Liputan6.com, Jakarta Hadzihi artinya "ini," yakni sebuah kata penunjuk dalam bahasa Arab. Hadzihi artinya ini, namun penggunaannya terbatas pada perempuan, binatang, dan benda yang memiliki ciri perempuan.
Sedangkan kata penunjuk "ini" dalam bahasa Arab yang berfungsi sebagai kata penunjuk untuk laki-laki, binatang, dan benda yang memiliki ciri laki-laki adalah hadza (هَذَا).
Advertisement
Baca Juga
Hadzihi artinya ini, yakni salah satu kata penunjuk dalam bahasa Arab untuk menunjuk sesuatu yang berada di dekat penutur. Selain it, tentu masih ada banyak lagi kata penunjuk dalam bahasa Arab.
Untuk lebih memahami hadzihi artinya apa, berserta kata penunjuk lainnya dalam bahasa Arab, berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (30/6/2023).
Apa yang dimaksud kata penunjuk?
Hadzihi artinya ini, yakni kata penunjuk atau kata tunjuk dalam bahasa Arab untuk menunjuk sesuatu yang dekat. Kata penunjuk, juga dikenal sebagai kata tunjuk, merujuk pada kata atau frasa yang digunakan dalam bahasa untuk menunjukkan atau mengidentifikasi sesuatu.
Fungsi dari kata tunjuk adalah untuk memberikan petunjuk atau mengacu pada objek, orang, tempat, atau gagasan tertentu dalam konteks pembicaraan. Kata penunjuk membantu dalam memperjelas referensi atau objek yang sedang dibicarakan sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami dengan jelas apa yang dimaksud.
Dalam Bahasa Arab, kata penunjuk seperti "ini", "itu", "mereka", dan sejenisnya digunakan untuk menunjukkan objek atau subjek yang dibicarakan dalam kalimat.
Secara umum, kata tunjuk dalam bahasa Arab dapat dibedakan menjadi dua, yakni kata tunjuk untuk sesuatu yang dekat dan kata tunjuk untuk sesuatu yang jauh.
Kedua jenis kata penunjuk ini penting dalam bahasa Arab karena membantu dalam mengidentifikasi dan menunjukkan objek atau benda yang sedang dibicarakan dengan jelas dalam konteks kalimat.
Advertisement
Hadzihi dan Hadza
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hadzihi artinya ini. Kata Hadzihi merupakan salah satu contoh kata tunjuk untuk sesuatu yang berada di dekat pembicara. Hadzihi artinya ini, digunakan untuk sesuatu atau objek feminim (muannats).
Sebagai contoh:
هَذِهِ زَيْنَب(Ini Zaenab)
هَذِهِ سَبُّوْرَةٌ(Ini papan tulis)
Hadzihi artinya ini, akan tetapi hadzihi bukan satu-satunya kata yang memiliki arti "ini." Kata lain dalam bahasa Arab yang memiliki arti "ini" adalah "hadza."
Berbeda dengan hadzihi artinya ini untuk objek feminim, hadza (هَذَا) artinya ini, namun digunakan untuk suatu objek maskulin (mudzakar).
Sebagai contoh:
هَذَا اَحْمَدُ(Ini Ahmad)
هَذَا كِتَابٌ(Ini buku)
Perbedaan Hadzihi dan Hadza
Hadzihi artinya ini. Hadza juga artinya ini. Yang membedakannya adalah penggunaannya, hadza untuk laki-laki (mudzakar), hadzihi untuk perempuan (muannats).
Contoh:
هذا قوس
hadza qousun
Artinya: Ini panah.
Kata "qousun" memiliki ciri penulisan laki-laki antara lain karena tidak diakhiri dengan ta marbuthoh (ة). Oleh karena itu, qousun menggunakan kata hadza.
هذه دولة
hadzihi daulatun
Artinya: Ini negara.
Kata "daulatun" memiliki ciri penulisan perempuan, yakni diakhiri dengan ta marbuthoh (ة). Oleh karena itu, daulatun menggunakan kata hadzihi.
Cara Membedakan Kata Benda Mudzakar dan Muannats
Hadzihi artinya ini. Hadza artinya juga ini. Hadzihi digunakan untuk menunjuk kata benda yang memiliki ciri feminim (muannats), sedangkan hadza digunakan untuk menunjuk kata benda maskulin (mudzakar).
Agar dapat menggunakan kata hadzihi dan hadza dengan baik, tentu sangat penting untuk mengetahui perbedaan antara kata benda mudzakar dan muannats. Berikut adalah cara untuk membedakan isim mudzakar dan muannats.
1. Akhiran Huruf
Isim mudzakar biasanya memiliki akhiran huruf "-un" (untuk singular tanpa tanwin) atau "-in" (untuk plural tanpa tanwin), sedangkan isim muannats memiliki akhiran huruf "-a" (untuk singular tanpa tanwin) atau "-atun" (untuk plural tanpa tanwin). Contohnya, "rajulun" (pria) adalah isim mudzakar, sedangkan "imra'atun" (wanita) adalah isim muannats.
2. Kata Sandang "Al"
Isim mudzakar sering kali diawali dengan artikel "al" (الْ) dalam bentuk singular tanpa tanwin, sedangkan isim muannats tidak menggunakan artikel tersebut. Contohnya, "al-kitabu" (buku) adalah isim mudzakar, sedangkan "kitabun" (buku) adalah isim muannats.
3. Kata Ganti Orang Ketiga
Kata ganti orang ketiga yang digunakan untuk mengacu pada isim mudzakar adalah "huwa" (dia untuk maskulin), sedangkan kata ganti yang digunakan untuk isim muannats adalah "hiya" (dia untuk feminin). Contohnya, "huwa rajulun" (dia adalah pria) menggunakan isim mudzakar, sedangkan "hiya mar'atun" (dia adalah wanita) menggunakan isim muannats.
Penting untuk diingat bahwa ada juga beberapa pengecualian dan aturan khusus dalam pengelompokan isim mudzakar dan muannats, sehingga memahami dan mempelajari kosakata secara kontekstual dan melalui praktik akan membantu untuk menguasai perbedaan ini secara lebih baik.
Advertisement
Macam-Macam Kata Tunjuk dalam Bahasa Arab
1. هٰذَا (haadzaa)
Kata tunjuk pertama هٰذَا atau haadzaa) artinya "ini". Kata tunjuk ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang dekat dalam jumlah tunggal. Dalam tata bahasa Arab, penggunaan هٰذَا (haadzaa) memiliki aturan khusus di mana hanya digunakan untuk menunjukkan isim mudzakar (kata benda maskulin). Isim mudzakar merujuk pada kata-kata yang menjelaskan nama laki-laki dan biasanya tidak diakhiri dengan huruf ةُ (ta marbuthoh).
Contohnya, dalam kalimat:
هٰذَا طَبِيْبُ (haadzaa thobiibun) yang berarti "ini dokter".
هٰذَا كِتاَب (haadzaa kitaabun) yang berarti "ini buku".
2. هٰذِهِ (hadzihi)
Kata tunjuk هٰذِهِ atau hadzihi artinya sama dengan هٰذَا (hadza), yakni "ini." Namun hadzihi digunakan untuk menunjukkan kata dengan isim muannats (kata benda feminin). Isim muannats berbeda dengan isim mudzakkar, di mana kata-kata yang termasuk dalam isim ini menjelaskan nama wanita dan biasanya diakhiri dengan huruf ةُ (ta marbuthoh).
Contohnya, dalam kalimat:
هٰذِهِ طَبِيْبَةٌ (haadzihi thobiibatun) yang berarti "ini dokter (wanita)".
هٰذِهِ كِتاَبلةٌ (haadzihi kitaabatun) yang berarti "ini buku".
3. هٰذَا نِ (haadzaani)
هٰذَا نِ (haadzaani) merupakan kata tunjuk yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang dekat dalam jumlah ganda. Seperti هٰذَا (haadzaa), kata tunjuk ini hanya digunakan untuk kata dengan isim mudzakkar (kata benda maskulin).Contoh penggunaan dalam kalimat:
هٰذَا نِ طَالِبَانِ (haadzaani thoolibaani) yang berarti "ini dua siswa".
