Liputan6.com, Jakarta Fraktura adalah istilah yang mungkin masih belum dipahami oleh sebagian orang. Istilah ini berkaitan dengan keadaan tulang seseorang. Kondisi fraktura ini terjadi ketika tulang menerima tekanan atau benturan yang besar.
Baca Juga
Advertisement
Fraktura adalah kondisi yang kerap juga disebut sebagai patah tulang. Kondisi ini bisa terjadi di bagian tubuh mana saja, namun kerap kali terjadi pada tulang kaki, tulang tangan, tulang rusuk, tulang pinggul, dan lain sebagainya.
Fraktura tidak hanya terjadi karena benturan keras sehingga tulang tidak dapat menahannya lagi. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh benturan kecil saja, namun karena tulang sudah mengalami pengeroposan, fraktura pun terjadi.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (16/7/2023) tentang fraktura.
Mengenal Fraktura
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fraktur atau fraktura adalah keretakan atau keadaan patah (tentang tulang dan sebagainya). Melansir laman kemkes, menurut Suddarth Brunner dalam bukunya “Ajar Keperawatan Medikal Bedah” mengemukakan bahwa fraktura adalah pemisahan atau robekan pada kontinuitas tulang yang terjadi karena adanya tekanan yang berlebihan pada tulang dan tulang tidak mampu untuk menahannya.
Patah tulang atau fraktura adalah kondisi terputusnya keutuhan susunan tulang pada tubuh. Fraktura adalah kondisi yang bisa terjadi di area ujung tulang atau tulang rawan pada bagian persendian serta bagian tengah tulang sehingga dapat menyebabkan luka pada jaringan sekitar, berubahnya posisi (dislokasi), hingga gangguan fungsi pergerakan.
Advertisement
Penyebab Fraktura
Penyebab fraktura adalah trauma langsung misalnya benturan atau pukulan yang mengakibatkan patah tulang. Selain itu, penyebab fraktura juga bisa terjadi karena trauma tidak langsung, yaitu bila fraktur terjadi, bagian tulang mendapat benturan dan mengakibatkan fraktur lain di sekitar bagian yang mendapat benturan tersebut dan juga karena penyakit primer seperti osteoporosis dan osteosarkoma.
- Penyebab fraktura adalah sebagai berikut:
- Cedera akibat terjatuh, kecelakaan, atau perkelahian
- Cedera akibat hentakan berulang, misalnya saat baris-berbaris atau berolahraga
- Penyakit yang mengakibatkan penurunan kepadatan tulang (osteopenia). Osteopenia dapat memicu patah tulang meskipun tidak terjadi benturan.
- Kondisi tumor tulang
Selain itu, kamu juga perlu mengenali faktor risiko fraktura, yaitu sebagai berikut:
- Wanita, terutama di atas usia 50 tahun
- Menopause
- Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
- Konsumsi kortikosteroid jangka panjang
- Memiliki penyakit kronis, seperti diabetes mellitus dan obesitas
Gejala Fraktura
Gejala utama fraktura adalah nyeri hebat di area yang mengalami patah tulang. Nyeri akan bertambah parah ketika bagian tubuh yang mengalami patah tulang digerakkan. Secara umum, gejala fraktura adalah sebagai berikut:
- Pembengkakan. Kondisi pembengkakan adalah salah satu tanda fraktur atau fraktura, kecuali fraktur terjadi jauh di dalam, seperti pada tulang leher atau tulang paha. Hal ini juga bisa mengakibatkan memar.
- Perubahan bentuk tulang. Dapat terjadi pembentukan sudut tulang yang baru, tulang mengalami rotasi, atau pemendekan tulang
- Sulit menggerakkan bagian tubuh yang mengalami patah tulang
- Nyeri hebat. Rasa nyeri yang hebat dapat dirasakan pada daerah patah tulang atau fraktur.
- Kesemutan dan mati rasa di area yang mengalami patah tulang
- Luka terbuka. Keluarnya tonjolan tulang yang patah bisa membentuk luka terbuka di kulit. Hal ini biasanya juga bisa ditandai dengan tulang yang mencuat keluar dari kulit, pada patah tulang terbuka.
Advertisement
Jenis-Jenis Fraktura
Fraktur dibedakan berdasarkan luka jaringannya yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka.
1. Fraktur Tertutup
Fraktur tertuup ditandai dengan kulit tetap utuh di sekitar fraktur,tulang tidak menonjol keluar dari kulit, dan tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Jaringan akan mengalami kerusakan pada kanalis havers dan jaringan lunak di area terjadinya fraktur, selanjutnya akan terbentuk bekuan darah dan benang-benang fibrin serta hematoma sehingga jaringan akan nekrosis. Terjadilah fibroblast dan kapiler-kapiler baru tumbuh sehingga membentuk jaringan granulasi.
Selanjutnya periosteum, endeosteum dan sumsum tulang akan mensuplai osteoblast, kemudian osteoblast berproliferasi membentuk fibrokartilago, kartilago hialin dan jaringan penunjang fibrosa. Kemudian akan dibentuk fiber-fiber kartilago dan matriks tulang yang menghubungkan dua sisi fragmen tulang yang rusak, sehingga terjadi osteogenesis dengan cepat sampai terbentuknya jaringan granulasi.
2. Fraktur Terbuka
Pada fraktur terbuka terdapat kerusakan kulit sekitar fraktur, luka tersebut menghubungkan bagian luar kulit. Fraktur terbuka lebih berpotensi terjadinya infeksi. Terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya luka di kulit. Pada fraktur terbuka terjadi robekan pada kulit dan pembuluh darah, maka terjadilah perdarahan. Darah akan banyak keluar dari ekstra vaskuler maka akan terjadilah syok hipovolemik, ditandai dengan terjadinya penurunan tekanan darah atau disebut hipotensi.
Syok hipovolemik juga dapat menyebabkan cardiac output menurun dan terjadilah hipoksia. Selanjutnya respon tubuh akan membentuk metabolisme anaerob berupa asam laktat, bila terjadi metabolisme anaerob maka asam laktat dalam tubuh akan meningkat. Selain itu terdapat pula fraktur komplit, fraktur inkomplit, fraktur displaced, fraktur comminuted, fraktur impacted atau fraktur compressi, fraktur patologis, fraktur greenstick.