Sukses

Apa Itu Malam Nisfu Sya’ban? Lengkap dengan Amalan dan Keutamaannya

Malam Nisfu Sya’ban merupakan malam dibukanya 300 pintu rahmat dan pintu ampunan oleh Allah SWT untuk manusia.

Liputan6.com, Jakarta Apa itu malam Nisfu Sya’ban penting diketahui oleh umat Muslim. Malam Nisfu Sya’ban sudah tak asing lagi bagi seluruh umat Muslim, sebab malam ini sangat dinantikan oleh umat Islam yang ingin mendapatkan keutamaannya.

Menurut Kementerian Agama (Kemenag) RI, apa itu malam Nisfu Sya’ban merupakan malam dibukanya 300 pintu rahmat dan pintu ampunan oleh Allah SWT untuk manusia. Untuk itu, pada malam Nisfu Sya’ban banyak dari umat Muslim yang membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali dan memperbanyak doa.

Apa itu malam Nisfu Sya’ban merupakan malam ke lima belas atau pertengahan bulan syaban. Malam ini disebut juga sebagai puncaknya bulan Syaban yang penuh rahmat dan kebaikan dari Allah SWT. Pada malam-malam Nisfu Sya’ban, umat Muslim dianjurkan untuk melakukan beberapa amalan, mulai dari puasa, zikir, membaca Al-Quran, dan memperbanyak doa.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai apa itu malam Nisfu Sya’ban beserta amalan dan keutamaannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (3/7/2023).

2 dari 4 halaman

Apa Itu Malam Nisfu Sya’ban

Apa itu malam Nisfu Sya’ban adalah malam yang istimewa karena Allah SWT akan menghapuskan dosa-dosa orang yang memohon pengampunan atas dosanya yang telah diperbuat. Hal ini juga sebagaimana hadits dari Rasulullah SAW.

“Apabila tiba malam nisfu syaban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya,” mengutip dari HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman

Hal yang sama juga dijelaskan dalam laman Kementerian Agama (Kemenag) RI, apa itu malam Nisfu Sya’ban adalah malam dibukanya 300 pintu rahmat dan pintu ampunan oleh Allah SWT untuk manusia. Untuk itu, pada malam Nisfu Sya’ban banyak dari umat Muslim yang membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali dan memperbanyak doa.

Dikutip dari buku Khutbah Jumat Sejuta Umat (2018) karya Muhammad Khatib, S.Pd.I., menjelaskan bahwa Sya’ban adalah istilah bahasa Aran yang berasal dari kata syi’ab yang artinya jalan di atas gunung. Islam kemudian memanfaatkan bulan Sya’ban sebagai momen untuk menemukan banyak jalan menuju puncak keberhasilan dalam mencapai kebaikan.

Sya’ban adalah bulan ke delapan dalam penanggalan Hijriyah. Keistimewaan bulan ini terletak pada pertengahannya yang biasanya disebut malam Nisfu Sya’ban. Secara harfiah, istilah Nisfu Sya’ban berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban atau tanggal 15 Sya’ban.

Kaum Muslimin percaya dan meyakini bahwa pada malam ini, dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia, yakni Raqib dan Atid, menyerahkan catatan amalan manusia kepada Allah SWT dan pada malam itu pula buku catatan-catatan amal yang digunakan setiap tahun diganti dengan yang baru.

3 dari 4 halaman

Amalan-Amalan yang Sunnah Dilaksanakan pada Malam Nisfu Sya’ban

Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa amalan-amalan yang dianjurkan dan sunnah dilaksanakan pada malam Nisfu Sya’ban adalah puasa, zikir, membaca Al-Quran, memperbanyak doa, dan masih banyak yang lainnya. Berikut penjelasannya:

1. Memperbanyak Doa Sejak Terbenam Matahari

Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa di malam Nisfu Sya’ban. Hal ini dilakukan karena pada malam Nisfu Sya’ban, Allah SWT turun ke bumi untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Bakar ash-Shidiq dari Rasulullah Saw berikut:

“(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).

Bacaan doa malam Nisfu Sya’ban adalah sebagai berikut:

اللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنَا عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ أَشْقِيَاءَ أَوْ مَحْرُوْمِيْنَ أَوْ مُقَتَّرِيْنَ عَلَيْنَا فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتَنَا وَحِرْمَانَنَا وَاقْتِتَارَ رِزْقِنَا، وَاكْتُبْنَا عِنْدَكَ سُعَدَاءَ مَرْزُوْقِيْنَ مُوَفَّقِيْنَ لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ: “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ” وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ

Arab Latin: Allahumma ya dzal manni wa la yumannu 'alaika, ya dzal jalali wal ikram, ya dzat thowli wal in'am, la ilaha illa anta dhahral lajin wa jaral mustajirin wa ma'manal kha'ifin.

Allahumma in kunta katabtani 'indaka fî ummil kitabi syaqiyyan aw makhruman aw muqtarran 'alayya fir rizqi, famkhullahumma fi ummil kitabi syaqawati wa khirmani waqtitara rizqi, waktubni 'indaka sa'idan marzuqan muwaffaqan lil khoirat. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fi kitabikal munzal 'ala lisani nabiyyikal mursalin, yamkhullahu ma yasya'u wa yutsbitu, wa 'indahu ummul kitab, wa shallallahu 'ala sayyidina muhammad wa ala alihi wa shahbihî wa sallama, walhamdulillahi rabbil 'alamîn.

Artinya: “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemilik kekayaan dan pemberi nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.

Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu.

‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Allah bershalawat dan bersalam atas Sayyidina Muhammad, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.”

2. Perbanyak Istighfar

Selain berdoa, umat Islam juga dianjurkan untuk memohon ampun atau istighfar sebanyak-banyaknya. Hal ini karena tidak ada manusia yang luput dari dosa. Anjuran ini sebagaimana hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan Sayyid Muhammad bin Alawi dalam Ithmi'nanul Qulub sebagai berikut.

"Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Syaban dan malam pertengahannya."

3. Perbanyak Syahadat

Sayid Muhammad bin Alawi mengatakan bahwa seyogyanya di waktu-waktu yang penuh keberkahan dianjurkan untuk diisi dengan kalimat-kalimat mulia seperti memperbanyak membaca syahadat. Ia mengatakan:

“Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Syaban dan malam pertengahannya.”

4. Membaca Surat Yaasin Tiga Kali

Di malam Nisfu Sya’ban, umat Islam dianjurkan untuk membaca surat Yaasin sebanyak tiga kali setelah sholat Maghrib. Pembacaan Yaasin disertai dengan niat meminta keberkahan umur, harta, kesehatan, dan ketetapan iman.

5. Melaksanakan Sholat Sunah

Selain membaca Yaasin, dianjurkan pula untuk melakukan sholat sunah di malam hari pada malam Nisfu Sya’ban. Sholat sunah yang dianjurkan antara lain sholat tahajud, sholat hajat, sholat taubah, sholat tasbih, dan witir.

6. Puasa

Rasulullah SAW juga menyarankan Muslim untuk berpuasa ketika Nisfu Syaban. Namun, puasa ini merupakan ibadah sunah. Artinya, tidak menimbulkan dosa bila tidak dikerjakan, tetapi menambah pahala ketika dilakukan.

"Apabila tiba malam Nisfu Syaban, maka hidupkan malamnya dan berpuasalah di siang harinya." (HR Ibnu Majah).

4 dari 4 halaman

Keutamaan pada Malam Nisfu Sya’ban

Bagi umat Muslim yang menjalankan amalan-amalan yang disunnahkan pada malam Nisfu Sya’ban, maka akan mendapatkan keutamanaannya. Berikut ini keutamaannya:

1. Pengampunan Dosa

Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis berikut ini:

“Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (H.R. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani; dinilai sahih oleh Al-Albani)

Dalam hadist riwayat lain, Aisyah r.a juga menjelaskan bahwa Allah memberi kesempatan bagi umat muslim untuk mendapatkan pengampunan seperti seperti banyaknya bulu kambing.

“Sesungguhnya Allah ‘Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam nisfu sya’ban dan mengampuni lebih banyak dari jumlah bulu pada kambing Bani Kalb (salah satu kabilah yang punya banyak kambing).” (HR At-Tabarani dan Ahmad).

2. Dikabulkan Segala Permohonan

Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis berikut ini:

“Jika datang malam pertengahan bulan Sya’ban, maka lakukanlah qiyamul lail, dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berfirman, ‘Adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia. Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberi rezeki kepadanya. Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia, dst…?’ (Allah berfirman tentang hal ini) sampai terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah, 1/421; HR. al-Baihaqi dalam Su’abul Iman, 3/378)