Liputan6.com, Jakarta Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam budaya manusia. Bahasa memainkan peran penting dalam membangun identitas sosial dan sejarah suatu komunitas. Dengan begitu, mempelajari suatu budaya dapat dilakukan dengan mengenal tentang bahasanya.
Bahasa Arab menjadi salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia karena pengaruh budaya Islam. Bahasa Arab nenek dan anggota keluarga lainnya menjadi materi yang biasanya diberikan saat pembelajaran awal. Dengan mengetahui bahasa Arab nenek, seseorang dapat menambah hafalan kosa katanya. Berikut bahasa Arab nenek dan anggota keluarga lainnya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (7/7/2023).
Sebutan Anggota Keluarga dalam Bahasa Arab
اَبٌ abun (Ayah)
أُمٌ ummun (ibu)
جَدٌّ jaddun (kakek)
جَدَّةٌ jaddatun (nenek)
وَلَدٌ waladun (anak laki-laki)
بِنْتٌ bintun (anak perempuan)
أَخٌ Akhun (saudara laki-laki)
أُخْتٌ Ukhtun (saudara perempuan)
عَمٌّ ‘Ammun (paman dari ayah)
خَالَةٌ Kholatun (bibi)
Advertisement
Contoh Kalimat dengan Kosa Kata Anggota Keluarga dalam Bahasa Arab
؟ زَيْدٌ أَيْنَ عَمَّتِى zaidun aina ‘ammatiy? (Zaid, Dimana bibi saya?)
اَبُوْكِ تَدْرُسُ فِي الْفَصْلِ abuki tadrusu fil fashli (ayah kamu perempuan sedang belajar di kelas)
اَبِى يُصْنَعُ طَاوِلَةً فِي الْمَنْزِلِ abiy yuthbakhu fil manzili (ayah saya sedang membuat meja di rumah)
أُمٌّكِ تَدْرُسُ فِي الْفَصْلِ ummuki tadrusu fil fashli (ibu kamu perempuan sedang belajar di kelas)
أُمِّي تَطْبَخُ فِي الْمَنْزِلِ ummiy tathbakhu fil manzili (ibu saya sedang memasak di rumah)
جَدَّتُهُنَّ يَذْهَبْنَ إِلَى مَكَّةَ jaddatuhunna yadzhabna ila makkata (nenek mereka (wanita) sedang pergi ke mekkah)
سَنَتَّصِلُ بِاَبُوْكَ الأسْبُوْعَ الْمُقْبِلَ sanattashilu biabukal usbu’al muqbila (Kami akan memanggil ayah anda minggu depan.)
سَنَتَّصِلُ بِوَلَدِ كَ الأسْبُوْعَ الْمُقْبِلَ sanattashilu biwaladikal usbu’al muqbila (Kami akan memanggil anak laki-laki anda minggu depan.)
سَوْفَ أُسَاعِدُ جَدَّتَهُمْ saufa usa'idu jaddatahum (Saya akan menolong nenek mereka.)
سَوْفَ أُسَاعِدُ عَمَّتَهُمْ saufa usa’idu ammahum (Saya akan menolong bibi mereka)
سَوْفَ أُسَاعِدُ وَلَدَهُمْ saufa usa’idu waladahum (Saya akan menolong anak laki-laki mereka)
عَمَّتُهُمْ ذَهَبَتْ إِلَى الْسُوْقٍ ammatuhum dzahabats ilas suuqi (bibi mereka telah pergi ke pasar)
عَمُّكَ جَلِسٌ عَلَى كُرْسِيِّ ‘ammuka jalisun ‘ala kursiyyin (Paman kamu perempuan sedang duduk di kursi)
عَمِّي يُصْنًعُ طَاوِلَةً فِي الْمَنْزِلِ ammiy yushna’u thowilatan fil manzili (Paman saya sedang membuat meja di rumah)
لَا نَعْرِفُ اَيْنَ عَمَّتُكَ زَيْد la na’rifu aina ‘ammaka zaidun (kami tidak tahu dimana bibi anda, Zaid)
لَا نَعْرِفُ أَيْنَ جَدَّتُكَ la na'rifu aina jaddataka (kami tidak tahu dimana nenek kamu.)
لَقَدْ رَأَيْنَا عَمَّتَكَ فِي الْمَدْرَسَة Laqod roaina ‘ammataka fil madrosati (Kami melihat bibi anda di sekolah)
لِمَاذَا ذَهَبَتْ جَدَّتُهَا إِلَى السُّوْقِ؟ limadza dzahabat jaddatuha ilas suqi (Mengapa nenek dia pergi ke pasar?)
لِمَاذَا ذَهَبَتْ عَمَّتُهَا إلى السُّوْقِ؟ limadza dzahabat ‘ammatuha ilas suuqi? (Mengapa bibi dia pergi ke pasar?)
مَا اِسْمُ اَبُوْكَ؟ ma ismu abuka? (siapa nama ayah anda?)
مَا اِسْمُ وَلَدِ كَ؟ ma ismu waladika? (siapa nama anak laki-laki anda?)
مَتَى تَذْهَبُ أُمٌّكِ إلَى سُوْرَابَايَا؟ Mata yadzhabu tadzhabu ummuki ila Surabaya (Kapan ibu anda (perempuan) pergi ke Surabaya?)
نُرِيْدُ مُقَابَلَةً أُمٌّهَا فِي مَنْزِلِهِ nuridu muqobilatan ummuha fi manzilihi (Kami ingin bertemu dengan ibu dia (wanita) di rumahnya)
هَذَا عَمَّتِى اَيْنَ عَمَّتُكَ؟ hadza ammatiy, aina ammatuka (ini bibi saya, dimana bibi anda?)
هَذَا وَلَدِى اَيْنَ وَلَدُ كَ؟ hadza waladiy, aina waladuka (ini anak laki-laki saya, dimana anak laki-laki anda?)
هَذِهِ جَدَّتِى اَيْنَ جَدَّتُكَ hadzihi jaddati aina jaddatuka (ini nenek saya, dimana nenek anda?)
وَلَدُهُمْ ذَهَبُوْا إِلَى الْيَمَن waladuhum dzahabuu ilal yaman (anak laki-laki mereka telah pergi ke yaman)