Sukses

10 Ciri Aliran Sesat dalam Islam Menurut MUI, Mengingkari Al Qur'an dan Hadis

Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), setidaknya ada beberapa ciri yang mengindikasikan bahwa suatu ajaran dipandang sebagai aliran sesat.

Liputan6.com, Jakarta Menanamkan ilmu dan nilai-nilai agama sejak anak masih usia dini memang merupakan hal yang penting. Maka tidak mengherankan jika banyak orang tua mulai memilih untuk mengirim anak-anaknya ke sekolah berbasis Islam maupun pondok pesantren.

Langkah untuk mengirimkan anak ke sekolah berbasis Islam atau pondok pesantren tentu perlu pertimbangan yang matang. Apalagi belakangan ini ditemukan lembaga pendidikan berbasis Islam yang diduga malah mengajarkan nilai-nilai yang bertentangan dengan Islam, atau mengajarkan aliran sesat.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melakukan pertimbangan matang, terutama dalam memilih lembaga pendidikan berbasis Islam, tempat anak menimba ilmu. Pertimbangan ini sangat penting terutama untuk menghindarkan anak dari ajaran sesat.

Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), setidaknya ada beberapa ciri yang mengindikasikan bahwa suatu ajaran dipandang sebagai aliran sesat. Berikut adalah beberapa ciri aliran sesat, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari MUI, Senin (3/6/2023).

2 dari 6 halaman

1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6

Ciri aliran sesat yang pertama adalah mengingkari salah satu dari keenam rukun iman. Iman merupakan kepercayaan yang berkaitan dengan agama. Iman berkaitan dengan meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Ada enam poin penting dalam rukun Islam.

Keenam poin dalam rukun iman ini wajib kita imani. Tidak sempurna iman seseorang jika dia mengingkari salah satunya dari keenam rukun iman tersebut. Rukun Iman terdiri dari 6, yaitu:

  1. Iman kepada Allah SWT
  2. Iman kepada para Malaikat
  3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
  4. Iman kepada Nabi dan Rasul
  5. Iman kepada hari akhir (kiamat)
  6. Iman kepada Qada dan Qadar

Jika ada lembaga pendidikan Islam yang mengingkari salah satu dari keenam poin rukun iman tersebut, maka hal itu sudah mengindikasikan ciri aliran sesat.

2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alquran dan sunnah

Di antara penyimpangan dalam akidah yang disebutkan dalam Alquran dan sunnah adalah sifat dan perilaku sebagai berikut:

a. Syirik dan kemusyrikan

Ini terjadi ketika seseorang mempersekutukan Allah dalam ibadah kepada-Nya. Ini adalah kesalahan yang sangat serius karena pelakunya melakukan dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah kecuali jika dia bertaubat dan memperbaiki dirinya dengan memegang teguh prinsip tauhid.

b. Kufur

Ini terjadi ketika seseorang menolak ajaran Allah, Rasul, atau agama Islam secara keseluruhan atau sebagiannya. Bentuk kufur yang paling ringan adalah mengingkari nikmat yang diberikan Allah, seperti seseorang mengatakan, "kesuksesan ini hanya karena kecerdasanku". Bentuk kufur yang paling umum adalah menolak ayat-ayat Alquran atau hadis Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang dianggap tidak sesuai dengan keyakinannya, dan yang lebih buruk lagi adalah berani melawan ajaran Allah.

c. Nifak atau munafik

Ini terjadi ketika seseorang mengaku beriman dengan perkataannya, tetapi hatinya masih ingkar terhadap ajaran Allah, Rasul, dan Islam. Kemunafikan ini terjadi pada orang-orang yang bekerja sama dengan orang-orang kafir atau membela kekafiran mereka, baik secara diam-diam maupun terang-terangan.

d. Fasik

Ini merujuk pada sifat seseorang yang mengetahui kebenaran tetapi menolaknya, atau memahami kewajiban tetapi tidak melaksanakannya, meskipun hatinya menerima kebenaran atau kewajiban tersebut. Kaum fasik ini tidak menerapkan Islam dalam kehidupan mereka sehingga hati mereka menjadi keras.

e. Zalim

Ini merujuk pada orang-orang yang tidak mengatur sesuatu secara proporsional. Mereka juga dapat disebut sebagai penindas karena mereka menyebabkan kerugian bagi orang lain. Kezaliman ini akan mendapat pembalasan dari Allah, meskipun kecil, sehingga pelakunya harus meminta maaf atau mengganti kerugian yang mereka timbulkan (rodhul mazlum) atau bertaubat dan melakukan perbaikan.

Jika ada lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan nilai-nilai yang bertentangan dengan aqidah Islam, yang ditandai dengan contoh perilaku di atas, maka lembaga pendidikan tersebut telah terindikasi mengajarkan aliran sesat.

3 dari 6 halaman

3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran

Dalam ajaran agama Islam, Alquran adalah kitab sekaligus wahyu terakhir yang diturunkan kepada nabi terakhir, yakni Nabi Muhammad SAW. Jika ada suatu lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan bahwa wahyu yang diturunkan setelah Alquran, makan lembaga pendidikan tersebut dapat diduga telah mengajarkan aliran sesat. Sebab, setelah Alquran diturunkan secara lengkap kepada Nabi Muhammad SAW, tidak nabi lain yang akan diutus dan tidak ada wahyu lagi yang akan turun.

