Sukses

Bacaan Ghorib, Pahami Pengertian, Macam dan Contohnya dalam Al-Qur'an

Pengertian ghorib, macam-macam ghorib dan contohnya.

Liputan6.com, Jakarta Dalam Al-Qur'an, terdapat beberapa jenis bacaan yang dianggap gharib, yaitu bacaan yang memiliki cara membaca yang tidak biasa atau tidak umum. Istilah "gharib" merujuk pada sesuatu yang perlu penjelasan khusus karena pembahasannya yang samar atau tersembunyi.

Gharib adalah istilah yang merujuk pada bacaan-bacaan Al-Qur'an yang memiliki cara membaca yang tidak biasa atau jarang ditemui dalam bahasa Arab sehari-hari. Istilah ini berasal dari kata Arab yang berarti "tersembunyi" atau "samar", menunjukkan bahwa bacaan-bacaan ini membutuhkan penjelasan khusus karena pembahasannya yang samar.

Dengan memahami bacaan gharib, kita dapat lebih menghargai dan menghormati kekhususan Al-Qur'an, serta menghindari kesalahan dalam melafalkan ayat-ayat suci. Pengetahuan dasar tentang bacaan gharib dalam Al-Qur'an, dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam membaca Al-Qur'an dengan benar.

Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (12/7/2023). Pengertian ghorib, macam-macam ghorib dan contohnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengertian ghorib

Ghorib dalam konteks Al-Qur'an merujuk pada jenis bacaan yang memiliki karakteristik atau tata cara membaca yang tidak biasa atau jarang ditemui dalam bahasa Arab sehari-hari. Secara harfiah, Ghorib berarti "tersembunyi" atau "samar", menunjukkan bahwa bacaan tersebut membutuhkan penjelasan khusus karena pembahasannya yang samar atau tidak umum.

Bacaan Ghorib dapat mencakup variasi dalam pengucapan huruf, pergeseran harakat, atau penyesuaian dalam penempatan tanda baca pada kata-kata tertentu dalam Al-Qur'an. Hal ini mengharuskan para pembaca Al-Qur'an untuk mempelajari tata cara bacaan yang khusus untuk memahami dan melafalkan ayat-ayat dengan benar.

Penting untuk mencatat bahwa bacaan Ghorib tidak mengubah makna atau isi dari ayat Al-Qur'an itu sendiri. Mereka hanyalah variasi dalam cara membaca dan melafalkan ayat-ayat dengan memperhatikan nuansa dan kekhasan bahasa Arab yang terkandung dalam Al-Qur'an.

Pemahaman dan pembelajaran tata cara membaca bacaan Ghorib ini penting agar kita dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar, menghormati kekhususan Al-Qur'an, dan menghindari kesalahan dalam melafalkan ayat-ayat suci.

3 dari 4 halaman

Macam-macam ghorib dalam Al-Qur'an

Dalam Al-Qur'an, terdapat beberapa ayat yang memiliki cara membaca yang tidak biasa, dan bacaan-bacaan tersebut dikenal sebagai bacaan Gharib. Istilah Gharib dalam konteks ini merujuk pada sesuatu yang membutuhkan penjelasan khusus karena pembahasannya yang samar atau tersembunyi. 

Pemahaman dan pembelajaran tata cara membaca bacaan-bacaan Gharib ini penting untuk menghindari kesalahan dalam membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Berikut ini adalah lima jenis bacaan Gharib dalam Al-Qur'an yang perlu kita ketahui, berdasarkan qira'ah Imam Ashim riwayat Hafs:

1. Imalah

Imalah artinya memiringkan atau condong. Dalam konteks bacaan Al-Qur'an, Imalah mengacu pada memiringkan bacaan fathah ke arah bacaan kasrah atau memiringkan bacaan alif ke arah ya. Bacaan Imalah hanya terdapat satu dalam Al-Qur'an, yaitu pada surat Hud ayat 41. Pada bagian tengah ayat tersebut, terdapat lafadz "majroha" yang dibaca menjadi "majreha" dengan melakukan Imalah.

2. Isymam

Isymam adalah jenis bacaan Gharib yang kedua. Cara membaca bacaan Isymam dilakukan dengan mencampurkan bacaan dammah dengan bacaan sukun, disertai gerakan mulut yang dimajukan seperti saat mengucapkan huruf "U." Bacaan Isymam terdapat pada surat Yusuf ayat 11. Meskipun pada teks aslinya terdapat lafadz "laa ta'manna," bacaan yang benar adalah "laa ta'manuna," dengan mengisyaratkan penggunaan huruf 'nu' melalui gerakan mulut yang dimajukan.

