Liputan6.com, Jakarta Ilmuwan Islam paling berpengaruh di dunia penting untuk diketahui oleh umat Muslim. Perkembangan sejarah Islam di Indonesia maupun dunia tak uput dari peran penting para ulama dan ilmuwannya terdahulu.
Banyak sekali ilmuwan Islam yang memberikan sumbangsih penemuan dan teorinya untuk kemajuan teknologi maupun perkembangan ilmu-ilmu lainnya, mulai dari ilmu Fisika hingga antropologi.
Atas kerja keras dari ilmuwan Islam dan giatnya dalam menuntut ilmu, mereka dapat memberikan kontribusi yang dapat digunakan hingga saat ini. Bahkan penemuannya dapat memudahkan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas mengenai ilmuwan Islam paling berpengaruh di dunia yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (15/7/2023).
1. Ibnu Sina
Ilmuwan Islam paling berpengaruh di dunia yang pertama adalah Ibnu Sina atau dalam bahasa Latin dikenal sebagai Avicenna. Ia merupakan seorang muslim yang lahir pada tahun 980 Masehi di Uzbekistan, dan meninggal pada tahun 1037 di Persia.
Ibnu sina atau dengan nama lengkap Abu ‘Ali al-Husayn bin ‘Abdullah bin Sina merupakan seorang ilmuwan Islam yang sebagian besar karyanya membahas tentang filosofi dan kedokteran maupun anotomi tubuh.
Karyanya yang terkenal dan banyak menjadi bahan rujukan dalam ilmu kesehatan selama berabad-abad adalah Al-Qaanuun fii al-Thibb. Selain itu, ia juga merupakan seorang ilmuwan Islam yang menemukan manfaat etanol dan penemu teori penularan TBC (Tuberkulosis). Atas jasa dan kecerdasannya, Ibnu Sina memiliki nama lain sebagai Bapak Kedokteran.
2. Al Khawarizmi
Selanjutnya adalah ilmuwan Islam Muhammad bin Musa al-Khawarizmi merupakan seorang jenius yang lahir pada tahun 780 Masehi di Uzbekistan. Al Khawarizmi adalah ilmuwan Islam yang juga merupakan seorang yang ahli dalam bidang matematika, astronomi, astrologi, dan geografi. Semasa hidupnya, Al Khawarizmi telah banyak membuat karya dan masih digunakan hingga saat ini.
Salah satu temuan ilmuwan Islam ini yang paling terkenal adalah Aljabar, ilmu yang sangat membantu dalam menyelesaikan berbagai aturan bilangan. Selain itu, Al Khawarizmi juga merupakan ilmuwan Islam yang menemukan angka 0 ‘nol’ dan sistem angka Hindu-Arab. Tak hanya itu, ilmuwan Islam Al Khawarizmi juga menemukan teori tentang trigonometri, astronomi, dan algoritma. Cabang ilmu satu ini sudah banyak dikenal dan digunakan bahkan sampai sekarang.Â
Advertisement
3. Al Zahrawi
Bukan hanya Ibnu Sina yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran, namun juga Al Zahrawi. Ilmuwan Islam Al Zahrawi juga dikenal sebagai Bapak Ilmu Bedah Dunia yang lahir pada 936 Masehi di Spanyol.Â
Ilmuwan yang memiliki nama lengkap Abu Al Qasim Al Zahrawi ini merupakan ilmuwan Islam yang banyak berkontribusi di bidang kesehatan, terutama dalam ilmu bedah. Keahliannya dalam ilmu bedah itulah yang membuatnya memiliki julukan bapak ilmu bedah dunia.
Semasa hidupnya, Al-Zahrawi berhasil menciptakan benang dan teori menjahit guna menyatukan kembali luka sobek yang terbuat dari jaringan hewan untuk pertama kalinya. Ia juga menyusun sebuah buku Al-Tasrif, buku yang menjadi rujukan dalam dunia kedokteran selama berabad-abad. Buku tersebut Al Zahrawi susun dengan teliti, dengan mendokumentasikan ilmu penyakit dari hydrocephalus (air di otak) dan penyakit-penyakit sejak lahir.
4. Ibnu Khaldun
Ilmuwan Islam paling berpengaruh di dunia berikutnya adalah Abu Zaid 'Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun al-Hadhrami, lahir pada tahun 1332 Masehi dan bertepatan pada 1 Ramadhan 732 Hijriyah di Tunisia.
