Liputan6.com, Jakarta VOC atau Vereenigde Oostindische Compagnie adalah kongsi dagang terbesar dari Belanda yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602. Melalui kebijakan-kebijakan ekonomi yang agresif dan penaklukan wilayah-wilayah strategis, VOC berhasil mendominasi pusat perdagangan rempah-rempah di Hindia Timur, terutama di wilayah Indonesia, seperti Maluku, Jawa, dan Sumatera. Salah satu faktor-faktor yang mendorong didirikannya VOC adalah persaingan dagang dengan bangsa Eropa lain.
Seiring berjalannya waktu, peran VOC mulai meluas dan merembet ke bidang politik. VOC memiliki kekuatan militer yang kuat dan menjadi entitas yang semi-independen dengan otoritas pemerintah sendiri. Perusahaan ini membentuk pasukan laut sendiri, memiliki armada kapal yang besar, dan terlibat dalam pertempuran untuk melindungi kepentingan perdagangannya. Faktor-faktor yang mendorong didirikannya VOC adalah juga menjadi penyebab terjadinya penjajahan di Indonesia.
VOC juga terlibat dalam pembentukan koloni-koloni di wilayah Hindia Timur, dengan mendirikan pemukiman dan memperluas kekuasaan Belanda di Indonesia. Mereka menguasai wilayah-wilayah strategis dan menjadikannya basis operasi dagang dan politik. Faktor-faktor yang mendorong didirikannya VOC adalah bagian yang menarik dari sejarah organisasi ini. Berikut ulasan tentang faktor pendorong didirikannya VOC yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (14/7/2023).
Advertisement
Faktor Pendorong Berdirinya VOC
Seperti sudah disebutkan bahwa faktor-faktor yang mendorong didirikannya VOC adalah bagian yang menarik dari sejarah organisasi ini. Berikut faktor pendorong didirikannya VOC
1. Persaingan Dagang Antar Pedagang Belanda
VOC didirikan dengan tujuan untuk menggabungkan usaha dari para pedagang Belanda yang sebelumnya beroperasi secara independen. Pada awalnya, pedagang Belanda bersaing satu sama lain untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.Â
Persaingan ini dianggap tidak menguntungkan oleh pemerintah Belanda. Dengan mendirikan VOC, persaingan dagang antar pedagang Belanda dapat dikurangi, dan mereka dapat bekerja sama dalam satu perusahaan dagang untuk mencapai keuntungan yang lebih besar secara kolektif.
2. Persaingan Dagang dengan Bangsa Lain
Selain mengatasi persaingan internal, VOC juga didirikan untuk menghadapi persaingan dagang dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya, terutama Portugis. Pada saat itu, Portugis merupakan kekuatan dominan dalam perdagangan rempah-rempah di wilayah Asia.Â
VOC ingin menandingi dan mengalahkan dominasi Portugis serta memastikan posisi Belanda sebagai pemain utama dalam perdagangan rempah-rempah. Dengan mendirikan VOC, pemerintah Belanda memberikan dukungan penuh kepada perusahaan ini dan memberikan hak istimewa kepada VOC untuk bertindak sebagai suatu negara dengan kekuatan ekonomi dan militer.
3. Monopoli Rempah-Rempah
Salah satu tujuan utama pendirian VOC adalah untuk mempertahankan monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah Indonesia. Pada saat itu, Indonesia merupakan pusat produksi rempah-rempah terbesar di dunia.Â
VOC berusaha menguasai dan mengendalikan jalur perdagangan rempah-rempah di Hindia Timur dengan cara mengambil alih pelabuhan-pelabuhan strategis serta memperoleh hak monopoli dari pemerintah Belanda. Dengan monopoli ini, VOC dapat mengontrol produksi, distribusi, dan harga rempah-rempah, yang membawa keuntungan besar bagi Belanda.
4. Perkuat Posisi dan Keuangan Belanda
VOC juga didirikan untuk memperkuat posisi Belanda di mata dunia internasional, baik secara politik maupun ekonomi. Pada saat itu, Belanda sedang berperang dengan Spanyol, dan keuangan negara tersebut dalam keadaan krisis. VOC menjadi instrumen penting dalam memperkuat keuangan Belanda.Â
Keberhasilan VOC dalam perdagangan dan ekspansi wilayah di Indonesia memberikan kontribusi besar terhadap pemulihan keuangan Belanda, dan membantu memperkuat posisi negara tersebut dalam hubungan internasional.
5. Menguasai Pelabuhan dan Kerajaan di Indonesia
VOC berusaha untuk menguasai pelabuhan-pelabuhan strategis di Indonesia. Pelabuhan-pelabuhan ini menjadi titik awal dan pusat perdagangan rempah-rempah. Dengan menguasai pelabuhan-pelabuhan tersebut, VOC dapat mengendalikan arus perdagangan dan mengamankan jalur perdagangan rempah-rempah.Â
Selain itu, VOC juga berusaha untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia dengan mengambil alih atau mempengaruhi lembaga-lembaga kerajaan setempat. Dengan melakukan hal ini, VOC dapat memperluas kekuasaan dan kontrol Belanda di wilayah Indonesia.