4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran

Al-Qur'an adalah kitab suci yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, dan membacanya dianggap sebagai bentuk ibadah. Sebagai kitab suci yang diturunkan sebagai petunjuk bagi umat akhir zaman, Allah Swt. selalu menjaganya. Allah SWT berfirman,

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

Artinya: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya."

Ayat di atas menguatkan dan memastikan orisinalitas Al-Qur'an sejak pertama diturunkan sampai sekarang, tidak ada keraguan sama sekali. Dengan kata lain, jika ada yang meragukan atau bahkan mengkritisi isi Alquran, makan hal itu bisa menjadi indikator atau ciri aliran sesat.

4 dari 6 halaman

5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir

Kaidah tafsir adalah aturan-aturan atau azas-azas yang dijadikan dasar atau landasan operasional penafsiran Alquran. Tujuan dari kaidah tafsir ini untuk menjaga Alquran dari penafsiran yang keliru.

Di antara kaidah tafsir yang perlu dipahami sebelum menafsirkan Alquran antara lain adalah kaidah Qur'aniyah, kaidah sunnah, kaidah bahasa, kaidah usul, dan kaidah ilmu pengetahuan.

6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam

Sebagian besar ulama mendefinisikan hadis sebagai segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Muhammad SAW, baik ucapan, perbuatan maupun taqrir (ketetapan), sifat fisik dan psikis, baik sebelum beliau menjadi nabi atau sudah menjadi nabi.

Sementara itu, ulama ushul fiqih membatasi pengertian hadits hanya pada ucapan-ucapan Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan hukum.Sedangkan bila mencakup perbuatan dan taqrir beliau yang berkaitan dengan hukum, maka ketiga hal ini mereka namai dengan sunnah.

Kedudukan hadis, menurut kesepakatan mayoritas ulama, adalah sebagai salah satu sumber ajaran Islam. Sebagai salah satu sumber hukum dalam Islam selain Alquran, maka mengingkari hadis adalah haram.

Jika ada ajaran yang mengajarkan bahwa hadis tidak dapat dijadikan sebagai sumber hukum, makan hal itu bisa menjadi indikator atau ciri aliran sesat.

5 dari 6 halaman

7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul

Menghina Nabi Muhammad SAW adalah tindakan kekafiran, dapat menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Bahkan jika hal itu dilakukan dengan bercanda. Allah SWT berfirman,

وَلَئِن سَأَلۡتَهُمۡ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلۡعَبُۚ قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ

Artinya: Jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (QS. At-Taubah: 65)

Syekh Abdurrahman As Sa'di rahimahullah menjelaskan makna ayat ini dalam kitab tafsir karyanya,

Menghina Allah, ayat-ayat dan Rasul-Nya, adalah penyebab Kekafiran, pelakunya keluar dari agama Islam (murtad). Karena agama ini dibangun di atas prinsip mengagungkan Allah, serta mengagungkan agama dan RasulNya. Menghina salah satu diantaranya bertentangan dengan prinsip pokok ini. (Taisir Al Karim Ar Rahman, hal. 342)

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa jika ada yang ajaran Islam yang justru menghina nabi, baik itu Nabi Muhammad SAW, maupun nabi-nabi sebelumnya, maka hal itu bisa menjadi ciri aliran sesat. Apalagi mengimani rasul yang diutus Allah merupakan salah satu dari rukun Iman.

8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir

Tidak diragukan lagi jika Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT. Setelah itu tidak akan ada lagi nabi dan rasul yang akan diutus oleh Allah SWT. Hal ini didasarkan pada hadis berikut,

Rasulullah SAW menegaskan: "Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku". (Tirmidzi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).

Dari penjelasan ini saja dapat dipahami jika ada yang mengajarkan ada nabi yang diutus oleh Allah SWT setelah Nabi Muhammad SAW, makan dapat dipastikan bahwa itu adalah ciri aliran sesat.

6 dari 6 halaman

9. Mengubah, menambah, dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah

Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam Islam terdapat sejumlah peribadatan yang terikat oleh ketentuan tertentu yang biasa disebut sebagai rukun. Ketentuan yang dimaksud mencakup tata cara, waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan, dan status hukum suatu ibadah.

Sebagai contoh, shalat lima waktu adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap muslim. Jika ada ajaran yang mengajarkan bahwa shalat lima waktu adalah ibadah yang tidak wajib, makan ajaran tersebut sudah memiliki ciri aliran sesat.

Contoh lain misalnya dalam ibadah haji. Seperti yang kita ketahui ibadah haji harus dilakukan ke baitullah, yakni harus datang ke ka'bah yang ada di Mekkah, Arab Saudi. Jika ada ajaran yang mengatakan bahwa ibadah haji tidak harus dilakukan dengan datang ke baitullah, makan hal itu bisa dikatakan sebagai ciri aliran sesat.

10. Mengkafirkan sesama muslim

Ciri aliran sesat adalah membolehkan untuk menyematkan status kafir kepada orang di luar aliran tersebut.