Ibnu Khaldun merupakan seorang pakar politik, sosiologi, dan ia sering disebut sebagai Bapak Ekonomi Islam karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis. Karya yang terkenal dan banyak dikaji oleh pakar sosiologi ini hingga kini adalah Muqaddimah (Pengantar atau Pembukaan) dan Kitab Al-Ibar. Buku hasil karya beliau menjadi bacaan utama bagi orang-orang yang ingin mempelajari sejarah, ilmu sosial, ilmu politik, dan ilmu ekonomi. Ibnu Khaldun juga mendapat banyak gelar, diantaranya ahli sejarah, ilmu sosial, dan ilmu politik.
5. Al-Jazari
Cendekiawan bernama lengkap Abu Al-‘Iz bin Ismail bin Ar-Razaz Al-Jazari ini merupakan seorang ahli mekanik dan telah banyak menciptakan robot. Itu sebabnya, Al-Jazari kemudian dijuluki sebagai Bapak Robot.
Beliau lahir di tanah Jazira, oleh karena itu panggilannya Al-Jazari. Ayahnya seorang teknik yang hebat. Al-Jazari suka membuat alat-alat mekanik, diantaranya adalah jam air, air mancur, mainan mekanik, robot pemain musik, dan robot yang membantu pekerjaan manusia. Beliau juga menulis berbagai karya berhasil ia ciptakan yang dapat anda ketahui pada buku AL-JAZARI yang berjudul Penggagas Teknologi Robot.
Sebelum dikenal sebagai bapak robot, penemuan pertama Al Jazari adalah mesin pompa air. Pada zaman itu penemuan ini memang sangat bermanfaat. Apalagi masih ditambah dengan beberapa jenis mesin untuk memompanya. Dengan bantuan alat-alat tersebut maka air dalam tanah pun akan tersedot dengan mudah. Sebab pada zaman dulu air bersih susah untuk mendapatkannya. Untuk itu, penemuan Al Jazari ini sangat bermanfaat bagi manusia pada masanya.
Selain menjadi bapak robot dan penemu mesin pompa air, Al Jazari juga menemukan mesin engkol dan roda gigi yang juga berhasil menjadi manfaat besar pada zaman tersebut. Mesin engkol digunakan untuk menggerakkan mobil dan motor. Sedangkan roda gigi digunakan di dunia otomotif hingga saat ini.
Semasa remaja Al Jazari sangat suka belajar berbagai ilmu pengetahua, mulai dari matematika, fisika, teknis industri, dan ilmu pengetahuan lainnya. Hal inilah yang membawa Al Jazari mengetahui banyak hal tentang robot dan mesin pompa air.
6. Ibnu Al Haytham
Ilmuwan Islam selanjutnya adalah Abu Ali al-Hasan bin al-Hasan bin al-Haitsam atau lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Al Haytham yang lahir pada tahun 965 Masehi. Seorang ilmuwan Islam yang pandai dalam bidang sains dan filsafat.
Ibnu al Haytham merupakan seorang ilmuwan yang gemar melakukan penyelidikan atau riset, terutama di bidang optik. Penyelidikan yang diakui hingga kini salah satunya adalah pengamatannya dalam cahaya.Â
Beliau merupakan orang pertama yang menulis dan menemui pelbagai data penting mengenai cahaya, salah satu bukunya yang terkenal adalah Al-Manazir. Dalam buku Al-Manazir, Ia mengatakan bahwa cahayalah yang dapat membuat mata melihat. Menentang teori Euclid dan Ptolemy tentang benda terlihat karena cahaya keluar dari mata manusia.
Ibnu al Haytham juga merupakan seorang Muslim penemu kamera pertama dunia. Pada akhir abad ke-10 M ilmuwan muslim Ibnu al Haytham berhasil menemukan sebuah kamera obscura. Obscura yang berarti the dark chamber atau ruang gelap atau bisa disebut juga dengan kamera yang mempunyai lubang jarum. Kamera ini bisa menunjukkan bahwa cahaya dapat kamu manfaatkan untuk mengambil suatu objek atau gambar di permukaan yang datar dan menghasilkan sebuah foto.
Â
Advertisement