Liputan6.com, Jakarta Hujan deras sejak 9 Juli 2023 lalu di Korea Selatan mengakibatkan banjir serta longsor. Hal ini pun membuat beberapa akses jalan hingga jalur kereta api terhambat.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya itu saja, korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor di Korea Selatan juga telah mengakibatkan banyak korban jiwa. Terbaru diketahui pula masih ada korban yang terjebak di sebuah terowongan atau underpass akibat banjir.
Diketahui terdapat enam korban tewas yang terperangkap di terowongan dan telah diselamatkan oleh otoritas pemadam kebakaran pada Minggu (16/7/2023). Hal ini pun menambah panjang daftar korban meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor di Korea Selatan.
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini beberapa fakta terbaru terkait banjir dan tanah longsor di Korea Selatan yang sebabkan sedikitnya 33 orang meninggal dunia, Minggu (16/7/2023).
1. Bendungan yang meluap hingga tanah longsor
Sebelumnya diketahui hujan deras selama berhari-hari terjadi di Korea Selatan. Hujan deras di musim panas ini bahkan membuat meluapnya Bendungan Goesan di Provinsi Chungcheong Utara. Akibatnya banjir di beberapa wilayah juga tak terelakkan.
Tak hanya banjir saja, tanah longsor juga turut melanda Provinsi Chungcheong Utara hingga membuat sebuah kerata api tergelincir pada Jumat (14/7/2023) malam. Menurut Badan cuaca Korea Selatan, beberapa wilayah di Korea Selatan akan terus diguyur oleh hujan lebat hingga Minggu (16/7/2023).
Advertisement
2. 10 orang masih hilang
Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korea Selatan menyebutkan jika banjir yang terjadi di Korea Selatan mengakibatkan 10 orang hilang. Bahkan, pemerintah diketahui telah mengevakuasi sekitar 7.866 jiwa akibat banjir dan tanah longsor.
Korea Railroad Corp juga diketahui telah menghentikan semua kereta api serta beberapa kereta cepat sejak Sabtu (15/7/2023). Hal ini dilakukan mengingat keamanan di jalur kereta akibat banjir dan tanah longsor. Tak hanya itu saja, jalur kereta yang masih terendam banjir serta adanya perkiraan bebatuan yang jatuh akibat longsor cukup membahayakan.
Perdana Menteri Han Duck-soo pun diperintahkan oleh Presiden Yoon Suk-yeol karena tengah berada di luar negeri untuk memobilisasi semua sumber daya yang tersedia.
3. Korban tewas bertambah
Sebelumnya, pemerintah Korea Selatan telah menyebutkan jika korban meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor sebanyak 24 orang. Tak hanya itu saja, 10 orang masih dinyatakan hilang akibat bencana alam tersebut.
"Setidaknya 24 orang tewas dan 10 lainnya hilang setelah hujan lebat menyebabkan banjir dan tanah longsor di Korea Selatan," lapor Kantor Berita Yonhap pada Sabtu (15/7/2023).
Sebagian besar korban meninggal dunia dikarenakan terkubur oleh tanah longsor serta jatuh ke waduk yang banjir.
Advertisement
4. Belasan kendaraan terjebak di terowongan kota.
Dilansir Liputan6.com dari BBC, Minggu (16/7/2023) diketahui pula jika tim penyelamat di Korea Selatan tengah berjuang untuk mengevakuasi beberapa kendaraan yang terjebak di terowongan kota. Kendaraan yang terdiri dari mobil hingga bus diketahui terjebak akibat banjir di underpass yang berada di kota Cheongju, Provinsi Chungcheong Utara.
Meski tidak jelas, namun diperkirakan terdapat 19 kendaraan yang dilaporkan terjebak di terowongan tersebut. Namun, tim penyelamat berhasil mengevakuasi enam korban meninggal dunia yang terperangkap di sebuah terowongan.
"Kami fokus pada operasi pencarian karena kemungkinan ada lebih banyak orang di sana. Kami melakukan yang terbaik untuk menyelesaikannya hari ini," ujar Seo Jeong-il, selaku kepala stasiun pemadam kebakaran Cheongju barat.
5. Jumlah korban lebih banyak dari 2022
Banjir yang terjadi pada Juli 2023 ini pun disebut-sebut sebagai banjir yang terparah di Korea Selatan. Sebelumnya, pada Agustus 2022 lalu Korea Selatan juga dilanda banjir besar hingga mengakibatkan 16 orang meninggal dunia. Bahkan, banjir pada 2022.
Hingga kini, pemerintah beserta tim penyelamat masih melakukan upaya evakuasi terhadap korban banjir dan tanah longsor di Korea Selatan. Tak sedikit netizen di media sosial yang turut mengungkapkan keprihatinan terhadap kejadian tersebut.
Â
Advertisement