Liputan6.com, Jakarta Demoralisasi adalah salah satu realitas sosial yang menjadi indikator kondisi atau standar moral di suatu lingkungan sosial mengalami penurunan, bahkan kemunduran. Penurunan atau kemunduran ini dapat terjadi dalam ruang lingkup besar maupun dalam ruang lingkup yang terkecil.
Baca Juga
Advertisement
Demoralisasi adalah fenomena yang dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor, salah satunya globalisasi. Jika pengaruh negatif globalisasi tidak diatasi dengan baik, hal ini dapat memengaruhi pola perilaku manusia yang tidak sesuai dengan norma atau budaya asli mereka.
Berikut ulasan tentang demoralisasi adalah fenomena sosial yang harus segera ditanggulangi, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (13/7/2023).
Demoralisasi Sebagai Realitas Sosial
Kamus Besar Bahasa Indonesia demoralisasi adalah kemerosotan akhlak atau kerusakan moral. Demoralisasi dapat diartikan sebagai kondisi di mana terjadi penurunan berbagai jenis moral dalam suatu bangsa akibat pengaruh globalisasi yang tidak difilter atau disaring terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan masyarakat tidak mampu mengontrol masuknya budaya barat yang tidak sesuai dengan kepribadian budaya timur, seperti yang umumnya dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Dalam konteks yang lebih luas, demoralisasi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami kemerosotan dalam pengalaman moral, sikap, dan akhlaknya. Hal ini ditandai dengan pertentangan terhadap norma dan nilai-nilai sosial di dalam masyarakat. Akibatnya, perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut dapat muncul, seperti pencurian, pergaulan bebas, pembunuhan, dan sebagainya.
Dalam kondisi demoralisasi, moral tidak lagi dijadikan sebagai pedoman hidup dalam melakukan tindakan atau perbuatan. Oleh karena itu, individu yang terkena demoralisasi seringkali dianggap tidak memiliki adab, karena mereka melakukan berbagai tindakan yang tidak sopan dan merugikan orang lain di sekitar mereka.
Advertisement
Faktor Penyebab Demoralisasi
Demoralisasi adalah fenomena yang terjadi pada masyarakat yang disebabkan oleh berbagai faktor, berikut diantaranya.Â
1. Krisis Ekonomi Panjang
Krisis ekonomi yang berlarut-larut dapat berdampak negatif pada kehidupan seseorang. Ketidakstabilan ekonomi yang mengakibatkan kondisi kehidupan yang buruk dapat menyebabkan demoralisasi.
2. Kuantitas Penduduk Terlalu Tinggi
Peningkatan jumlah penduduk yang drastis dengan peluang lapangan kerja terbatas, akan membuat banyak orang banyak orang mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Hal ini dapat menyebabkan frustasi dan demoralisasi.
3. Kebijakan Pemerintah Tidak Efektif
Apabila pemerintah tidak mampu atau tidak melakukan kebijakan yang efektif dalam memenuhi tuntutan dan kebutuhan rakyat, hal ini dapat memicu demoralisasi di kalangan masyarakat.
4. Tingkat Kemiskinan Tinggi
Kemiskinan yang tinggi dapat menjadi faktor penyebab demoralisasi. Kondisi ekonomi yang buruk dan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar dapat mendorong individu untuk terlibat dalam tindakan kriminalitas atau perilaku negatif lainnya.
5. Penurunan Kualitas Penegak Hukum
Jika aparat penegak hukum seperti hakim, kepolisian, dan jaksa mengalami penurunan kualitas atau terlibat dalam perilaku korupsi, hal ini dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum dan menyebabkan demoralisasi.
6. Pengaruh Sikap Negatif
Sikap negatif seperti boros, malas, dan tidak disiplin dapat mempengaruhi kepribadian seseorang secara buruk. Sikap-sikap ini dapat membentuk perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral dan sosial yang dijunjung tinggi.
7. Kurangnya Pemahaman dan Praktik Agama
Ketika seseorang tidak memiliki kemauan untuk memahami, mendalami, dan mengamalkan ajaran agama dengan baik, mereka mungkin tidak memiliki pedoman hidup yang jelas. Hal ini dapat mengarah pada perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan menyebabkan demoralisasi.
Dampak Demoralisasi pada Masyarakat
Demoralisasi memiliki dampak yang signifikan dalam masyarakat yang dapat merusak tatanan sosial, moral, dan budaya. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi karena demoralisasi.
1. Peningkatan Kriminalitas
Demoralisasi adalah salah satu pemicu peningkatan berbagai jenis kejahatan, termasuk pembunuhan, perampokan, pencurian, penipuan, dan tindakan kriminal lainnya. Individu yang terdampak demoralisasi cenderung kehilangan pandangan moral dan etika, sehingga mereka cenderung terlibat dalam perilaku kriminal.
2. Kerusuhan dan Tindakan Anarkis
Demoralisasi juga dapat menyebabkan terjadinya kerusuhan yang bersifat anarkis. Masyarakat yang mengalami demoralisasi dapat melakukan tindakan merusak fasilitas umum, membakar tempat tertentu, dan terlibat dalam tindakan anarkis lainnya sebagai bentuk ekspresi ketidakpuasan atau ketidakstabilan moral.
3. Konflik Sosial Meluas
Demoralisasi berkontribusi pada peningkatan konflik sosial, baik secara vertikal (antara kelompok sosial atau ekonomi) maupun horizontal (antara individu atau kelompok dalam masyarakat). Ketidaksetaraan moral dan kehilangan nilai-nilai sosial yang diakibatkan oleh demoralisasi dapat memperburuk hubungan sosial dan meningkatkan ketegangan di dalam masyarakat.
4. Peningkatan Korupsi
Demoralisasi juga berdampak pada peningkatan tindakan korupsi. Ketika individu kehilangan sikap baik dan mengabaikan nilai-nilai moral, tindakan korupsi menjadi lebih umum dan diterima sebagai hal yang biasa. Hal ini berdampak buruk pada integritas sistem pemerintahan dan ekonomi suatu negara.
5. Peningkatan Penyalahgunaan Narkoba
Demoralisasi dapat berkontribusi pada peningkatan jumlah pengguna dan pengedar narkoba dalam masyarakat. Ketika individu terjerumus dalam demoralisasi, mereka cenderung mencari pelarian dalam penggunaan narkoba atau terlibat dalam kegiatan yang merusak kesehatan dan kehidupan mereka sendiri.
6. Pergaulan Bebas yang Meningkat
Masyarakat yang mengalami demoralisasi cenderung mengabaikan nilai-nilai dan norma sosial yang ada dalam lingkungan mereka. Hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya pergaulan bebas di kalangan masyarakat, di mana individu-enggan mematuhi batasan-batasan moral dan normatif yang diterima dalam masyarakat tersebut.
Advertisement
Upaya Penanggulangan Demoralisasi
Agar tidak semakin parah, demoralisasi perlu ditangani sesegera mungkin. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi demoralisasi di masyarakat.
1. Memperkuat Ajaran Agama
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memperkuat ajaran agama sejak usia dini. Dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan, individu akan memiliki pegangan hidup yang baik dan cenderung untuk melakukan perbuatan yang baik. Ini membantu individu memahami dan mengikuti ajaran agama serta menjauhi perilaku negatif.
2. Memperbaiki Kualitas Perekonomian
Perbaikan ekonomi suatu negara dapat membantu mengatasi demoralisasi. Dengan perekonomian yang baik, masyarakat akan lebih mudah memenuhi kebutuhan hidup mereka, mengurangi tekanan ekonomi yang dapat menyebabkan tindakan kriminalitas dan merugikan.
3. Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk
Pengendalian pertumbuhan penduduk dapat membantu mengatasi demoralisasi. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat menyebabkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup dan terbatasnya peluang kerja. Melalui program seperti Keluarga Berencana (KB), pemerintah dapat mengendalikan pertumbuhan penduduk untuk mencapai keseimbangan.
4. Memperbaiki Nilai Moral
Upaya lainnya adalah dengan memperbaiki nilai moral dalam masyarakat. Nilai moral yang baik dapat menjadi landasan untuk menjalankan kehidupan yang teratur dan disiplin. Pendidikan moral, kesadaran akan etika, dan penekanan pada pentingnya nilai-nilai moral yang positif dapat membantu dalam mengatasi demoralisasi.
5. Aktif dalam Kegiatan Positif
Melibatkan diri dalam kegiatan yang memberikan pengaruh positif dapat membantu mencegah perilaku yang menyimpang. Kegiatan seperti kegiatan sosial, olahraga, seni, dan kegiatan komunitas lainnya membantu individu menggunakan waktu mereka dengan produktif dan mengarahkan mereka pada hal-hal yang positif.
Â