Liputan6.com, Jakarta - Amnion adalah cairan ketuban yang berperan penting dalam menjaga kesehatan dan perkembangan janin selama kehamilan. Fungsi dari amnion adalah paling utama melindungi dan menutrisi embrio. Amnion akan melindungi janin dari trauma, benturan, atau cedera yang mungkin terjadi dari luar kandungan.
Selain itu, fungsi dari amnion juga mejadi ruang yang memungkinkan janin bergerak dan bertumbuh dengan bebas. Adanya cairan amnion yang melingkupi janin, tubuh janin dapat bergerak tanpa hambatan, menggerakkan anggota tubuhnya, dan melakukan latihan gerakan yang penting untuk perkembangan otot dan tulang. Kemampuan bergerak ini sangat penting dalam mengembangkan kemampuan motorik janin sebelum kelahiran.
Fungsi dari amnion juga untuk menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) di dalam rongga amnion. Cairan amnion berperan sebagai isolator termal yang membantu menjaga suhu tubuh janin tetap stabil dan optimal. Selain itu, keseimbangan pH di dalam cairan amnion juga dipertahankan agar lingkungan di sekitar janin tetap dalam kondisi yang nyaman.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang fungsi dari amnion yang dimaksudkan, Senin (17/7/2023).
Utamanya Lindungi dan Nutrisi Embrio
Amnion adalah salah satu komponen penting dalam kehamilan. Fungsi dari amnion paling utama adalah cairan ketuban yang melindungi dan memberi nutrisi pada bayi yang sedang berkembang di dalam rahim ibu. Sebagai cairan pembungkus embrio, amnion merupakan membran janin yang paling dalam dan berdampingan langsung dengan cairan amnion atau likuor amnii.
Universitas Muhammadiyah Semarang menjelaskan bahwa amnion juga merupakan jaringan yang menentukan hampir semua kekuatan regang membran janin. Fungsi dari amnion ini rincinya, untuk melindungi janin dari berbagai risiko fisik dan benturan, serta memberikan nutrisi yang dibutuhkan bagi perkembangan janin yang optimal.
Amnion adalah cairan fisiologis yang terdapat di dalam rahim dan dihasilkan oleh sel-sel yang ada di plasenta, kemudian ditambah dengan urine janin sebagaimana dijelaskan RS Pondok Indah di laman website resminya. Lalu, dalam buku berjudul Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, disebutkan amnion memiliki volume yang bervariasi pada kehamilan cukup bulan, sekitar 1000-1500 cc dengan komposisi yang sebagian besar terdiri atas air sebanyak 98%.
Sisanya mengandung urea, albumin, kreatinin, asam urik, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks caseosa, dan garam organik. Komposisi ini sangat penting dalam menyediakan nutrisi dan elemen penting lainnya bagi janin selama masa perkembangan di dalam rahim.
Proses pembentukan amnion menarik untuk dipahami. Amnion mulai terbentuk sekitar 12 hari setelah pembuahan. Saat janin mulai tumbuh, kantung amnion akan terisi dengan cairan ketuban. Pada tahap awal kehamilan, sebagian besar cairan amnion mengandung air yang berasal dari tubuh ibu. Namun, seiring berjalannya kehamilan, sebagian besar cairan amnion diproduksi oleh organ paru-paru dan ginjal janin.
Selain itu, janin juga menelan cairan amnion yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuhnya. Proses ini berperan penting dalam membantu perkembangan sistem pencernaan janin sebelum kelahiran.
Dalam buku berjudul Bahan Ajar Obstetri Fisiologi yang disusun oleh Nuriah Arma, Nelly Karlinah, dan Efrida Yanti menjelaskan bahwa amnion pada kehamilan aterm berupa membran yang kuat ulet tetapi lentur. Ini memungkinkan amnion untuk menjaga fleksibilitas dan kelenturannya saat janin bergerak di dalam rahim. Membran ini juga berperan sebagai salah satu lapisan pelindung bagi janin, mencegah masuknya infeksi atau bakteri dari lingkungan sekitar.
Amnion memiliki peran krusial dalam menjaga suhu tubuh janin. Cairan amnion berfungsi sebagai isolator termal yang membantu menjaga suhu tubuh janin tetap stabil dan sesuai dengan kondisi lingkungan di dalam rahim ibu. Peran ini sangat penting karena suhu yang terjaga dengan baik akan mendukung perkembangan janin secara optimal.
Dalam buku berjudul Buku Ajar Kehamilan oleh Lina Fitriani, S.S.T., M.Keb., Firawati, S.S.T., M.Keb. dan Raehan, S.S.T., M.Keb., fungsi dari amnion lainnya ada lima. Mulai dari melakukan proteksi kehamilan, mobilisasi, homeostasis, mekanik, hingga memudahkan saat persalinan.
Advertisement
1. Proteksi atau perlindungan:
Fungsi dari amnion yang pertama adalah melindungi janin dari potensi trauma, benturan, atau cedera yang mungkin terjadi dari luar kandungan. Sebagai cairan pembungkus embrio, amnion membentuk lapisan pelindung yang kuat untuk janin di dalam rahim.
Ketika ibu mengalami guncangan atau benturan, amnion bertindak sebagai bantalan yang menyerap sebagian besar dampak tersebut, mengurangi risiko cedera pada janin. Proteksi ini sangat penting karena membantu menjaga keselamatan dan integritas fisik janin selama masa perkembangannya di dalam rahim.
2. Mobilisasi:
Amnion juga berperan sebagai ruang yang memungkinkan janin untuk bergerak dan bertumbuh dengan bebas. Dengan adanya cairan amnion yang melingkupi janin, tubuh janin dapat bergerak tanpa hambatan, menggerakkan anggota tubuhnya, dan melakukan latihan gerakan yang penting untuk perkembangan otot dan tulang. Kemampuan bergerak ini sangat penting dalam mengembangkan kemampuan motorik janin sebelum kelahiran.
3. Homeostasis:
Fungsi dari amnion selanjutnya adalah menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) di dalam rongga amnion. Cairan amnion berperan sebagai isolator termal yang membantu menjaga suhu tubuh janin tetap stabil dan optimal. Selain itu, keseimbangan pH di dalam cairan amnion juga dipertahankan agar lingkungan di sekitar janin tetap dalam kondisi yang nyaman dan sesuai untuk perkembangan janin yang sehat.
4. Mekanik:
Amnion berperan penting dalam menjaga keseimbangan tekanan di seluruh ruang intrauterin, terutama pada waktu persalinan. Ketika kontraksi persalinan terjadi, tekanan di dalam rahim meningkat, dan amnion membantu menyeimbangkan tekanan tersebut. Hal ini membantu dalam proses persalinan dan membantu janin bergerak melalui jalan lahir dengan lebih lancar.
5. Membantu saat persalinan:
Selama persalinan, fungsi dari amnion adalah untuk melicinkan atau membersihkan jalan lahir dengan cairan yang steril. Ketika janin mulai melalui jalan lahir, cairan ketuban dari amnion keluar bersamaan dengan janin, membantu melumasi jalan lahir dan memfasilitasi keluarnya janin dengan lebih mudah.
Cairan ketuban ini juga berfungsi sebagai pelindung tambahan bagi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir, memberikan lingkungan yang lebih bersih dan steril saat proses persalinan berlangsung.
Â