Advertisement
Kedatangan Belanda Hingga Berdirinya VOC
Pada abad ke-16, perdagangan rempah-rempah dikuasai oleh Portugis dengan kerja sama dari negara-negara seperti Jerman, Spanyol, dan Italia. Belanda tidak ingin kalah dalam perdagangan ini dan pada akhirnya melakukan ekspedisi pelayaran untuk mencari "Kepulauan Rempah-rempah".Â
Pada tahun 1596, Cornelis de Houtman memimpin ekspedisi tersebut dan berlabuh di Banten, Indonesia, yang merupakan pelabuhan dengan penjualan lada terbesar di Jawa Barat. Temuan ini menjadi panduan bagi Belanda untuk melanjutkan ekspedisi ke Nusantara.
Setelah kedatangan pertama Belanda ke Indonesia, VOC secara resmi didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 oleh perkumpulan saudagar Belanda dengan dukungan pemerintah. Pembentukan VOC merupakan solusi dari persaingan harga rempah-rempah yang semakin intens antara pedagang Belanda. VOC bertujuan untuk mengurangi persaingan internal dan mencapai keuntungan yang lebih besar secara kolektif.
VOC berhasil mencapai kesuksesan yang besar. Parlemen Belanda memberikan VOC hak istimewa yang dikenal sebagai hak octrooi. Hak istimewa ini memberikan VOC kewenangan untuk melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah antara Tanjung Harapan hingga Selat Magellan, termasuk wilayah Nusantara. VOC juga memiliki kekuasaan untuk merekrut pegawai atas dasar sumpah setia, membentuk angkatan perang, membangun benteng, mengadakan perjanjian di seluruh Asia, serta mencetak dan mengeluarkan mata uang.
Gubernur Jenderal VOC
Pada tahun 1610, Belanda menempatkan seorang Gubernur Jenderal di Batavia (sekarang Jakarta) untuk mengelola urusan perdagangan dan ekspansi. Gubernur Jenderal VOC pertama di Nusantara adalah Pieter Both, yang kemudian digantikan oleh Jan Pieterszoon Coen. Selain Gubernur Jenderal di Batavia, VOC juga menempatkan Gubernur Jenderal di daerah lain seperti Ambon. Berikut adalah daftar Gubernur Jenderal VOC.
- Pieter Both: 1610-1614
- Gerard Reynst: 1614-1615
- Laurens Reael: 1615-1619
- Jan Pieterszoon Coen: 1617 (diangkat), 1618 (dikonfirmasi), 1619 (resmi), 1623 (akhir jabatan)
- Pieter de Carpentier: 1623-1627
- Jan Pieterszoon Coen: 1624 (diangkat kembali), 1627 (resmi), 1629 (akhir jabatan)
- Jacques Specx: 1629-1632
- Hendrik Brouwer: 1632-1636
- Antonio van Diemen: 1636-1645
- Cornelis van der Lijn: 1645 (diangkat), 1646 (resmi), 1650 (akhir jabatan)
- Carel Reyniersz: 1650 (diangkat), 1651 (resmi), 1653 (akhir jabatan)
- Joan Maetsuycker: 1653-1678
- Rijckloff van Goens: 1678-1681
- Cornelis Speelman: 1681-1684
- Johannes Camphuys: 1684-1691
- Willem van Outhoorn: 1690 (diangkat), 1691 (resmi), 1704 (akhir jabatan)
- Joan van Hoorn: 1704-1709
- Abraham van Riebeeck: 1709-1713
- Christoffel van Swol: 1713-1718
- Hendrick Zwaardecroon: 1718 (diangkat), 1720 (resmi), 1725 (akhir jabatan)
- Mattheus de Haan: 1724 (diangkat), 1725 (resmi), 1729 (akhir jabatan)
- Diederik Durven: 1729-1732
- Dirk van Cloon: 1732-1735
- Abraham Patras: 1735-1737
- Adrian Valckenier: 1737-1741
- Johannes Theodens: 1741-1743
- Gustaaf Willem Baron van Imhoff: 1743-1750
- Jacob Mossel: 1750-1761
- Petrus Albertus van der Parra: 1761-1775
- Jeremias van Riemsdijk: 1775-1777
- Reinier de Klerk: 1777 (diangkat), 1778 (resmi), 1780 (akhir jabatan)
- Willem Arnold Alting: 1780 (pejabat sementara), 1780 (resmi), 1797 (akhir jabatan)
Advertisement
Masa Kejayaan Hingga Runtuh
VOC secara bertahap memperluas kekuasaannya di Indonesia dengan cara yang sistematis. Selain tujuan utamanya untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, VOC juga terlibat dalam politik pemerintahan setempat demi memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Dengan keberhasilan dan kekuasaannya, VOC menjajah wilayah-wilayah di Indonesia dan memperluas pengaruhnya.
Pada abad ke-18, VOC mulai mengalami penurunan kejayaan. Korupsi merajalela, hutang menumpuk, dan biaya perang melawan pemberontakan rakyat terus meningkat. Inggris dan Perancis memanfaatkan situasi ini untuk menguatkan serikat dagang mereka dan menyerang wilayah-wilayah kekuasaan VOC. Pada akhirnya, pada tanggal 31 Desember 1799, VOC resmi dinyatakan bubar oleh pemerintah Belanda. Aset dan tanggungan utang VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda.