat Terlengkap: Panduan Shalat Wajib dan Sunnah" karya Ria Khoerunnisa S.Pd, disebutkan mandi pada hari Idul Fitri merupakan sunnah.

Melakukan mandi pada hari tersebut akan mendatangkan pahala, tetapi jika ditinggalkan, seseorang tidak akan mendapatkan dosa.

Terdapat riwayat yang menyebutkan Rasulullah SAW mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha. Ibnu Abbas RA pernah menyatakan: "Rasulullah SAW mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha" (HR. Ibnu Hibban). Riwayat lain juga mencatat pertanyaan seseorang kepada Ali bin Abu Thalib mengenai mandi yang dianjurkan, dan Ali menjawab bahwa mandi dianjurkan pada hari Jum'at, hari 'Arofah, hari Idul Adha, dan Idul Fitri.

Seseorang yang bertanya tentang mandi kepada Ali bin Abu Thalib, Ali menjawab: “Mandilah setiap hari jika kamu mau." Orang tadi berkata: “Bukan. Maksudku, manakah mandi yang dianjurkan?” Ali menjawab: “Mandi pada hari Jum’at, hari ‘Arofah, hari Idul Adha, dan Idul Fitri.” (HR. Al Baihaqi 3/278. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Lihat Al Irwa’ 1/177)

 

 

3 dari 4 halaman

Waktu yang Tepat Mandi sebelum Sholat Idul Adha

Selain penting memahami hukum mandi keramas sebelum sholat Idul Adha, perlu juga diketahui waktu yang dianjurkan untuk melaksanakan mandi Idul Adha dan Idul Fitri. Waktu tepat mandi sebelum sholat Idul Adha adalah sebelum atau setelah sholat subuh.

Dalam kitab "Hasyiyatu Asy-Syaikh Ibrahim al-Baijuri ala Syarh al-Allamah Ibn al-Qasim al-Ghazi 'ala Matn asy-Syaikh Abi Syuja dalam al-Ilmiyyah", disebutkan waktu masuknya mandi sunnah (Idul Fitri/Idul Adha) adalah pada tengah malam. Hal ini menunjukkan pentingnya melakukan mandi sebagai bagian dari persiapan menjelang pelaksanaan sholat Idul Adha, sehingga seorang Muslim dapat memulai hari raya dengan suci dan bersih secara spiritual.

Selain mandi, seorang Muslim juga dianjurkan untuk berhias diri pada hari raya Idul Adha. Bagi laki-laki, disunnahkan untuk menggunakan wangi-wangian dan memakai pakaian yang bersih. Disunnahkan pula untuk mencukur rambut, memotong kuku, dan menghilangkan bau yang tidak sedap.

Takbir juga dianjurkan ketika keluar rumah menuju tempat pelaksanaan sholat Idul Adha. Semua ini merupakan bagian dari tata cara beribadah yang dihormati dan disunnahkan pada hari raya tersebut. Dengan memperhatikan tata cara berhias dan beribadah ini, seorang Muslim dapat merasakan kesakralan dan keberkahan dalam merayakan Idul Adha.

4 dari 4 halaman

Perhatikan Tata Caranya

Dalam buku berjudul "Adab dan Doa Sehari-hari untuk Muslim Sejati" oleh Thoriq Aziz Jayana, dijelaskan membaca niat mandi untuk sholat Idul Adha atau Idul Fitri sangat penting karena ini yang membedakannya dengan mandi biasa. Niat adalah suatu keputusan hati yang diungkapkan dengan lisan, sehingga membaca niat mandi merupakan manifestasi dari kesungguhan hati dalam menjalankan ibadah.

Allah SWT sendiri mengingatkan umat-Nya tentang pentingnya menjaga kesucian diri dalam Al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 222, yang berbunyi: "Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri." Ayat ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kesucian tubuh, baik secara fisik maupun spiritual.

1. Doa Niat

Proses mandi dimulai dengan membaca niat yang diucapkan dengan tulus dan ikhlas. Niat menjadi penanda bahwa mandi yang dilakukan adalah mandi sunnah untuk sholat Idul Adha, dengan tujuan semata-mata karena Allah SWT. Membasuh telapak tangan sebanyak tiga kali dengan air yang mengalir menjadi langkah pertama dalam menjalankan mandi ini.

 

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِعِيْدِ اْلأَضْحَى سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla li'idil adha sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya:

Saya berniat melakukan sunahnya mandi untuk sholat Idul Adha ikhlas karena Allah ta'ala.

 

2. Membersihkan Najis atau Kotoran

Selanjutnya, penting untuk membersihkan semua najis atau kotoran yang mungkin masih menempel pada tubuh, seperti di sela-sela dubur dan kemaluan. Hal ini dilakukan dengan seksama untuk memastikan kesucian tubuh sebelum melanjutkan tahap berikutnya. Setelah selesai membersihkan seluruh tubuh dengan air, berwudhu dilakukan untuk menyucikan tubuh dari najis.

3. Mengguyur Kepala 3 Kali

Proses mandi selanjutnya adalah mengguyur kepala sebanyak tiga kali. Pada tahap ini, kepala dan rambut dibersihkan dengan memasukkan kedua tangan ke dalam air, lalu gosokkan ke kepala melalui sela-sela rambut, dan bilas sebanyak tiga kali. Hal ini dilakukan dengan penuh perhatian dan kesungguhan, menjadikan setiap gerakan sebagai bagian dari ibadah yang dilakukan dengan hati yang khusyuk.

4. Menyiram Seluruh Tubuh

Setelah itu, dilakukan penyiraman seluruh anggota badan secara menyeluruh. Dimulai dari sebelah kanan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan menyiram anggota badan sebelah kiri. Penting untuk memastikan bahwa setiap anggota tubuh disiram sebanyak tiga kali, sehingga kesucian dan kebersihan tubuh dapat terjamin.

5. Menggosok Tubuh dari Atas ke Bawah

Selanjutnya, dengan hati yang penuh keikhlasan, seluruh bagian tubuh digosokkan secara menyeluruh. Gosokan dilakukan dari atas ke bawah, dari depan hingga belakang, dengan perulangan sebanyak tiga kali. Proses ini merupakan tindakan nyata dalam memastikan bahwa setiap bagian tubuh benar-benar bersih dan suci dalam rangka melaksanakan ibadah yang diwajibkan.

6. Membilas dengan Air Mengalir

Terakhir, seluruh tubuh dibilas dengan menggunakan air yang mengalir, dimulai dari sisi kanan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan ke bagian tubuh sisi kiri. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh tubuh telah terkena air yang mengalir, sehingga kebersihan tubuh dapat terjaga dengan baik. Setelah proses bilasan selesai, seorang Muslim akan merasa suci dan siap untuk melaksanakan sholat Idul Adha dengan hati yang khusyuk dan penuh keikhlasan.