3. Saktah

Saktah artinya diam atau tidak bergerak. Dalam konteks bacaan Al-Qur'an, Saktah merujuk pada berhenti sejenak sebelum membaca bacaan berikutnya. Ketika berhenti, tidak boleh mengambil napas selama 2 sampai 4 harakat. Terdapat empat lafadz Saktah yang ada dalam Al-Qur'an, yaitu di surat Al-Kahfi akhir ayat 1, surat Yasin ayat 52, surat Al-Qiyamah ayat 27, dan surat Al-Muthaffifin ayat 14. Dalam contoh surat Al-Kahfi, setelah membaca bacaan di akhir ayat 1, kita perlu berhenti sejenak tanpa mengambil napas dan melanjutkan ke ayat kedua.

4. Tahsil

Tahsil artinya kemudahan atau keringanan. Bacaan Tahsil terdapat pada surat Fusshilat ayat 44. Pada pertengahan ayat tersebut terdapat lafadz "a a' jamiyyun." Karena adanya dua hamzah qatha' (hamzah yang berbunyi seperti huruf "A") yang berurutan dalam satu bacaan, hal itu menyulitkan orang Arab dalam membacanya. Maka, bacaan tersebut ditahsilkan dengan menyambungkan dua hamzah qatha', sehingga bacaannya menjadi "aa'jamiyyun" untuk memudahkan pembacaan.

5. Naql

Naql artinya memindah. Dalam Al-Qur'an, terdapat satu jenis bacaan Naql, yaitu pada surat Al-Hujurat ayat 11. Pada bagian tengah ayat, terdapat dua hamzah yang tidak dibaca (washal), yaitu hamzah al-ta'rif dan hamzah ismu yang mengapit lam. Kedua hamzah washal tersebut tidak dibaca ketika disambungkan dengan lafadz sebelumnya. Sehingga, bacaannya bukan "bi'sal ismu" tetapi menjadi "bi'salismu."

4 dari 4 halaman

Contoh ghorib berdasarkan macamnya dalam Al Quran

Berikut ini adalah contoh-contoh bacaan Gharib berdasarkan macamnya dalam Al-Qur'an:

1. Imalah

Contoh Imalah terdapat pada surat Hud ayat 41. Pada ayat tersebut, terdapat lafadz "majroha" yang dibaca dengan melakukan Imalah menjadi "majreha".

2. Isymam

Contoh Isymam terdapat pada surat Yusuf ayat 11. Meskipun pada teks aslinya terdapat lafadz "laa ta'manna," bacaan yang benar adalah "laa ta'manuna," dengan mengisyaratkan penggunaan huruf 'nu' melalui gerakan mulut yang dimajukan.

3. Saktah

Contoh Saktah terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur'an:

  • Surat Al-Kahfi ayat 1: Setelah membaca bacaan di akhir ayat 1, perlu berhenti sejenak tanpa mengambil napas dan melanjutkan ke ayat kedua.
  • Surat Yasin ayat 52: Di pertengahan ayat terdapat lafadz "qodi naa haadzaa." Antara lafadz "qodi naa" dan "haadzaa," perlu berhenti sejenak tanpa mengambil napas, kemudian melanjutkan bacaannya.
  • Surat Al-Qiyamah ayat 27: Pada ayat ini juga terdapat lafadz Saktah yang memerlukan berhenti sejenak sebelum melanjutkan bacaan berikutnya.
  • Surat Al-Muthaffifin ayat 14: Juga terdapat lafadz Saktah yang perlu dihentikan sejenak sebelum melanjutkan.

4. Tahsil

Contoh Tahsil terdapat pada surat Fusshilat ayat 44. Pada pertengahan ayat tersebut, terdapat lafadz "a a' jamiyyun." Untuk memudahkan pembacaan, bacaan tersebut ditahsilkan dengan menyambungkan dua hamzah qatha', sehingga bacaannya menjadi "aa'jamiyyun".

5. Naql

Contoh Naql terdapat pada surat Al-Hujurat ayat 11. Pada bagian tengah ayat, terdapat dua hamzah yang tidak dibaca (washal), yaitu hamzah al-ta'rif dan hamzah ismu yang mengapit lam. Kedua hamzah washal tersebut tidak dibaca ketika disambungkan dengan lafadz sebelumnya. Sehingga, bacaannya bukan "bi'sal ismu" tetapi menjadi "bi'salismu".

Itulah beberapa contoh bacaan Gharib dalam Al-Qur'an berdasarkan macamnya. Penting untuk belajar dan merujuk pada sumber-sumber yang sahih dan mendapatkan bimbingan dari ulama terpercaya untuk mempelajari tata cara membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.