هٰذَا نِ قَلَمَانِ (haadzaani qolamaani) yang berarti "ini dua buah pena".
4. هٰتَا نِ (haataani)
هٰتَا نِ (haataani) juga digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang dekat dalam jumlah ganda. Bedanya, هٰتَا نِ (haataani) digunakan untuk kata dengan isim muannats (kata benda feminin).Contoh penggunaan dalam kalimat berikut,
هٰتَا نِ الطَالِبَاتِ (haataani thoolibaati) yang berarti "ini dua siswi".
هٰتَا نِ مَجَلَّتَانِ (haataani majallataani) yang berarti "ini dua buah majalah".
5. ذٰلِكَ (dzaalika)
ذٰلِكَ (dzaalika) merupakan kata tunjuk yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang jauh. Dalam bahasa Indonesia, artinya adalah "itu".Contoh penggunaan dalam kalimat berikut,
ذٰلِكَ الرَجُلُ جَمِيْلٌ (dzaalika rojulu jamiilun) yang berarti "lelaki itu tampan".
6. تِلْكَ (tilka)
تِلْكَ (tilka) juga digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang jauh. Seperti ذٰلِكَ (dzaalika), kata tunjuk ini digunakan untuk kata dengan isim muannats. Contoh penggunaan dalam kalimat berikut,
تِلْكَ الزَهْرَةُ جَمِيْلَةٌ (tilka dzahratu jamiilatun) yang berarti "bunga itu cantik".
تِلْكَ مظلّة (tilka mizhollatun) yang berarti "itu adalah payung".
7. ذَا نِكَ (dzaanika)
ذَا نِكَ (dzaanika) digunakan sebagai kata tunjuk untuk sesuatu yang jauh dalam jumlah ganda. Cara penggunaannya dalam kalimat sama dengan kata tunjuk sebelumnya. Contoh penggunaan dalam kalimat berikut,
ذَانِكَ بَيْتَانِ (dzaanika baitaani) yang berarti "itu ada dua rumah".
ذَانِكَ الطَّالِبَانِ مُجْتَهِدَانِ (dzaanika attholibaani mujtahidaani) yang berarti "dua pelajar (laki-laki) itu rajin".
8. تَا نِكَ (taanika)
تَا نِكَ (taanika) juga digunakan sebagai kata tunjuk untuk sesuatu yang jauh dalam jumlah ganda. Bedanya, kata tunjuk ini digunakan untuk kata dengan isim muannats. Contoh penggunaan dalam kalimat berikut,
تَانِكَ حَقِيْبَتَانِ (taanika haqiitaani) yang berarti "itu adalah dua tas".
تَانِكَ الطَّالِبَتَانِ مُجْتَهِدَتَانِ (taanika atthalibataani muj'tahidhataani) yang berarti "dua pelajar (perempuan) itu rajin".
9. ِهٰؤُلَاء (haa-u-laa-i)
ِهٰؤُلَاء (haa-u-laa-i) dapat digunakan baik untuk kata benda maskulin maupun feminin. Digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang dekat dalam jumlah banyak. Contoh penggunaan dalam kalimat berikut,
هَؤُلَاءِ أَخْوَاتِي (haa-u-laa-i akhowaatiy) yang berarti "ini adalah saudari-saudariku".
هَؤُلَاءِ اَقْلَامٌ (haa-u-laa-i aqlaamun) yang berarti "ini adalah banyak pena".
10. َأُوْلَئِك (uwlaaika)
َأُوْلَئِك (uwlaaika) memiliki makna yang sama dengan ِهٰؤُلَاء (haa-u-laa-i), namun digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang jauh dalam jumlah banyak. Cara penggunaannya dalam kalimat sama seperti ِهٰؤُلَاء (haa-u-laa-i). Contoh penggunaan dalam kalimat berikut,
اُوْلَائِكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَى (uwlaaikal ladziinasy tarawud dhollaalatu bilhuda) yang berarti "Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk" (Q.S. Al-Baqarah ayat 16).
اُوْلَائِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ (uwlaika 'alaa hudam mirrabbihim) yang berarti "Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya" (Q.S. Al-Baqarah ayat 5).