Liputan6.com, Jakarta Doa ikhtiar perlu dikenali dan selalu dilantunkan oleh umat Islam. Ikhtiar berkaitan dengan usaha seseorang untuk mencapai suatu hal. Sering kali kamu mendengar bahwa untuk mencapai sesuatu butuh doa dan ikhtiar. Hal ini terkait dengan ikhtiar yang berarti daya upaya.
Ikhtiar adalah sikap seorang muslim yang mengerahkan segala kemampuannya. Hal ini membuat seseorang terhindar dari sikap putus asa dan mudah menyerah. Dengan ikhtiar dalam melakukan sesuatu, ditambah dengan senantiasa berdoa pada Allah SWT, maka apa yang ingin kamu capai akan terwujud.
Doa ikhtiar berisikan ungkapan berserah diri seorang muslim kepada Allah SWT. Doa ikhtiar ini bisa kamu lafalkan saat sedang berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Selain berusaha, tentu kamu juga harus berserah diri kepada Allah SWT terkait hasil usaha yang kamu lakukan.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (1/7/2023) tentang doa ikhtiar.
Doa Ikhtiar
Doa ikhtiar diambil dari sebuah hadis yang salah satunya diriwayatkan oleh Imam Muslim. Doa ikhtiar ini perlu dikenali oleh seluruh muslim dalam memperjuangkan sesuatu. Melansir Dream, berikut bunyi doa ikhtiar berdasarkan hadis:
Doa ikhtiar tulisan Arab:
اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِعِزَّتِكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَنْ تُضِلَّنِى أَنْتَ الْحَىُّ الَّذِى لاَ يَمُوتُ وَالْجِنُّ وَالإِنْسُ يَمُوتُونَ
Doa ikhtiar Latin:
Allahumma laka aslamtu wa bika amantu wa 'alaika tawakkaltu wa ilaika anabtu wa bika khoshamtu wa ilaika hakamtu faghfirli ma qoddamtu wa ma akhkhortu wa ma asrartu wa ma a'lantu antal muqoddimu wa antal muakhkhiru la ilaha illa anta.
Arti Doa ikhtiar:
“Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku mengadu, dan kepada-Mu aku berhukum. Maka, ampunilah dosaku yang telah aku lakukan dan yang kemudian aku lakukan, yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan. Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengakhirkan. Engkaulah Rabbku, tidak ada ilah yang hak diibadahi kecuali Engkau.”
Advertisement
Pengertian Ikhtiar
Setelah mengenali doa ikhtiar, kamu tentu juga perlu memahami apa itu ikhtiar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ikhtiar adalah alat, syarat untuk mencapai maksud. Arti ikhtiar juga dapat dimaknai sebagai daya upaya. Secara umum, ikhtiar adalah sikap seorang muslim yang mengerahkan segala kemampuannya. Hal ini membuat seseorang terhindar dari sikap putus asa dan mudah menyerah.
Arti ikhtiar berasal dari bahasa Arab ikhtara atau yakhtaru, yaitu memilih. Arti ikhtiar ini berasal dari akar kata yang sama dengan kata “khair”, yaitu memilih mana yang lebih baik di antara yang ada. Mengutip Merdeka, menurut istilah Teologi (Ilmu Kalam), arti ikhtiar adalah kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam memilih dan menentukan perbuatannya (Nasution,1992:410).
Dalil Al-Qur’an yang mengandung perintah ikhtiar, baik yang berhubungan dengan perkara dunia maupun akhirat terdapat dalam surat Ar-Ra’d ayat 11:
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (Ar-Ra’d ayat 11).
Bentuk-Bentuk Ikhtiar
1. Kerja Keras
Berusaha dengan sepenuh hati untuk mencapai tujuan hidup di dunia dan akhirat adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh setiap muslim. Hal ini tentunya perlu dilengkapi dengan doa ikhtiar. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 6 yang artinya:
“Barangsiapa bekerja keras, maka sesungguhnya ia bekerja keras untuk dirinya sendiri, sungguh Allah itu maha kaya dari segala makhluk.” (surat Al-Ankabut ayat 6).
Usaha yang keras tidak akan mengkhianati hasil yang ingin dicapai. Ikhtiar dilakukan dengan maksimal dan bersungguh-sungguh agar tercapai suatu yang diharapkan. Allah SWT berjanji akan mengubah kondisi suatu hamba setelah hamba tersebut bersungguh-sungguh mengubah kondisinya menuju lebih baik dengan jalan ikhtiar.
2. Pantang Menyerah
Ikhtiar adalah sikap yang ditunjukkan dengan tidak mudah menyerah. Setiap usaha yang dilakukan seseorang tentunya bisa saja mengalami kegagalan-kegagalan, namun orang-orang yang berikhtiar akan bangkit kembali dan tidak mudah putus asa. Sifat putus asa sangat dibenci oleh Allah SWT. Allah berfirman dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 87 tentang larangan berputus asa:
"Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (surat Yusuf ayat 87).
Keputusasaan identik dengan kekufuran yang besar. Seseorang yang kekufurannya belum mencapai tingkat itu, dia biasanya tidak kehilangan harapan. Sebaliknya, semakin mantap keimanan seseorang semakin besar pula harapannya bahwa keputusasaan hanya layak dari manusia durhaka karena menganggap bahwa kenikmatan yang hilang tidak akan kembali lagi.
3. Tanggung Jawab
Bentuk ikhtiar selanjutnya adalah bertanggung jawab. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya (Djikowidagdo dkk,:1994:144).
Maka dari itu, tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku manusia untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
4. Rajin Belajar
Rajin belajar juga merupakan salah satu bentuk ikhtiar, terutama tentunya bagi pelajar. Dengan belajar, manusia bisa hidup bermartabat dan membangun peradaban yang bersandikan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan.
Dalam Islam belajar adalah ibadah. “Menuntut ilmu itu (belajar) wajib bagi muslim dan muslimah” (HR. Muslim). Belajar itu bukan sekedar datang ke sekolah untuk mendengar dan mencatat apa yang disampaikan guru, melainkan juga berusaha mengembangkan pemikiran, pengetahuan, kepribadian, moralitas dan profesionalitas.
Advertisement