Liputan6.com, Jakarta Kanker payudara adalah kanker yang terbentuk di sel-sel payudara. Mengutip dari laman Mayo Clinic, penyebab kanker payudara bisa terjadi pada pria dan wanita, tetapi jauh lebih umum terjadi pada wanita. Sehingga dukungan substansial untuk kesadaran kanker payudara, dan pendanaan penelitian telah membantu menciptakan kemajuan, dalam diagnosis dan pengobatan kanker payudara.
Umumnya penyebab kanker payudara bisa terjadi karena faktor genetik, usia (risiko meningkat seiring bertambahnya usia), riwayat keluarga dengan kanker payudara, paparan hormonal, gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, serta paparan radiasi tertentu.
Advertisement
Baca Juga
Namun, penting untuk dicatat bahwa memiliki faktor risiko tidak menjamin seseorang akan mengembangkan kanker payudara, dan sebaliknya beberapa individu tanpa faktor risiko, dapat tetap terkena penyakit ini.
Sehingga dengan mengenali penyebab kanker payudara dan gejala, seperti perubahan bentuk atau ukuran payudara, benjolan yang teraba pada payudara atau di sekitarnya, perubahan pada kulit payudara, keluarnya cairan dari puting, atau perubahan pada puting, dapat membantu penanganan lebih cepat.
Berikut ini penyebab kanker payudara yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (30/6/2023).Â
Penyebab
Setelah pubertas maka payudara wanita terdiri dari lemak, jaringan ikat, dan ribuan lobulus. Adapun penyebab kanker payudara berkembang sebagai akibat mutasi genetik atau kerusakan DNA, dan bisa dikaitkan dengan paparan estrogen, cacat genetik bawaan, atau gen bawaan yang dapat menyebabkan kanker, seperti gen BRCA1 dan BRCA2.
Ketika seseorang sehat, sistem kekebalannya menyerang DNA atau pertumbuhan yang tidak normal. Ketika seseorang menderita kanker, maka sel-sel di dalam jaringan payudara mulai berkembang biak tak terkendali, dan tidak mati seperti biasanya. Pertumbuhan sel yang berlebihan ini membentuk tumor yang menghilangkan nutrisi dan energi sel di sekitarnya.
Melansir dari laman medical news today, Kanker payudara biasanya dimulai di lapisan dalam saluran susu atau lobulus yang menyuplai susu. Dari sana, bisa menyebar ke bagian tubuh yang lain. Seorang dokter akan menentukan stadium kanker berdasarkan ukuran tumor, dan apakah sudah menyebar ke kelenjar getah bening atau bagian tubuh lainnya.
Ada berbagai cara untuk menentukan stadium kanker payudara. Satu menyertakan tahapan 0–4 dengan subkategori di setiap tahapan. Di bawah ini, terdapat penjelasan masing-masing tahapan utama yang menunjukkan karakteristik spesifik tumor.
- Tahap 0: Ini juga disebut karsinoma duktal in situ, di mana sel-sel kanker hanya berada di dalam saluran dan belum menyebar ke jaringan sekitarnya.
- Tahap 1: Pada tahap ini, ukuran tumor mencapai 2 sentimeter (cm), dan tidak mempengaruhi kelenjar getah bening, atau ada kelompok kecil sel kanker di kelenjar getah bening.
- Tahap 2: Tumor mulai berkembang hingga berdiameter 2 cm, dan sudah mulai menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, atau berukuran 2–5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening.
- Stadium 3: Tumor berdiameter hingga 5 cm, dan telah menyebar ke beberapa kelenjar getah bening, atau tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke beberapa kelenjar getah bening.
- Stadium 4: Kanker telah menyebar ke organ jauh, paling sering ke tulang, hati, otak, atau paru-paru.
Â
Advertisement
Faktor Risiko
1. Usia
Penyebab kanker payudara atau risiko akan meningkat seiring bertambahnya usia. Pada usia 20 tahun, peluang terkena kanker payudara dalam dekade berikutnya adalah 0,06%. Pada usia 70 tahun, angka ini naik menjadi 3,84%.
2. Genetika
Seseorang dengan mutasi tertentu pada gen BRCA1 dan BRCA2, memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena kanker payudara, kanker ovarium, atau keduanya. Mutasi pada gen TP53 juga memiliki kaitan dengan peningkatan risiko kanker payudara, sehingga jika kerabat dekat Anda menderita atau pernah menderita kanker payudara, peluang seseorang untuk terkena kanker payudara meningkat.
Melansir dari sumber yang sama, pedoman saat ini merekomendasikan agar orang menerima pengujian genetik, jika mereka memiliki riwayat keluarga kanker payudara, ovarium, tuba falopi, atau peritoneum. Orang-orang juga harus menerima pengujian, jika ada riwayat kanker payudara terkait dengan mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 pada keturunannya.Â
3. Riwayat kanker payudaraÂ
Seseorang yang pernah menderita kanker payudara, lebih mungkin mengembangkannya lagi daripada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit tersebut. Memiliki beberapa jenis benjolan payudara non-kanker, akan meningkatkan risiko berkembangnya kanker di kemudian hari. Contohnya termasuk hiperplasia duktus atipikal atau karsinoma lobular in situ. Orang dengan riwayat kanker payudara, ovarium, tuba falopi, atau peritoneal harus bertanya kepada dokter mereka tentang tes genetik.
4. Jaringan payudara padat
Jaringan payudara yang padat, lebih mungkin dikaitkan dengan diagnosis kanker payudara. Hal ini karena paparan estrogen dan menyusui yang berkepanjangan, tampaknya meningkatkan risiko kanker payudara. Paparan ini bisa melibatkan periode awal pada usia dini, atau terlambat memasuki menopause. Di antara waktu-waktu tersebut, kadar estrogen dalam tubuh lebih tinggi. Menyusui terutama selama lebih dari 1 tahun, tampaknya mengurangi risiko terkena kanker payudara. Ini mungkin karena penurunan paparan estrogen setelah kehamilan dan menyusui.
5. Berat badan
Obesitas setelah menopause dapat berkontribusi pada kemungkinan yang lebih besar terkena kanker payudara, karena peningkatan kadar estrogen. Penyebab kanker payudara selanjutnya ini, cenderung membuat Anda mudah terserang kanker dan penyakit kronis lainnya yang berbahaya bagi tubuh. Untuk itu, penting sekali untuk menjaga berat badan dengan memperbanyak konsumsi makanan sehat dan rutin olahraga.
Â
Â
6. Konsumsi alkohol
Minum alkohol dalam jumlah tinggi secara teratur, tampaknya berperan dalam perkembangan kanker payudara. Menurut Institut Kanker Nasional (NCI), penelitian secara konsisten menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi alkohol, memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi daripada wanita yang tidak. Dan mereka yang minum dalam kadar sedang hingga berat, memiliki risiko lebih besar dibandingkan wanita yang minum lebih sedikit.
7. Paparan radiasi
Menjalani pengobatan radiasi untuk kanker yang berbeda, dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara di kemudian hari. Paparan radiasi ionisasi yang tinggi pada jaringan payudara, dapat menyebabkan kerusakan pada DNA sel-sel payudara. Jumlah paparan radiasi dan durasi paparan merupakan faktor penting yang mempengaruhi risiko kanker payudara.
8. Perawatan hormon
Pelitian menemukan penyebab kanker payudara paling sering ditemui ialah karena ketidakstabilan hormon pada tubuh. Menurut sumber terpercaya ACS, penelitian telah menemukan bahwa terapi penggantian hormon, khususnya terapi estrogen-progesteron, terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara. Beberapa orang yang mengalami peningkatan pada hormon estrogen, secara mendadak atau berlebihan dapat memicu tumbuhnya tumor di payudara.
9. Nekrosis Lemak
Penyebab kanker payudara selanjutnya adalah nekrosis lemak, yang merupakan jenis kanker jinak di mana terdapat kerusakan pada jaringan lemak di payudara. Kondisi ini bisa disebabkan karena cedera atau terapi radiasi. Umumnya nekrosis lemak di payudara tidak membutuhkan penangan, namun bila pasien merasa tidak nyaman bisa dilakukan penanganan medis seperti, dengan beberapa metode bedah, mulai dari mastektomi, rekonstruksi payudara, lumpektomi, biopsi payudara hingga pengecilan payudara.
10. Mengonsumsi Pil KB Berlebihan
Penyebab kanker payudara yang masih jarang diketahui adalah karena konsumsi pil KB secara berlebihan. Pil KB memiliki manfaat menunda masa kehamilan yang tidak diinginkan. Namun penting sekali untuk diketahui bahwa jika pil KB dikonsumsi secara berlebihan, dapat menimbulkan beberapa efek samping. Jika dosis yang dikonsumsi secara berlebihan, maka akan memicu kemungkinan kanker payudara.
11. Fibrokistik
Penyebab kanker payudara yang berikutnya adalah Fibrokistik, di mana muncul benjolan payudara yang yang datang kemudian hilang selama terjadinya siklus menstruasi. Umumnya fibrokistik dialami wanita usia 20 hingga 30-an tahun dan tidak memerlukan tindakan medis untuk menanganinya.
12. Papiloma Intraduktal
Papiloma intraduktal adalah salah satu tumor payudara yang bersifat jinak, dan berasal dari tumor kecil yang tersebar di saluran payudara. Papiloma intraduktal terbentuk melalui kelenjar, pembuluh darah dan jaringan fibrosa. Biasanya, papiloma intraduktal tumbuh di dekat puting pada payudara, sehingga perlu diwaspadai karena memiliki risiko tinggi berkembang menjadi kanker.
13. Menopause
Penyebab kanker payudara yang masih jarang diketahui selanjutnya adalah menopause. Penelitian menunjukan bahwa menopause juga bisa mejadi faktor penyebab terjadinya tumor payudara. Banyak penelitian yang telah terjadi, menunjukan bahwa seorang perempuan yang sedang menuju masa menopause atau sudah menopause, akan terjadi juga peningkatan jaringan tumor pada area payudaranya karena adanya pertumbuhan hormon yang tidak stabil.
Â
Advertisement